Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Tips Budidaya Jamur Tiram di Rumah agar Tumbuh Subur

Kompas.com - 18/06/2022, 11:49 WIB
Nabilla Ramadhian,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Jamur tiram menjadi salah satu komoditas yang bisa dibudi dayakan di rumah karena mereka tidak membutuhkan banyak ruang.

“Dibudidayakan di Jakarta bisa, di Cikarang bisa. Enggak ada masalah karena memang budidaya jamur bukan di luar ruangan,” ungkap Pendiri Jamur Halwa, Helmi Nurjamil, dalam acara Live YouTube Kompas.com bertajuk “Inspirasi +62, EP.1: Resign dari PNS Kok Malah Jadi Petani??”, Jumat (17/6/2022).

Baca juga: Mantan ASN Beralih Jadi Petani Jamur, Raup Omzet Rp1 Miliar per Bulan

Dirinya menambahkan, yang paling menarik dari budidaya jamur ini adalah bisa dilakukan secara vertikal. Artinya, baglog bisa saling bertumpuk.

Adapun baglog adalah wadah tanam untuk meletakkan bibit jamur. Berdasarkan informasi dalam akun Instagram @jamurhalwa, Sabtu (18/6/2022), baglog bisa diartikan sebagai kantong serbuk kayu berbentuk silinder.

Dengan kata lain, baglog adalah media tanam untuk meletakkan bibit jamur tiram, yang mana nantinya juga berfungsi sebagai media yang akan ditumbuhi buah jamur tiram.

Kendati demikian, ada beberapa hal yang perlu diketahui agar budidaya jamur tiram di rumah bisa dilakukan dengan sukses, apa saja?

Baca juga: Tertarik Budi Daya Jamur Tiram? Ini Modal yang Harus Disiapkan

 

1. Perhatikan suhu dan kelembapan

Ilustrasi jamur tiram di dalam keranjang. SHUTTERSTOCK/ Ika Rahma H Ilustrasi jamur tiram di dalam keranjang.

Menurut Helmi, jamur tiram bisa dibudidaya di mana saja asalkan suhu dan kelembapannya diperhatikan agar mereka tumbuh subur.

“Kalau di budidaya jamur, mereka berada pada suhu kurang lebih pada 28 derajat celsius dengan tingkat kelembapan 80-90 persen,” jelasnya.

2. Jangan kena cahaya matahari langsung

Kemudian, pastikan baglog tidak terkena cahaya matahari langsung. Sebab, jamur tiram di alam liar pun tumbuh di bawah naungan pepohonan rindang.

“Kalau bisa, ditempatkan di area yang agak lembap, seperti di dekat kamar mandi atau di kebun belakang bagi yang punya ruang halaman. Biasanya halaman agak lembap, itu bisa dipakai,” tutur Helmi.

Baca juga: Simak, Cara Budidaya Jamur Tiram untuk Pemula

3. Sterilisasi material pembuat master bibit

Apabila memulai budidaya jamur dari bibit F1, Helmi mengingatkan agar jangan lupa melakukan proses sterilisasi pada bahan-bahan pembuat bibit F2 atau master bibit di steamer setelah dikompos.

Ilustrasi jamur tiram. FREEPIK/AZERBAIJAN_STOCKERS Ilustrasi jamur tiram.

“Gunanya untuk apa? Kita enggak tahu apakah serbuk kayunya ada getah atau enggak, ada oli atau engga. Ini supaya steril. Setelah steril, baru masukkan master bibit atau F2,” jelas dia.

4. Jaga baglog agar tidak kering

Seperti yang disebutkan sebelumnya, baglog sebagian besar berisi serbuk kayu. Walhasil, mereka akan lebih mudah mengering.

Untuk itu, jaga agar mereka tidak kering dengan cara menyemprot lantai kumbung (rumah jamur) alih-alih disiram. Lakukan penyemprotan dua sampai tiga kali sehari, tergantung suhu dan kelembapan kumbung.

Helmi mengungkapkan, dirinya memiliki pengalaman dengan seseorang yang mencoba budidaya jamur.

Mereka menaruh baglog di garasi, dan komplain karena jamur tidak tumbuh-tumbuh.

Baca juga: Cara Budidaya Jamur Tiram Pakai Serbuk Gergaji, Mudah dan Sederhana

“Saat saya cek, gimana mau tumbuh kalau hanya disiram satu kali dan garasi dalam keadaan panas. Baglog sudah enggak ada air, sudah kering dan ringan. Dia bilang, dia kayaknya enggak ada bakat budi daya jamur,” katanya.

5. Jangan lupa buka dan potong baglog

Ilustrasi jamur tiram segar. SHUTTERSTOCK/ IKA HILAL Ilustrasi jamur tiram segar.

Baglog memang bisa disusun secara vertikal, tetapi ada tahapan-tahapan lain yang perlu dilakukan sebelum meninggalkannya di kumbung.

Bagian cincin dan kertas penutupnya perlu dibuka terlebih dulu dan didiamkan selama sekitar lima hari. Untuk lantai kumbung yang terbuat dari tanah, siram untuk menambah kelembapan.

Setelah lima hari, potong ujung baglog agar ruang pertumbuhan jamur lebih lebar. Diamkan selama tiga hari dan jangan disemprot, cukup semprot area lantai saja.

Baca juga: Cara Budidaya Tauge Hidroponik, Mudah dan Hemat Tempat

6. Hindari hama jamur tiram

Jamur dapat terserang penyakit hama. Untuk mengatasinya, gunakan insektisida. Segera hilangkan hama karena mereka dapat menyebar dan merusak seluruh tanaman yang ada.

Ada beberapa cara untuk mencegah hama menyerang jamur tiram, yakni jamur membutuhkan sirkulasi udara untuk bernafas dan tumbuh, dan penyemprotan hanya menggunakan air bersih.

Ilustrasi jamur tiram.SHUTTERSTOCK/PADA SMITH Ilustrasi jamur tiram.

Kemudian, area panen harus rajin diperiksa untuk melihat tanda-tanda hama. Jika ada yang terkena hama, segera pisahkan.

7. Olah agar semakin menguntungkan

Jamur tiram tidak hanya bisa dijual dalam keadaan segar, tetapi dalam bentuk olahan lainnya dalam periode tumbuh apa pun.

Baca juga: Tertarik Budidaya Seledri? Simak, Begini Caranya

Saat sudah tidak aktif, misalnya, baglog bisa diolah kembali menjadi pupuk organik dan pakan ternak. Jamurnya sendiri pun tidak hanya bisa dijual saat masih segar, juga bisa diolah menjadi es jamur, bahkan sate jamur.

“Jamur ini bisa kita bikin kering (menjadi) tepung, lalu diolah sebagai kaldu jamur. Kaldu ini banyak digandrungi oleh masyarakat yang tidak ingin anaknya mengonsumsi MSG. Budi daya jamur memang tidak ada yang terbuang, serunya di situ. Semua bisa jadi uang,” kata Helmi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com