Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi Ungkap Anjing Dapat Memprediksi Gempa Bumi, Ini Caranya

Kompas.com - 13/01/2023, 22:13 WIB
Esra Dopita Maret

Penulis

Sumber akc.org

JAKARTA, KOMPAS.com - Anjing adalah makhluk yang luar biasa dan memiliki beberapa keterampilan hampir supranatural.

Tentu saja, bukan sihir yang memberi anjing kemampuan istimewanya. Anjing mampu merasakan hal-hal di luar persepsi manusia. 

Baca juga: Penyebab Anjing dan Kucing Menginginkan Privasi Saat Buang Kotoran

Misalnya, anjing dapat mencium bau, mendengar suara bernada tinggi yang tidak terdeteksi, bahkan anjing bisa mendeteksi kehamilan.

Lantas, apakah indra super itu bisa membantu anjing memprediksi gempa bumi?

Sejak tahun 373 Sebelum Masehi, ada laporan tentang hewan yang bertingkah aneh sebelum terjadi gempa bumi. 

Anda mungkin pernah mendengar bukti anekdotal bahwa anjing bertindak dengan cara tidak biasa, dari beberapa detik hingga beberapa hari sebelum gempa bumi terjadi. 

Namun, tidak ada bukti ilmiah yang meyakinkan anjing memprediksi gempa bumi dan tidak ada yang yakin mekanisme apa yang digunakan untuk melakukannya. 

Baca juga: Amankah Memelihara Anjing Siberian Husky di Rumah dengan Anak-anak?

Ilustrasi anjing Shiba inu.Shutterstock/OlesyaNickolaeva Ilustrasi anjing Shiba inu.
Salah satu metode yang mungkin mendeteksi gempa bumi secara dini adalah merasakan gelombang P.

Semua gempa bumi menghasilkan gelombang berbeda yang menjalar keluar dari sumber gempa. Gelombang P adalah gelombang kompresi yang mengguncang tanah dalam arah yang berlawanan dengan arah gelombang bergerak.

Gelombang ini bergerak lebih cepat daripada gelombang S yang lebih besar atau gelombang geser, yang mengguncang tanah dengan arah tegak lurus terhadap gelombang.

Kebanyakan manusia tidak menyadari gelombang P yang lebih kecil karena kecepatannya  lebih cepat, tiba beberapa detik sebelum gelombang S. 

Baca juga: 8 Ras Anjing Paling Setia di Dunia, dari Shiba Inu sampai Beagle

Namun, dengan indra yang lebih tajam, anjing memperhatikan gelombang P dan bereaksi sebelum manusia menyadari ada yang salah.

Meski hal itu bisa menjelaskan kemampuan anjing merasakan bahaya dalam hitungan detik setelah gempa bumi, hal itu tidak mendukung gagasan bahwa anjing dapat waspada terhadap gempa berjam-jam, bahkan berhari-hari sebelumnya.

Mungkinkah anjing mendeteksi tanda-tanda awal lainnya seperti tanah yang miring atau perubahan medan magnet bumi?

Salah satu kemungkinan adalah anjing mendengar aktivitas seismik bawah tanah bernada tinggi dari batu-batu yang begesekan yang terjadi sebelum gempa bumi.

Baca juga: 8 Fakta Menarik Anjing Shiba Inu, Sangat Setia dan Nyaris Punah

Mengalami kecemasan sebelum gempa bumi terjadi

Ilustrasi anjing Siberian husky.Shutterstock/Vivienstock Ilustrasi anjing Siberian husky.
Dilansir dari AKC, Jumat (12/1/2023), sebuah studi yang dilakukan Stanley Coren, profesor psikologi di University of British Columbia, Kanada mendukung hal ini. 

Coren meneliti apakah anjing dapat mengalami Seasonal Affective Disorder ketika, secara kebetulan, mengumpulkan data sehari sebelum gempa bumi tingkat 6,8 melanda Pacific Northwest.

Data ini meliputi aktivitas dan tingkat kecemasan terhadap 200 anjing yang tinggal di Vancouver, Kanada, sebuah kota yang terkena dampak gempa.

Pada hari sebelum gempa bumi, 49 persen anjing menunjukkan peningkatan kecemasan yang signifikan dan 47 persen jauh lebih aktif. Ini adalah peningkatan tajam dari rata-rata harian yang stabil, yang dikumpulkan hingga saat itu. 

Baca juga: Jangan Dilakukan, Ini 5 Perilaku Manusia yang Dibenci Anjing

Gempa bumi yang akan datang tampaknya merupakan penjelasan paling mungkin untuk perubahan perilaku anjing-anjing itu. Namun, apakah anjing memprediksi gempa bumi?

Coren menduga anjing mendengar aktivitas seismik, jadi anjing menyelami data untuk mendapatkan informasi lebih lanjut.

Sebanyak 14 anjing dalam penelitian tersebut memiliki gangguan pendengaran, kecuali satu dari mereka tidak menunjukkan peningkatan aktivitas dan kecemasan anjing-anjing lainnya.

Mungkin mereka tidak dapat mendeteksi apa yang mengganggu sesama anjing. Menariknya, satu anjing dengan gangguan pendengaran yang merespons dengan kecemasan tinggal dengan anjing yang bisa mendengar secara normal, jadi mungkin bereaksi terhadap perubahan perilaku teman serumahnya.  

Baca juga: Cara Mendeteksi Kulit Terbakar Matahari pada Anjing dan Mengatasinya

Ilustrasi anjing English cocker spaniel. PIXABAY/Alkhaine Ilustrasi anjing English cocker spaniel.
Coren juga melihat bentuk telinga anjing yang terkulai dapat menghalangi sebagian suara yang masuk. Dalam penelitian itu, Coren membagi anjing-anjing berdasarkan bentuk telinga, yakni tegak dan terkulai.

Anjing-anjing bertelinga tegak menunjukkan lebih banyak peningkatan aktivitas dan kecemasan sehari sebelum gempa bumi daripada anjing dengan telinga terkulai lantaran dapat mendengar lebih banyak aktivitas seismik.

Selain itu, Coren mengelompokkan anjing berdasarkan ukuran kepala. Mamalia dengan kepala lebih kecil dapat mendengar frekuensi lebih tinggi daripada mamalia berkepala besar

Faktanya, anjing-anjing dengan ukuran kepala terkecil cenderung menunjukkan peningkatan aktivitas dan tingkat kecemasanjauh lebih besar sebelum gempa dibanding anjing-anjing dengan kepala besar. 

Baca juga: 7 Ras Anjing Berkepribadian Lembut di Dunia, Cocok untuk Anak-anak 

Hal ini memberikan bukti potensial lebih lanjut bahwa suara seismik berfrekuensi tinggi  memperingatkan anjing terhadap gempa bumi yang akan datang.

Meski penelitian Coren hanya melibatkan satu gempa bumi, bersama dengan bukti anekdotal, tampaknya anjing dapat memprediksi gempa bumi setidaknya dalam kondisi tepat.

Jika gempa bumi menghasilkan suara frekuensi tinggi yang cukup keras pada hari-hari sebelum gempa terjadi, anjing mungkin mampu merasakan ada sesuatu tidak biasa akan terjadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

5 Ide Dekorasi Sudut Kosong di Dalam Rumah

5 Ide Dekorasi Sudut Kosong di Dalam Rumah

Decor
Kompor Induksi Vs Kompor Listrik, Mana yang Lebih Bagus?

Kompor Induksi Vs Kompor Listrik, Mana yang Lebih Bagus?

Home Appliances
5 Bahan Dapur yang Bisa Mengusir Hama di Rumah

5 Bahan Dapur yang Bisa Mengusir Hama di Rumah

Do it your self
5 Kesalahan Membersihkan Kamar Tidur yang Harus Dihindari

5 Kesalahan Membersihkan Kamar Tidur yang Harus Dihindari

Do it your self
6 Barang yang Dapat Dibersihkan dengan Rol Serat

6 Barang yang Dapat Dibersihkan dengan Rol Serat

Housing
5 Cara Menghilangkan Noda Detergen dari Pakaian

5 Cara Menghilangkan Noda Detergen dari Pakaian

Do it your self
Cara Menghilangkan Bekas Lecet dari Dinding dan Lantai

Cara Menghilangkan Bekas Lecet dari Dinding dan Lantai

Do it your self
6 Cara Membasmi Jangkrik dari Rumah

6 Cara Membasmi Jangkrik dari Rumah

Housing
Jangan Asal, Ini Cara Mencuci Selimut Berdasarkan Materialnya

Jangan Asal, Ini Cara Mencuci Selimut Berdasarkan Materialnya

Do it your self
6 Cara Menyimpan Syal Agar Tidak Mudah Rusak

6 Cara Menyimpan Syal Agar Tidak Mudah Rusak

Do it your self
Cara Mencuci Bantal Menggunakan Tangan dan Mesin Cuci

Cara Mencuci Bantal Menggunakan Tangan dan Mesin Cuci

Do it your self
6 Ide Kamar Mandi Industrial, Unik dan Fungsional

6 Ide Kamar Mandi Industrial, Unik dan Fungsional

Decor
6 Cara Mendekorasi Kamar Mandi Kecil, Bikin Nyaman dan Indah

6 Cara Mendekorasi Kamar Mandi Kecil, Bikin Nyaman dan Indah

Decor
6 Cara Menata Lemari Kecil agar Bisa Menyimpan Banyak Pakaian

6 Cara Menata Lemari Kecil agar Bisa Menyimpan Banyak Pakaian

Do it your self
5 Manfaat Lemon untuk Kebun, dari Usir Ular sampai Gulma

5 Manfaat Lemon untuk Kebun, dari Usir Ular sampai Gulma

Pets & Garden
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com