Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penduduk Tepi Barat: Ramadhan Tak Pernah Seperti Ini... 

Kompas.com - 22/03/2024, 11:44 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP

Bakr mengatakan, kekerasan dan ketakutan telah berdampak pada staf rumah sakit dan membuat Ramadhan kali ini jauh lebih sunyi.

Pekerjaan mereka memiliki tekanan tinggi, dengan korban yang sering datang pada malam hari dan membuat petugas medis darurat kewalahan.

"Sekarang ini saya bergegas pulang ke rumah setelah puasa harian berakhir saat matahari terbenam karena saya khawatir bukan hanya untuk saya, tapi juga untuk anak-anak saya," kata Bakr.

Baca juga: Israel Dilaporkan Akan Bangun 3.300 Unit Permukiman di Tepi Barat

Pekan lalu pasukan Israel membunuh dua orang di dalam rumah sakit, dalam apa yang digambarkan oleh militer sebagai "kegiatan kontraterorisme" terhadap "tersangka bersenjata".

Dalam rekaman yang tersimpan di ponsel Bakr, salah satu pria, Mahmud Abu al-Haija, yang mengenakan celana jins dan sweter hitam, ditembak mati di luar ruang gawat darurat, meninggalkan bercak darah merah terang di lantai ketika orang-orang menyeretnya keluar.

Bibi pria tersebut, Farha Abu al-Haija, mengatakan kepada AFP bahwa Mahmud bukan pejuang perlawanan atau pembawa senjata, dan dia berlari ke rumah sakit untuk mencari tempat yang aman.

Kedua jasad pria yang terbunuh itu dibungkus dengan bendera Hamas berwarna hijau dan dihiasi ikat kepala sayap bersenjata kelompok militan tersebut untuk pemakaman mereka.

"Ramadhan tidak seperti ini"

Farha Abu al-Haija mengatakan, bahwa ia biasanya menantikan bulan Ramadhan, namun kini keluarganya dan warga lainnya menghadapi banyak kehilangan.

"Ada kesedihan, kemarahan, rasa sakit," ucapnya.

Sedikitnya 444 warga Palestina telah terbunuh oleh pasukan Israel atau pemukim di seluruh Tepi Barat sejak 7 Oktober, menurut Kementerian Kesehatan Palestina.

Mokhles Turkman sedang dalam perjalanan pulang dari tempat kerjanya pada Rabu (20/3/2024), berencana untuk berbuka puasa bersama keluarganya, ketika ia mendengar ledakan keras -serangan yang menurut Israel menargetkan militan Palestina.

Ketika Turkman (29), mengetahui ledakan tersebut telah menewaskan tiga orang, ia membatalkan rencana awalnya dan memutuskan untuk bergabung dengan prosesi pemakaman di jalan-jalan Jenin.  

Salah satu dari mereka yang terbunuh adalah seorang "komandan" Jihad Islam, menurut militer Israel, yang juga menuduhnya melakukan serangan mematikan tahun lalu yang menewaskan seorang warga sipil Israel.

Baca juga: 1 Tewas 8 Terluka akibat Pria Bersenjata Tembaki Kendaraan di Tepi Barat

"Ramadhan tidak pernah seperti ini," kata Turkman kepada AFP, ketika para pemuda menembakkan senjata otomatis ke udara dan yang lainnya menurunkan tiga jenazah ke dalam kuburan yang baru saja digali.

Ia memutuskan menghadiri pemakaman tersebut "untuk berdiri bersama rakyat".

"Kami ingin berdiri bersama keluarga mereka, memberi tahu mereka bahwa kita semua bersatu," jelas Turkman.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com