Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sepinya Jalan-jalan Menuju Masjid Al-Aqsa Jelang Ramadhan di Tengah Perang Gaza...

Kompas.com - 10/03/2024, 18:14 WIB
Irawan Sapto Adhi

Editor

Pemerintah Israel tak banyak memberi perincian menjelang Ramadhan tahun ini, yang mungkin dimulai pada Minggu (10/3/2024) malam. Tetapi, pihaknya mengatakan beberapa warga Palestina dari Tepi Barat akan diizinkan untuk salat di Al-Aqsa.

Kompleks ini telah lama menjadi tempat keagamaan yang sangat diperebutkan, karena terletak di Bukit Bait Suci, yang oleh orang Yahudi dianggap sebagai situs paling suci bagi mereka.

Kota ini terletak di Yerusalem timur, bagian dari kota yang diduduki Israel selama perang Timur Tengah pada 1967 dan kemudian dianeksasi.

Baca juga: Lagi, Israel Bunuh Warga Palestina di Tepi Barat, Kali Ini 3 Anggota Brigade Martir Al-Aqsa

Palestina ingin menjadikan kota ini sebagai ibu kota negara mereka di masa depan.

Amerika Serikat (AS) dan mediator internasional lainnya telah mendorong gencatan senjata di Gaza bertepatan dengan awal Ramadhan. Namun belum ada terobosan.

Israel tetap berkomitmen untuk melanjutkan invasi dan memusnahkan Hamas, yang menewaskan sekitar 1.200 orang di Israel dan menyandera sekitar 250 orang dalam serangan pada 7 Oktober.

Kelompok militan tersebut membebaskan puluhan sandera selama gencatan senjata pada November tahun lalu. Namun mereka menolak untuk melepaskan lebih banyak sandera tanpa jaminan penghentian kekerasan secara menyeluruh.

Sebagian besar pemilik toko di Kota Tua menolak memberikan pandangan mereka tentang Ramadhan yang akan datang. Puluhan warga Palestina telah ditahan oleh Israel karena menggunggah kirim teks ke media sosial tentang perang di Gaza sejak perang itu dimulai.

Beberapa orang yang tidak keberatan berbicara mengatakan bahwa lebih banyak Israel sudah mengerahkan lebih banyak polisi di Kota Tua sejak Oktober.

Para pria Palestina yang berusia muda kerap dilarang memasuki kompleks Al-Aqsa untuk salat Jumat pada Jumat (9/3/2024) sejak perang dimulai, menurut pemilik toko. Hal ini memicu spekulasi tentang kemungkinan pembatasan lainnya. Polisi Israel tidak menanggapi permintaan komentar.

Menurut media Israel, Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben Gvir, telah berupaya untuk melarang semua warga Palestina di Tepi Barat, serta para pemuda yang termasuk di antara lebih dari dua juta warga Palestina di Israel. Juru bicaranya tidak menanggapi permintaan komentar.

Badan militer Israel yang bertanggung jawab atas urusan Palestina di Tepi Barat, yang dikenal sebagai COGAT, mengatakan pada Jumat bahwa sebagaian warga Muslim dari Tepi Barat akan diizinkan masuk dari wilayah tersebut untuk salat tarawih.

Namun, COGAT tidak menjelaskan lebih jauh. Tahun lalu, puluhan ribu jemaah bisa masuk, kebanyakan dari mereka adalah perempuan, anak-anak, dan pria lanjut usia.

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu juga tidak memberikan pernyataan yang jelas. Dia hanya mengatakan bahwa jumlah orang yang akan diizinkan untuk salat di Al-Aqsa selama minggu pertama Ramadhan tahun ini, sama seperti tahun lalu.

Netanyahu mengatakan, hal ini akan dievaluasi setiap minggunya sepanjang bulan. Tidak ada perincian lebih lanjut yang dipublikasikan.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com