Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Wahyu Suryodarsono
Tentara Nasional Indonesia

Indonesian Air Force Officer, and International Relations Enthusiast

China: Antara Sosialisme, Kapitalisme, dan Realisme Ofensif

Kompas.com - 10/04/2024, 06:54 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Sedangkan dalam sistem ekonomi pasar China, negara memiliki peranan lebih besar. Ia memiliki kekuatan untuk mengontrol lebih banyak instrumen perekonomian negara dibandingkan dengan negara-negara barat untuk meraih kepentingannya.

Hal ini dapat kita amati dengan banyaknya China melakukan strategi financing terhadap proyek infrastruktur di negara-negara berkembang, pengetatan kebijakan investasi asing, pengendalian arus impor, dan disertai investasi ke luar negeri (capital outflow) dari aktor swastanya dengan cara yang sangat masif.

Fenomena ini seakan membuat pemerintah sosialis China menjadikan para kapitalisnya sebagai tangan kanan demi mengendalikan perekonomiannya, baik dalam lingkup domestik maupun luar negeri.

Sistem seperti ini nyatanya membuat ekonomi China menjadi tumbuh secara pesat dalam beberapa dekade terakhir, hingga memungkinkan perusahaan-perusahaannya melakukan ekspansi ke negara lain.

Instrumen ekonomi secara cerdik nyatanya digunakan oleh Pemerintah China sebagai salah satu senjata efektif dalam mengejar kepentingannya.

Seperti dalam buku Beijing Rules: How China Weaponized Its Economy to Confront the World, karya Bethany Allen-Ebrahimian, Partai Komunis China telah menunjukkan peranan yang menarik dalam pengaruhnya di perekonomian global untuk meyakinkan pemerintah dan aktor-aktor swasta di seluruh dunia demi mendukung kepentingan politiknya secara koersif.

Contohnya, seperti bagaimana ketika perusahaan penyedia jasa online meeting Zoom yang mendapatkan keuntungan masif saat pandemi, terbukti membantu menyediakan informasi kepada pemerintah China untuk mengejar pengkhianat ataupun buronan dari negara tersebut.

Sebagai perusahaan asal Amerika, adanya keterlibatan perusahaan Zoom dengan pemerintah China dalam hal ini termasuk cukup ironis, karena membuat Zoom dapat sekali-kali membocorkan komunikasi yang dilakukan oleh pengguna melalui servernya untuk dilaporkan kepada pemerintah China. Hal ini tentunya dapat mengancam privasi penggunanya secara umum di seluruh dunia.

Reformasi ekonomi yang dilakukan China nyatanya dibaca oleh Amerika Serikat sebagai ancaman nyata.

Banjirnya produk-produk China di luar negeri dengan harga kompetitif dapat mengancam kelangsungan industri di negara lain, tak terkecuali di Negeri Paman Sam.

AS seringkali menganggap China sebagai negara kompetitor dalam perekonomian global, yang puncaknya adalah perang dagang (trade war) antara kedua negara yang diiniasi oleh Trump di masa kepemimpinannya.

Melihat status quo AS yang telah terlalu lama nyaman sebagai satu-satunya negara adidaya pascaruntuhnya Uni Soviet, banyak yang memperkirakan bahwa kebangkitan ekonomi China tidak akan terjadi secara damai ataupun tenang-tenang saja.

Salah satu yang mengemukakan hal ini adalah Prof. John Mearsheimer, yang melalui teori “realisme ofensif”-nya menyampaikan bahwa hegemoni AS kini sedang terusik.

Realisme Ofensif

Dalam bukunya berjudul The Tragedy of Great Power Politics, Prof. John Mearsheimer menjelaskan teori yang disebut dengan realisme ofensif, dimana teori tersebut terbentuk atas dasar lima asumsi.

Pertama, negara adalah aktor kunci dalam politik internasional, dan tidak ada otoritas lain yang berdiri di atasnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com