Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sekjen PBB Sebut Laporan Iklim Global Tunjukkan Bumi di Ambang Kehancuran, Apa Indikasinya?

Kompas.com - 20/03/2024, 08:03 WIB
Irawan Sapto Adhi

Editor

Penulis: VOA Indonesia

JENEWA, KOMPAS.com - Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) pada Selasa (19/3/2024) mengatakan, semua rekor iklim global terpecahkan tahun lalu, seiring meningkatnya suhu dan mencairnya es di laut.

Dalam laporan tahunan tentang Keadaan Iklim Global, badan cuaca PBB itu menjelaskan bahwa suhu rata-rata mencapai tingkat tertinggi dalam 174 tahun pencatatan.

Bahkan, selisihnya tampak jelas, yakni mencapai 1,45 derajat celsius di atas tingkat praindustri.

Baca juga: Cuaca Panas Terlalu Ekstrem, Lapisan Es Penyangga di Antartika Timur Hancur Lebur

Menurut WMO, suhu samudra juga naik menjadi terpanas dalam data 65 tahun terakhir dengan lebih dari 90 persen lautan mengalami kondisi gelombang panas sepanjang tahun,

Hal ini, kata mereka, membahayakan sistem pangan.

"Bumi mengeluarkan seruan darurat. Laporan terbaru Keadaan Iklim Global ini menunjukkan bahwa planet ini berada di ambang kehancuran," kata Sekjen PBB Antonio Guterres dalam pesan video yang dirilis setelah keluarnya laporan tersebut.

Laporan itu menunjukkan cairnya es Samudra Antartika, dengan tingkat puncaknya mencapai 1 juta km2 di bawah rekor sebelumnya. Itu setara dengan luas Mesir.

Tren itu, ditambah pemanasan yang menyebabkan naiknya permukaan laut, telah berkontribusi pada peningkatan lebih dari dua kali lipat laju kenaikan permukaan laut dalam dekade terakhir dibandingkan dengan periode 1993-2002, kata laporan WMO tersebut.

“Kabar baiknya adalah kita masih bisa mempertahankan kenaikan suhu bumi dalam jangka panjang di bawah batas tersebut, dan menghindari dampak terburuk dari kekacauan iklim. Dan kita tahu bagaimana melakukannya, dengan mencocokkan kecepatan perubahan iklim dengan tindakan iklim yang radikal,” kata Guterres.

Baca juga:

“Masih ada waktu untuk memberi bantuan kepada manusia dan planet ini. Namun, para pemimpin harus bertindak, sekarang juga,” tambahnya. 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com