Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita WNI Puasa di Australia, Hampir Pingsan Saking Panasnya

Kompas.com - 16/03/2024, 15:01 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

"Kalau kayak kemarin saya hampir black out (pingsan) itu sebenarnya boleh buka. Karena sudah menyakiti diri sendiri, gitu kan?" katanya.

"Tapi kalau istilahnya kayak, 'Ah enggak apa-apa, saya istirahat dulu, saya coba dulu' dan ternyata bisa, ya lebih baik."

Baca juga: Cerita WNI di AS, Manfaatkan Libur Akhir Tahun untuk Kerja Jadi Penjaga Rumah

Puasa paling menantang

Pengalaman Ryan berbeda dengan warga Indonesia lainnya di Adelaide, yaitu Nazira Andjani, akrab disapa Jani.

Jani bekerja sebagai business support officer di Adelaide Festival Centre dan menghabiskan waktu kerjanya di dalam ruangan ber-AC.

Tapi tetap saja ada tantangannya.

"Waktu hari pertama (Ramadhan) walaupun saya bekerja di kantor... saya harus commute (berangkat) dari rumah ke kantor naik bus," kata Jani.

"Itu sudah terasa panas banget."

Jani yang sudah empat tahun tinggal di Adelaide mengatakan, puasa tahun ini adalah yang tersulit karena jatuh setelah musim panas baru berakhir.

Australia memiliki empat musim, yang tiap musim bertahan tiga bulan. Musim panas di Australia dimulai Desember hingga Februari, tapi suhu di bulan Maret masih tinggi.  

"Tiga tahun pertama itu puasanya waktu musim dingin dan belum daylight saving," katanya.

"Jadi ini puasa pertama saya yang daylight saving dan panas."

Daylight saving terjadi di saat musim panas, saat waktu dimundurkan satu jam agar tetap memanfaatkan sinar matahari.

Ini berarti siang lebih panjang dan orang-orang akan terekspos kepada sinar matahari lebih lama.

"Kalau kita bandingkan dengan Indonesia, mungkin puasa sekitar 13 jam, kalau kita agak lebih lama," katanya.

"Tapi Alhamdulillah ya orang-orang kantor pun terbuka dan suportif dengan keyakinan saya... mereka menyemangati."

Baca juga: Cerita WNI di Gaza, Bertahan di Tengah Perang Israel-Hamas

Halaman:

Terkini Lainnya

Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Internasional
Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Global
AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Global
Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Internasional
AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

Global
6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

Global
Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Global
Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Global
Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Global
[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

Global
Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Global
Polisi Bubarkan Demo Mahasiswa Pro-Palestina di Amsterdam dan Berlin

Polisi Bubarkan Demo Mahasiswa Pro-Palestina di Amsterdam dan Berlin

Global
OPCW: Tuduhan Penggunaan Senjata Kimia di Ukraina Tidak Cukup Bukti

OPCW: Tuduhan Penggunaan Senjata Kimia di Ukraina Tidak Cukup Bukti

Global
Israel Kerahkan Tank ke Rafah, Ambil Alih Kontrol Perbatasan

Israel Kerahkan Tank ke Rafah, Ambil Alih Kontrol Perbatasan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com