Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta Tentang Ekor Kucing yang Kamu Harus Tahu

Kompas.com - Diperbarui 28/04/2023, 18:32 WIB
Dian Reinis Kumampung

Penulis

Sumber Catster

Ilustrasi kucing Himalaya atau kucing Kashmir, ekor kucing.Shutterstock/sinangoksoy Ilustrasi kucing Himalaya atau kucing Kashmir, ekor kucing.

Seekor kucing yang bahagia, misalnya, berjalan dengan ekornya terangkat tinggi, dan kucing yang sangat bahagia akan menambahkan getaran di ujung ekornya untuk menunjukkan kegembiraannya.

Seekor kucing yang agak kesal akan menggerakkan ujung ekornya, tetapi jika dia mengibaskan ekornya ke depan dan ke belakang, sebaiknya kamu menjauh, karena cakarnya akan segera keluar.

Seekor kucing yang berkonsentrasi pada mangsanya akan membuat ekornya terangkat rendah ke tanah, meskipun mungkin ada sedikit kedutan di akhir saat ia mencoba mengendalikan kegembiraannya.

3. Cedera ekor kucing dapat menyebabkan kerusakan permanen

Meskipun sumsum tulang belakang tidak memanjang sampai ke ekor kucing, cedera masih dapat menyebabkan kerusakan saraf yang serius.

Ilustrasi anak kucing, ekor kucing.SHUTTERSTOCK/ANNA HOYCHUK Ilustrasi anak kucing, ekor kucing.

Baca juga: 6 Alasan Kucing Peliharaan Senang Berada di Kamar Mandi

Ketika sumsum tulang belakang berakhir, saraf yang membantu mengontrol dan memberikan sensasi pada ekor, kaki belakang, kandung kemih, usus besar, dan anus harus memanjang ke luar tanpa perlindungan tulang tulang belakang.

Menarik ekor kucing dapat meregangkan atau bahkan merobek saraf ini dan menyebabkan ketidakmampuan sementara (atau permanen) untuk berjalan, ketidakmampuan untuk menahan ekor tetap tegak, inkontinensia, atau nyeri kronis.

Baca juga: 4 Cara Mengetahui Usia Kucing

4. Kucing bisa hidup tanpa ekor

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com