Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sistem Satelit Rusia dan China Dipakai Sejumlah Merek Ponsel, AS Khawatir

Kompas.com - 15/03/2024, 15:30 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Reuters

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Badan Komunikasi Federal AS (FCC) sedang mengadakan penyelidikan terkait risiko penggunaan sistem satelit asing Rusia dan China oleh merek ponsel di Amerika Serikat.

Hal ini disampaikan oleh FCC pada Kamis (14/3/2024), yang mengungkapkan kekhawatiran akan potensi ancaman keamanan yang ditimbulkan penggunaan sistem tersebut.

Dilansir dari Reuters, FCC khususnya mengkhawatirkan perangkat genggam di AS yang menerima dan memproses sinyal dari Global Navigation Satellite System (GNSS) yang dikendalikan musuh asing, yang melanggar aturan komisi tersebut.

Baca juga: Seberapa Banyak Bantuan AS untuk Ukraina sejak Invasi Rusia?

Pihak FCC tengah mencari jawaban dari produsen ponsel terkemuka seperti Apple, Google, Motorola, Nokia, Samsung, dan lainnya yang secara total menguasai lebih dari 90 persen pasar ponsel pintar di AS.

Meskipun demikian, hingga saat ini belum ada tanggapan resmi dari perusahaan-perusahaan tersebut terkait permintaan komentar yang diajukan oleh FCC.

Seorang juru bicara FCC menyatakan bahwa belum ada catatan pasti mengenai ancaman keamanan yang mungkin dibawa oleh sinyal-sinyal tersebut, serta apakah produsen perangkat genggam telah melanggar peraturan yang ada.

Reaksi terhadap penyelidikan ini juga datang dari perwakilan Mike Gallagher, ketua House Select China Committee, yang mengirimkan surat kepada Ketua FCC Jessica Rosenworcel untuk menyuarakan keprihatinannya.

Gallagher menyoroti laporan bahwa ponsel-ponsel di AS menerima dan memproses sinyal dari satelit China dan Rusia, yang sejatinya tidak diizinkan oleh FCC kecuali untuk sistem Global Positioning System (GPS) AS dan GNSS Galileo Eropa.

Gallagher menegaskan bahwa perangkat di AS juga menerima sinyal dari konstelasi GNSS BeiDou RRT dan GLONASS Rusia, hal ini memunculkan pertanyaan tentang kebijakan dan keamanan dalam penggunaan sinyal dari satelit asing tersebut.

Rosenworcel sendiri sebelumnya telah mengungkapkan kekhawatiran terhadap chip yang ada di perangkat genggam AS, yang dirancang untuk beroperasi dengan sistem satelit navigasi global negara lain.

Baca juga: DPR AS Loloskan RUU Larangan TikTok

Dalam konteks ini, FCC tengah berupaya untuk mengetahui sejauh mana kepatuhan perangkat-perangkat tersebut terhadap aturan yang telah ditetapkan.

Mereka juga sedang mengidentifikasi potensi kerentanan yang mungkin ada dalam cara perangkat-perangkat tersebut memproses sinyal GNSS.

Selain itu, Rosenworcel juga menyatakan bahwa banyak perangkat di Amerika Serikat sudah terbiasa beroperasi dengan sinyal asing sejak tahun 2018, yang menunjukkan kompleksitas dan tantangan yang dihadapi dalam menegakkan kebijakan terkait penggunaan sistem satelit global.

Baca juga: AS Akan Bangun Dermaga Khusus untuk Kirim Makanan ke Gaza

Hal ini memunculkan perdebatan lebih lanjut mengenai keamanan dan kebijakan yang perlu diperhatikan dalam menggunakan teknologi satelit asing di negara tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Internasional
New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

Global
Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Global
Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Global
Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Global
Arab Saudi Imbau Warga Waspadai Penipuan Visa Haji Palsu

Arab Saudi Imbau Warga Waspadai Penipuan Visa Haji Palsu

Global
China Beri Subsidi Rp 22,8 Juta ke Warga yang Mau Tukar Mobil Lama ke Baru

China Beri Subsidi Rp 22,8 Juta ke Warga yang Mau Tukar Mobil Lama ke Baru

Global
Atlet Palestina Bakal Diundang ke Olimpiade Paris 2024

Atlet Palestina Bakal Diundang ke Olimpiade Paris 2024

Global
Rangkuman Hari Ke-793 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Jalur Kereta Api | Risiko Bencana Radiasi Nuklir

Rangkuman Hari Ke-793 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Jalur Kereta Api | Risiko Bencana Radiasi Nuklir

Global
Hamas Pelajari Proposal Gencatan Senjata Baru dari Israel

Hamas Pelajari Proposal Gencatan Senjata Baru dari Israel

Global
Rektor Universitas Columbia Dikecam atas Tindakan Keras Polisi pada Pedemo

Rektor Universitas Columbia Dikecam atas Tindakan Keras Polisi pada Pedemo

Global
China Jadi Tuan Rumah Perundingan Persatuan Palestina bagi Hamas-Fatah

China Jadi Tuan Rumah Perundingan Persatuan Palestina bagi Hamas-Fatah

Global
Mahasiswa Paris Akhiri Demo Perang Gaza Usai Bentrokan di Jalanan

Mahasiswa Paris Akhiri Demo Perang Gaza Usai Bentrokan di Jalanan

Global
Perempuan Ini Bawa 2 Kg Kokain di Rambut Palsunya

Perempuan Ini Bawa 2 Kg Kokain di Rambut Palsunya

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com