Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Putin Selalu Menang, Kenapa Pilpres Rusia Masih Penting?

Kompas.com - 18/03/2024, 17:32 WIB
BBC News Indonesia,
Aditya Jaya Iswara

Tim Redaksi

Angka tersebut mencakup mereka yang tinggal di wilayah pendudukan Ukraina—Crimea dan sebagian wilayah Donbass, yang diambil alih secara ilegal oleh Rusia pada 2014, serta wilayah lain di timur dan selatan Ukraina yang diduduki sejak Februari 2022.

Sebanyak 1,9 juta warga Rusia lainnya yang tinggal di luar negeri akan menggunakan hak pilihnya, termasuk 12.000 orang di negara tetangga Kazakhstan, tempat Rusia menyewa Baikonur, sebuah pangkalan peluncuran luar angkasa.

Baca juga: Kata Putin dalam Pidato Kemenangannya di Pilpres Rusia 2024...

Apa dampak Perang Ukraina terhadap pemilu?

Vladimir Putin muncul di banyak acara selama kampanyenya, terutama pertemuan dengan mahasiswa dan pekerja di berbagai wilayah Rusia.

Meskipun ia menghindari pembicaraan tentang "operasi militer khusus"—istilah Moskwa untuk invasi—perang selalu melingkupi kehidupan Rusia: sanksi internasional, pilihan perjalanan yang terbatas, lebih sedikit barang asing dan rasa terisolasi, setidaknya dari Eropa dan Amerika Utara.

Perang tersebut telah memakan korban jiwa puluhan, bahkan ratusan ribu tentara Rusia.

Jumlah pemilih yang tinggi akan menambah legitimasi terhadap keputusan presiden di masa depan, yang banyak di antaranya berkaitan dengan perang di Ukraina.AFP via BBC INDONESIA Jumlah pemilih yang tinggi akan menambah legitimasi terhadap keputusan presiden di masa depan, yang banyak di antaranya berkaitan dengan perang di Ukraina.
Ratusan ribu orang Rusia, sebagian besar berusia muda, terpelajar, dan berkecukupan, telah meninggalkan negaranya dalam 24 bulan terakhir. Alasannya, baik karena mereka tidak setuju dengan perang tersebut atau karena mereka tidak ingin diikutsertakan dalam pertempuran.

Bahkan ketika perang tidak muncul dalam kampanye, perang telah menjadi komponen utama narasi media di Rusia. Akhirnya, masyarakat Rusia tidak dapat menghindarinya.

Jumlah pemilih dan dukungan yang tinggi terhadap presiden akan menambah legitimasi pada keputusan-keputusannya selanjutnya, yang banyak di antaranya terkait langsung dengan invasi Rusia ke Ukraina.

Baca juga: Reaksi Sekutu dan Lawan Putin atas Kemenangannya di Pilpres Rusia 2024

Siapa saja kandidat dalam pemilu Rusia kali ini?

Selain Vladimir Putin, ada tiga kandidat lain dalam pemilu kali ini: Leonid Slutsky, seorang konservatif nasionalis, kandidat Partai Komunis Nikolai Kharitonov, dan Vladislav Davankov, seorang pengusaha dari partai "Rakyat Baru" yang baru didirikan, yang memiliki perwakilan kecil di majelis rendah parlemen Rusia.

Ketiganya telah menyatakan dukungannya terhadap perang Rusia di Ukraina dan Presiden Putin, dan tidak satu pun dari mereka yang memberikan ancaman nyata.

Penantang sebenarnya telah dipenjara, disingkirkan, atau meninggalkan negara tersebut. Lawan terberat Putin, Alexei Navalny, meninggal di penjara dengan keamanan tinggi pada bulan Februari.

Ketika ditanya oleh wartawan BBC Steve Rosenberg apakah menurutnya dia akan menjadi presiden yang lebih baik daripada Vladimir Putin, Nikolai Kharitonov menjawab bahwa bukan dia yang berhak mengatakannya, dan bahwa para pemilih akan "memutuskan segalanya".

Pada saat yang sama, Kharitonov menyerukan “belok kiri menuju masa depan”. Dia telah berada dalam daftar sanksi Barat sejak 2022.

Nikolai Kharitonov dari Partai Komunis adalah salah satu dari tiga kandidat lainnya dalam pemilu kali ini, namun semuanya menyatakan dukungan terhadap kebijakan Putin dan tidak ada satu pun yang dianggap memberikan ancaman nyata.GETTY IMAGES via BBC INDONESIA Nikolai Kharitonov dari Partai Komunis adalah salah satu dari tiga kandidat lainnya dalam pemilu kali ini, namun semuanya menyatakan dukungan terhadap kebijakan Putin dan tidak ada satu pun yang dianggap memberikan ancaman nyata.
Sementara itu, Leonid Slutsky, seorang anggota parlemen dari Partai Demokrat Liberal Rusia (LDPR), telah menghadapi berbagai tuduhan pelecehan seksual dan masuk dalam daftar sanksi internasional sejak tahun 2014.

Vladislav Davankov adalah pendatang baru dari partai baru, namun dia jarang tampil di media.

Halaman:
Baca tentang

Terkini Lainnya

Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Global
Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Global
Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Global
Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Internasional
Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Global
AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Global
Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Internasional
AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

Global
6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

Global
Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Global
Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Global
Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Global
[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

Global
Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com