JAKARTA, KOMPAS.com - Benda-benda di kamar mandi seperti sikat gigi dan loofah atau spons penggosok tubuh kerap luput dari perhatian untuk dibersihkan. Padahal, kedua benda itu merupakan kebutuhan wajib bagi semua orang.
Sikat gigi berguna membersihkan gigi serta menjaga kesehatan gigi dan mulut. Begitu pun dengan loofah berfungsi membersihkan tubuh dari keringat atau kotoran yang menempel di kulit tubuh.
Baca juga: Simak, Cara Membersihkan Sikat Gigi yang Benar
Namun, kebersihan kedua barang itu sering kali diabaikan. Misalnya, kita baru mengganti sikat gigi bila tampilan bulunya sudah keluar atau mekar. Begitu juga dengan loofah. Peralatan mandi ini baru diganti bila materialnya sudah menipis atau kecil.
Padahal, sikat gigi dan loofah yang digunakan terlalu lama dapat menjadi tempat berkembang biaknya bakteri, yang dapat menyebabkan infeksi kulit.
Baca juga: 3 Kesalahan Meletakkan Sikat Gigi di Dalam Kamar Mandi
Dilansir dari laman Home and Décor, menurut Low Chai Ling, dokter kulit dari The Sloane Clinic, sebuah penelitian menemukan rata-rata sikat gigi mengandung sekitar 10 juta kuman, termasuk sebagian besar bakteri berbahaya yang dapat membuat sakit parah seperti stafilokokus, streptokokus, dan e-coli.
Chai Ling menjelaskannya, bagaimana bakteri dapat tinggal di sikat gigi. Partikel kuman dan bakteri yang menyebar ke udara dapat terbawa atau menempel di sikat gigi.
Baca juga: 10 Barang Ini Ada Tanggal Kedaluwarsanya, Sandal hingga Sikat Gigi
Ditambah lagi, kondisi kamar mandi yang lembap rentan menjadi tempat berkembangnya bakteri serta kebersihan mulut kita yang belum tentu terjaga.
Penumpukan kuman dan bakteri itu tentu tidak bisa dilihat secara kasatmata, tetapi bulu yang rusak cenderung menjadi tempat tinggal bakteri.
Selain bakteri, bulu sikat yang sudah rusak juga tidak akan efektif membersihkan gigi. Karena itu, sebaiknya rutin mengganti sikat gigi beberapa kali dalam setahun, tepatnya setiap tiga atau empat bulan sekali.
Baca juga: 10 Manfaat Pasta Gigi, Bersihkan Kamar Mandi hingga Perhiasan Usang
Sama dengan sikat gigi, loofah jaring sintetis juga perlu diganti secara berkala lantaran kemungkinan sudah penuh dengan jamur dan bakteri.
“Organisme ini tumbuh dan berkembang dengan cepat di celah-celah dan dapat menyebar ke kulit, yang menyebabkan ruam serta infeksi kulit lainnya,” ucap Low, Rabu (12/5/2021).
Baca juga: Simak, Manfaat Pasta Gigi untuk Bersihkan Perlengkapan Rumah Tangga
Ia juga mengingatkan untuk membersihkan dan memeras loofah setiap kali digunakan sehabis mandi untuk menghilangkan kelebihan air, lalu gantung di tempat yang berventilasi baik untuk mengeringkannya.
Untuk waktu pergantian, disarankan mengganti loofah setiap tiga hingga empat minggu sekali.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.