Untuk bahan yang lebih besar atau yang lebih sulit untuk dihancurkan, seperti kulit semangka, kulit jeruk atau kulit alpukat, cobalah memotong atau mencabik-cabiknya menjadi potongan-potongan kecil untuk mempercepat proses pengomposan.
Tongkol jagung harus dibiarkan dalam ukuran penuh karena ukuran dan bentuknya membantu memberikan aerasi yang diperlukan ke tumpukan kompos.
Baca juga: Cara Membuat Kompos dari Rumput, Mudah dan Murah
Sementara roti, sereal, pasta, oat, beras, dan biji-bijian lainnya umumnya boleh ditambahkan ke tempat sampah kompos.
Namun, sebaiknya tambahkan roti, sereal, pasta, oat, beras, dan biji-bijian lainnya setelah mulai basi karena akan lebih cepat rusak dan akan lebih menyeimbangkan kadar air.
Sebagian besar produk hewani harus dihindari. Sementara kulit telur baik-baik saja, telur, daging, ikan, dan susu harus dihindari.
Sebab, mereka dapat berkembang biak menjadi penyakit saat membusuk dan menarik hama.
Telur, daging, ikan, dan susu sangat berbau saat membusuk dan dapat menyebabkan suhu tumpukan kompos naik terlalu tinggi dan membunuh mikroorganisme yang menguntungkan.
Ingatlah bahwa logam, kaca, dan plastik tidak dapat dijadikan kompos dan bioplastik tidak akan terurai di tumpukan kompos rumah.
Kertas, termasuk koran, boleh saja karena tinta koran sekarang berbahan dasar air atau kedelai, tetapi hindari menggunakan kertas mengilap.
Hindari penggunaan kertas mengilap lainnya, seperti wadah kemasan makanan, karena tidak mudah rusak dan ada juga yang dilapisi plastik tipis.
Baca juga: Catat, Ini Bahan Makanan yang Bisa dan Tidak Boleh Dijadikan Kompos
Jika kamu membuat kompos dari kantong teh celup, potong bagian atasnya karena diikat dengan staples atau mungkin disegel dengan lem plastik.
Sementara pupuk kandang adalah tambahan hijau yang bagus untuk kompos. Tapi, ingatlah bahwa ini hanya berlaku untuk hewan vegetarian, seperti sapi, kambing, kuda, dan ayam.
Jangan menambahkan kotoran anjing atau kucing ke kompos, karena kemungkinan besar membawa organisme penyakit dan akan membuat bau tumpukan kompos yang tak tertahankan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.