Putin Nyaris Tak Ada Saingan di Pilpres Rusia 2024, Bisa Berkuasa 6 Tahun Lagi

MOSKWA, KOMPAS.com - Presiden Rusia Vladimir Putin nyaris tak memiliki pesaing di pemilihan presiden atau pilpres Rusia 2024 pada 15-17 Maret.

Pemungutan suara di "Negeri Beruang Merah" ini dijaga ketat oleh petugas, dan tidak diperbolehkan adanya kritik publik terhadap Putin atau perang di Ukraina.

Musuh politik terberat Putin yaitu Alexei Navalny meninggal di penjara Arktik bulan lalu, sedangkan para oposisi lainnya dipenjara atau diasingkan.

Baca juga: Gelaran Pilpres Rusia 2024 Diwarnai Gelombang Serangan Drone dan Protes

Hanya ada tiga saingan bagi Putin (71), itu pun semua dari partai-partai pendukung Kremlin yang tidak mengkritik pemerintahannya termasuk perang Rusia-Ukraina yang kini memasuki tahun ketiga.

France24 melaporkan, ketiga capres selain Putin adalah Leonid Slutsky dari Partai Demokrat Liberal Rusia (LDPR) berhaluan ultranasionalis, Vladislav Davankov dari Partai Rakyat Baru yang relatif liberal, dan politisi veteran Nikolai Kharitonov dari Partai Komunis.

Dikutip dari Associated Press, jumlah capres yang memenuhi syarat kali ini jauh lebih sedikit daripada pilpres Rusia 2018.

Baca juga:

• Ukraina Dituduh Sabotase Pilpres Rusia yang Hampir Pasti Menangkan Putin
• Rusia dan Ukraina Saling Jatuhkan Drone Saat Pemilu Dimulai

Para oposisi Rusia mendesak orang-orang yang tidak senang dengan Putin atau anti-perang untuk tidak berunjuk rasa di Tempat Pemungutan Suara (TPS) pada Minggu (17/3/2024) siang.

Adapun pemungutan suara dilakukan di 11 zona waktu negara tersebut, di wilayah Ukraina yang dianeksasi, dan secara online.

Lebih dari 60 persen pemilih yang memenuhi syarat sudah memberikan suaranya pada Minggu pagi.

Menjelang pilpres Rusia 2024, Putin menyebut perang di Ukraina sebagai pertarungan hidup atau mati melawan Barat yang berusaha memecah belah Rusia.

Baca juga: Oposisi Pendukung Navalny Serukan Rusak Surat Suara saat Pilpres Rusia