Angka tersebut mencakup mereka yang tinggal di wilayah pendudukan Ukraina—Crimea dan sebagian wilayah Donbass, yang diambil alih secara ilegal oleh Rusia pada 2014, serta wilayah lain di timur dan selatan Ukraina yang diduduki sejak Februari 2022.
Sebanyak 1,9 juta warga Rusia lainnya yang tinggal di luar negeri akan menggunakan hak pilihnya, termasuk 12.000 orang di negara tetangga Kazakhstan, tempat Rusia menyewa Baikonur, sebuah pangkalan peluncuran luar angkasa.
Baca juga: Kata Putin dalam Pidato Kemenangannya di Pilpres Rusia 2024...
Vladimir Putin muncul di banyak acara selama kampanyenya, terutama pertemuan dengan mahasiswa dan pekerja di berbagai wilayah Rusia.
Meskipun ia menghindari pembicaraan tentang "operasi militer khusus"—istilah Moskwa untuk invasi—perang selalu melingkupi kehidupan Rusia: sanksi internasional, pilihan perjalanan yang terbatas, lebih sedikit barang asing dan rasa terisolasi, setidaknya dari Eropa dan Amerika Utara.
Perang tersebut telah memakan korban jiwa puluhan, bahkan ratusan ribu tentara Rusia.
Bahkan ketika perang tidak muncul dalam kampanye, perang telah menjadi komponen utama narasi media di Rusia. Akhirnya, masyarakat Rusia tidak dapat menghindarinya.
Jumlah pemilih dan dukungan yang tinggi terhadap presiden akan menambah legitimasi pada keputusan-keputusannya selanjutnya, yang banyak di antaranya terkait langsung dengan invasi Rusia ke Ukraina.
Baca juga: Reaksi Sekutu dan Lawan Putin atas Kemenangannya di Pilpres Rusia 2024
Selain Vladimir Putin, ada tiga kandidat lain dalam pemilu kali ini: Leonid Slutsky, seorang konservatif nasionalis, kandidat Partai Komunis Nikolai Kharitonov, dan Vladislav Davankov, seorang pengusaha dari partai "Rakyat Baru" yang baru didirikan, yang memiliki perwakilan kecil di majelis rendah parlemen Rusia.
Ketiganya telah menyatakan dukungannya terhadap perang Rusia di Ukraina dan Presiden Putin, dan tidak satu pun dari mereka yang memberikan ancaman nyata.
Penantang sebenarnya telah dipenjara, disingkirkan, atau meninggalkan negara tersebut. Lawan terberat Putin, Alexei Navalny, meninggal di penjara dengan keamanan tinggi pada bulan Februari.
Ketika ditanya oleh wartawan BBC Steve Rosenberg apakah menurutnya dia akan menjadi presiden yang lebih baik daripada Vladimir Putin, Nikolai Kharitonov menjawab bahwa bukan dia yang berhak mengatakannya, dan bahwa para pemilih akan "memutuskan segalanya".
Pada saat yang sama, Kharitonov menyerukan “belok kiri menuju masa depan”. Dia telah berada dalam daftar sanksi Barat sejak 2022.
Vladislav Davankov adalah pendatang baru dari partai baru, namun dia jarang tampil di media.