Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Kota Emas Gordion di Turkiye dan Legenda Raja Midas

Kompas.com - 28/03/2024, 20:27 WIB
BBC News Indonesia,
Aditya Jaya Iswara

Tim Redaksi

“Seorang raja Frigia bernama Midas disebutkan dalam beberapa sumber kuno, termasuk catatan sejarah penguasa Asyur Sargon II,” kata Roller.

"Bangsa Asyur menganggapnya sebagai raja yang kuat dan saingan utama dalam upaya mereka memperluas wilayah mereka pada abad ke-8 SM," ujar Roller.

Bukti lebih lanjut tentang keberadaan Raja Midas dapat ditemukan sekitar dua jam sebelah barat Gordion, di sebuah tempat bernama Yazilikaya yang lebih dikenal sebagai "Kota Midas".

Kota ini bukan tujuan turisme. Yazilikaya adalah situs puncak bukit yang sangat indah dengan formasi vulkanik yang menonjol dari lanskapnya. Tempat ini penuh dengan gua dan makam kuno. Terdapat pula tangga berusia 3.000 tahun mengarah ke terowongan gema yang dipahat dari batu padat.

Namun, yang paling dramatis dari semua monumen di sini adalah fasad candi yang megah, setinggi 17 meter, yang diukir pada permukaan batu sekitar 3.000 tahun yang lalu.

Di bagian atas, sebuah prasasti dalam bahasa Frigia kuno berbunyi: "Ates telah mendedikasikan ini untuk Midas, pemimpin tentara dan penguasa".

Baca juga: Mengenal Legenda Kitsune, Rubah dari Mitologi Jepang Kuno

Bukti tertulis di prasasti itu bahwa Midas adalah raja sejati, cukup penting bagi penguasa setempat Ates untuk menjaminkan kuil kepadanya.

“Karena Midas adalah raja yang kuat, kemungkinan besar dia dimakamkan di suatu tempat di Gordion,” kata Profesor Brian Rose.

“Menemukan makamnya akan menjadi penemuan yang sangat penting. Dan tempat yang jelas untuk mencarinya adalah di salah satu gundukan yang mengelilingi kota,” ujar Rose.

Lebih dari 125 gundukan kuburan yang mengelilingi Gordion berasal dari abad ke-9 hingga ke-6 SM.

Pekerjaan tanah raksasa ini, yang tampak seperti bukit-bukit asing di lanskap datar, dibangun untuk melindungi makam orang-orang penting dari perampok makam, seperti halnya piramida Mesir.

Yang terbesar adalah sebuah puncak curam yang kini ditutupi rumput kuning lebat, berdiri setinggi 53 meter. Postur itu menjadikannya gundukan pemakaman terbesar kedua di Turkiye. Para ahli memperkirakan, dibutuhkan 1.000 orang hingga dua tahun untuk membangunnya.

Para ahli memperkirakan, dibutuhkan 1.000 orang hingga dua tahun untuk membangun Midas Mound.ALAMY/CHRIS HELLIER via BBC INDONESIA Para ahli memperkirakan, dibutuhkan 1.000 orang hingga dua tahun untuk membangun Midas Mound.
"Para arkeolog awalnya menamakan gundukan itu sebagai Midas Mound karena mereka mengira Midas pasti terkubur di dalamnya. Tapi mereka tidak tahu pasti," kata Rose.

“Arkeolog harus sangat berhati-hati saat menggalinya karena itu hanyalah tumpukan besar tanah yang dipadatkan. Jika salah, maka semuanya bisa runtuh,” ujarnya.

Pada 1957, bekerja sama dengan tim penambang batu bara Turkiye, para ahli dengan hati-hati membuat terowongan ke dalam gundukan tersebut. Di dalamnya, mereka menemukan ruang pemakaman besar yang terbuat dari kayu pinus dan juniper, terawetkan dengan sempurna di dalam kepompong kedap udara selama hampir 3.000 tahun.

Saat ini, turis dapat mengikuti terowongan penggalian yang sama jauh ke dalam gundukan untuk mengunjungi makam. Ini adalah bangunan kayu tertua yang masih berdiri di mana pun di dunia.

Karena sangat rapuh, bangunan itu kini ditopang oleh balok-balok dan dilindungi oleh pagar logam. Meski tertutup, melihat struktur kuno yang telah tersembunyi di bawah tanah begitu lama ini, berusia hampir 800 tahun lebih tua Pompeii Turkiye, merupakan pengalaman yang dashyat.

Penghuni makam itu adalah seorang pria berusia 60-an, terbaring di tempat tidur yang roboh dan dikelilingi oleh guci perunggu, mangkuk dan kendi yang dihias, perabotan kayu berukir, potongan kain halus dan persembahan berharga lainnya yang sesuai dengan penguburan seorang raja.

Baca juga: Legenda Izanagi dan Izanami yang Ciptakan Pulau-pulau di Jepang

Apakah yang berbaring di makam adalah Raja Midas?

Tapi apakah yang berbaring di makam itu merupakan Raja Midas?

Pada awal 2000-an, para arkeolog Gordion beralih ke dendrokronologi—penanggalan cincin pohon—untuk mendapatkan jawabannya.

Namun, ketika mereka menganalisis kayu gelondongan yang digunakan untuk membangun ruang permakaman, mereka menemui hambatan.

“Kayu tersebut berasal dari sekitar tahun 740 SM—namun menurut catatan Asyur, Midas masih hidup pada 709 SM, 31 tahun kemudian,” ungkap Rose. “Makam ini bukan milik Midas.”

Halaman:

Terkini Lainnya

AS Tegas Peringatkan Israel, Pasokan Senjata Akan Disetop jika Lanjutkan Serang Rafah

AS Tegas Peringatkan Israel, Pasokan Senjata Akan Disetop jika Lanjutkan Serang Rafah

Global
[POPULER GLOBAL] PRT Dapat Warisan Rp 43,5 Miliar | Israel Serang Rafah

[POPULER GLOBAL] PRT Dapat Warisan Rp 43,5 Miliar | Israel Serang Rafah

Global
Israel Serang Rafah: Hamas Lawan Balik, AS Hentikan Pengiriman Senjata

Israel Serang Rafah: Hamas Lawan Balik, AS Hentikan Pengiriman Senjata

Global
Militer Taiwan Siap Hadapi Apapun Langkah China saat Presiden Lai Mulai Menjabat

Militer Taiwan Siap Hadapi Apapun Langkah China saat Presiden Lai Mulai Menjabat

Global
Ada Air Terjun di Kantor, Ternyata Ini Penyebabnya

Ada Air Terjun di Kantor, Ternyata Ini Penyebabnya

Global
Pria China Bangun dari Koma 10 Tahun Berkat Perawatan Tulus Istrinya

Pria China Bangun dari Koma 10 Tahun Berkat Perawatan Tulus Istrinya

Global
Ukraina Kemungkinan Mati Listrik di Seluruh Negeri Usai Serangan Besar Rusia

Ukraina Kemungkinan Mati Listrik di Seluruh Negeri Usai Serangan Besar Rusia

Global
India Tangkap 4 Orang yang Dituduh Selundupkan Orang untuk Jadi Tentara Rusia di Ukraina

India Tangkap 4 Orang yang Dituduh Selundupkan Orang untuk Jadi Tentara Rusia di Ukraina

Global
Kepala Propaganda yang Melayani Ketiga Pemimpin Korea Utara Meninggal

Kepala Propaganda yang Melayani Ketiga Pemimpin Korea Utara Meninggal

Global
Jika Pasukan Perancis Dikirim ke Ukraina, Rusia Anggap Sasaran Sah

Jika Pasukan Perancis Dikirim ke Ukraina, Rusia Anggap Sasaran Sah

Global
Israel Buka Lagi Penyeberangan Kerem Shalom untuk Bantuan ke Gaza

Israel Buka Lagi Penyeberangan Kerem Shalom untuk Bantuan ke Gaza

Global
Di Museum Australia, Ada Toilet Khusus Perempuan

Di Museum Australia, Ada Toilet Khusus Perempuan

Global
Israel Buru Hamas dalam Serangan Besar-besaran di Rafah

Israel Buru Hamas dalam Serangan Besar-besaran di Rafah

Global
Malaysia Akan Hadiahkan Orangutan kepada Negara Pembeli Minyak Sawit, Serupa Diplomasi Panda dari China

Malaysia Akan Hadiahkan Orangutan kepada Negara Pembeli Minyak Sawit, Serupa Diplomasi Panda dari China

Global
Gerakan Tenda Mahasiswa Pro-Palestina dan Paradoks Demokrasi AS

Gerakan Tenda Mahasiswa Pro-Palestina dan Paradoks Demokrasi AS

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com