Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Veto Resolusi DK PBB yang Serukan Gencatan Senjata Segera di Gaza, Tuai Kecaman Sekutu

Kompas.com - 21/02/2024, 06:26 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP

NEW YORK, KOMPAS.com - Amerika Serikat pada Selasa (20/2/2024) memveto resolusi Dewan Keamanan (DK) PBB yang menyerukan gencatan senjata segera di Gaza.

Washington diketahui telah mengedarkan rancangan resolusi alternatifnya sendiri menjelang pemungutan suara.

Tidak seperti upaya AS sebelumnya, versi tersebut memang memuat kata "gencatan senjata". Namun, di situ tidak ada seruan gencatan senjaga untuk segera diberlakukan.

Baca juga: Alasan AS Veto Resolusi PBB soal Gencatan Senjata di Gaza

Sementara, resolusi yang telah disusun oleh Aljazair selama tiga minggu tersebut menuntut gencatan senjata kemanusiaan segera yang harus dihormati oleh semua pihak.

"Veto AS benar-benar sembrono dan berbahaya," kata perwakilan Palestina di PBB, Riyad Mansour.

Namun, Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield mengatakan, bahwa melanjutkan pemungutan suara pada hari Selasa ini adalah tindakan yang tidak bertanggung jawab.

"Kami tidak dapat mendukung resolusi yang akan menempatkan negosiasi sensitif dalam bahaya," katanya, mengacu pada pembicaraan untuk membebaskan sandera di Gaza.

Tuai kecaman sekutu

Keputusan AS veto resolusi DK PBB kali ini menuai kecaman keras dari para sekutunya, ketika Presiden Joe Biden menghadapi tekanan yang meningkat untuk meredam dukungan terhadap Israel.

Sebagaimana dilansir AFP, kritik bukan hanya datang dari China dan Rusia, yang telah menolak dukungan tegas AS terhadap Israel, melainkan juga dari sekutu AS termasuk Perancis, Malta, dan Slovenia.

Baca juga: AS Veto Rancangan Resolusi DK PBB untuk Gencatan Senjata Israel-Hamas

"Kami memberikan suara untuk resolusi tersebut karena pembunuhan warga sipil di Gaza harus dihentikan. Penderitaan yang dialami oleh warga Palestina melebihi apa pun yang seharusnya dialami oleh seorang manusia," ujar perwakilan Slovenia di Dewan Keamanan PBB, Samuel Zbogar.

"Korban jiwa dan situasi kemanusiaan tidak dapat ditolerir dan operasi Israel harus dihentikan," kata duta besar Perancis untuk PBB Nicolas de Riviere.

Utusan Aljazair, Amar Bendjama, mengatakan rancangan resolusi itu akan mengirimkan pesan yang kuat kepada warga Palestina.

"Sayangnya Dewan Keamanan sekali lagi gagal. Periksalah hati nurani Anda, bagaimana sejarah akan menilai Anda," kata Bendjama.

Pemungutan suara itu dilakukan saat Israel bersiap-siap untuk bergerak ke kota Rafah di Jalur Gaza selatan, tempat sekitar 1,4 juta orang mengungsi, sebagai bagian dari misinya untuk menghancurkan kelompok militan Palestina, Hamas.

Baca juga: Presiden Ukraina Minta PBB Cabut Hak Veto Rusia di Dewan Keamanan

Namun, seiring dengan meningkatnya jumlah korban jiwa di Gaza, Israel menghadapi tekanan yang semakin besar untuk menahan diri, termasuk dari sekutu terdekatnya, Amerika Serikat.

"Ini bukan, seperti yang diklaim oleh beberapa anggota, upaya Amerika untuk menutupi serangan darat yang akan segera terjadi," kata Thomas-Greenfield menjelang pemungutan suara.

Rancangan resolusi tersebut menentang pemindahan paksa penduduk sipil Palestina.

Rancangan tersebut juga menuntut pembebasan semua sandera yang diculik oleh Hamas dalam serangan pada tanggal 7 Oktober.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Terkini Lainnya

Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Global
30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

Internasional
Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Global
Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
[KABAR DUNIA SEPEKAN] Tabrakan Helikopter Malaysia | Artefak Majapahit Dicuri

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Tabrakan Helikopter Malaysia | Artefak Majapahit Dicuri

Global
Bangladesh Liburkan 33 Murid dan Mahasiswa karena Cuaca Panas

Bangladesh Liburkan 33 Murid dan Mahasiswa karena Cuaca Panas

Global
Dilema Sepak Bola Hong Kong, dari Lagu Kebangsaan hingga Hubungan dengan China

Dilema Sepak Bola Hong Kong, dari Lagu Kebangsaan hingga Hubungan dengan China

Global
Panglima Ukraina: Situasi Garis Depan Memburuk, Rusia Unggul Personel dan Senjata

Panglima Ukraina: Situasi Garis Depan Memburuk, Rusia Unggul Personel dan Senjata

Global
Jam Tangan Penumpang Terkaya Titanic Laku Dilelang Rp 23,75 Miliar

Jam Tangan Penumpang Terkaya Titanic Laku Dilelang Rp 23,75 Miliar

Global
Rusia Masuk Jauh ke Garis Pertahanan Ukraina, Rebut Desa Lain Dekat Avdiivka

Rusia Masuk Jauh ke Garis Pertahanan Ukraina, Rebut Desa Lain Dekat Avdiivka

Global
Filipina Tutup Sekolah 2 Hari karena Cuaca Panas Ekstrem

Filipina Tutup Sekolah 2 Hari karena Cuaca Panas Ekstrem

Global
Rusia Jatuhkan 17 Drone Ukraina di Wilayah Barat

Rusia Jatuhkan 17 Drone Ukraina di Wilayah Barat

Global
Intel AS Sebut Putin Tidak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Intel AS Sebut Putin Tidak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Global
Sosok Subhash Kapoor, Terduga Pencuri Artefak Majapahit di New York

Sosok Subhash Kapoor, Terduga Pencuri Artefak Majapahit di New York

Global
Respons Cepat Emirates Airlines Tangani Kekhawatiran Penumpang Anak Tuai Pujian

Respons Cepat Emirates Airlines Tangani Kekhawatiran Penumpang Anak Tuai Pujian

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com