Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biden: Sangat Berbahaya jika Tak Ada Gencatan Senjata di Gaza Sebelum Ramadhan

Kompas.com - 06/03/2024, 06:48 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP

Sementara Amerika Serikat secara terbuka membebankan tanggung jawab kepada Hamas untuk menyetujui gencatan senjata, Washington semakin frustrasi dengan penolakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk mengendalikan serangan atau mengizinkan masuknya bantuan.

"Saya bekerja dengan mereka dengan sangat keras," kata Biden, yang sedang berusaha untuk terpilih kembali kepada para wartawan.

Baca juga: Menengok Perjalanan Hubungan Bilateral AS-Israel sejak 1948

"Kita harus memasukkan lebih banyak bantuan ke Gaza. Tidak ada alasan, tidak ada," ungkapnya.

Pesawat-pesawat kargo AS menerbangkan lebih dari 36.000 makanan ke Gaza pada Selasa dalam operasi gabungan dengan Yordania.

Ini adalah operasi kedua sejak Biden memberikan perintah minggu lalu setelah insiden mengerikan di mana lebih dari 100 orang terbunuh dalam kekacauan di sekitar konvoi truk bantuan di Kota Gaza.

Biden juga menepis dugaan adanya ketegangan dengan Netanyahu, setelah Benny Gantz, salah satu saingan Netanyahu dalam kabinet perang Israel, mengunjungi Gedung Putih pada hari Senin (4/3/2024) untuk melakukan pembicaraan dengan Wakil Presiden AS Kamala Harris.

Pada Selasa, mantan kepala militer Gantz bertemu dengan Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin di Pentagon dan Blinken di Departemen Luar Negeri.

Biden mengatakan bahwa hubungannya dengan Netanyahu "seperti biasanya."

Biden dari Partai Demokrat dan Netanyahu yang berhaluan kanan sering berselisih selama empat dekade di mana jalur politik mereka berseberangan, namun Biden tetap mendukung Israel selama perangnya dengan Hamas.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang

Terkini Lainnya

Rusia Duduki Lagi Desa yang Direbut Balik Ukraina pada 2023

Rusia Duduki Lagi Desa yang Direbut Balik Ukraina pada 2023

Global
AS-Indonesia Gelar Lokakarya Energi Bersih untuk Perkuat Rantai Pasokan Baterai-ke-Kendaraan Listrik

AS-Indonesia Gelar Lokakarya Energi Bersih untuk Perkuat Rantai Pasokan Baterai-ke-Kendaraan Listrik

Global
Inggris Juga Klaim China Kirim Senjata ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Inggris Juga Klaim China Kirim Senjata ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Global
3 Negara Eropa Akan Akui Negara Palestina, Israel Marah

3 Negara Eropa Akan Akui Negara Palestina, Israel Marah

Global
Ekuador Perang Lawan Geng Narkoba, 7 Provinsi Keadaan Darurat

Ekuador Perang Lawan Geng Narkoba, 7 Provinsi Keadaan Darurat

Global
[POPULER GLOBAL] Identitas Penumpang Tewas Singapore Airlines | Fisikawan Rusia Dipenjara

[POPULER GLOBAL] Identitas Penumpang Tewas Singapore Airlines | Fisikawan Rusia Dipenjara

Global
Ukraina Kembali Serang Perbatasan dan Wilayahnya yang Diduduki Rusia

Ukraina Kembali Serang Perbatasan dan Wilayahnya yang Diduduki Rusia

Global
Singapore Airlines Turbulensi, Ini Nomor Hotline bagi Keluarga Penumpang

Singapore Airlines Turbulensi, Ini Nomor Hotline bagi Keluarga Penumpang

Global
Rusia Pulangkan 6 Anak Pengungsi ke Ukraina Usai Dimediasi Qatar

Rusia Pulangkan 6 Anak Pengungsi ke Ukraina Usai Dimediasi Qatar

Global
Fisikawan Rusia yang Kembangkan Rudal Hipersonik Dihukum 14 Tahun

Fisikawan Rusia yang Kembangkan Rudal Hipersonik Dihukum 14 Tahun

Global
Misteri Area 51: Konspirasi dan Fakta di Balik Pangkalan Militer Tersembunyi AS

Misteri Area 51: Konspirasi dan Fakta di Balik Pangkalan Militer Tersembunyi AS

Global
Kepala Politik Hamas Ucap Duka Mendalam pada Pemimpin Tertinggi Iran

Kepala Politik Hamas Ucap Duka Mendalam pada Pemimpin Tertinggi Iran

Global
Panas Ekstrem 47,4 Derajat Celcius, India Liburkan Sekolah Lebih Awal

Panas Ekstrem 47,4 Derajat Celcius, India Liburkan Sekolah Lebih Awal

Global
Israel Batal Sita Kamera Associated Press Setelah Panen Kecaman

Israel Batal Sita Kamera Associated Press Setelah Panen Kecaman

Global
Hari Ini, Irlandia dan Norwegia Akan Mengakui Negara Palestina Secara Resmi

Hari Ini, Irlandia dan Norwegia Akan Mengakui Negara Palestina Secara Resmi

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com