Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Situasi Pemakaman Navalny, Ribuan Orang Dilarang Masuk, Teriakkan "Putin Pembunuh"

Kompas.com - 01/03/2024, 21:25 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Reuters

MOSKWA, KOMPAS.com - Ribuan orang Rusia meneriakkan nama politisi oposisi Alexei Navalny pada Jumat (1/3/2024) dan mengatakan mereka tidak akan memaafkan pihak berwenang atas kematiannya.

Sementara ayah dan ibunya menghadiri pemakaman kecil di sebuah gereja di Moskwa yang dikepung polisi.

Sebuah foto Navalny yang dirilis di media sosial menunjukkan tubuhnya terbaring di dalam peti mati yang dipenuhi bunga, sementara ibunya, yang mengenakan jilbab hitam dan memegang lilin di salah satu tangannya, duduk di samping ayahnya di dekatnya.

Baca juga: Pemimpin Oposisi Rusia Alexei Navalny Akan Dimakamkan pada 1 Maret 2024

Seorang pendeta Ortodoks memimpin kebaktian singkat, sementara di luar, orang-orang yang mengantre di sekitar gereja yang tidak diizinkan masuk untuk mengucapkan selamat tinggal bertepuk tangan dan meneriakkan "Navalny! Navalny!"

Dilansir dari Reuters, setelah peti matinya dibawa keluar, beberapa orang meneriakkan "Rusia akan bebas", "Tidak untuk perang", "Rusia tanpa Putin", "Kami tidak akan lupa" dan "Putin adalah pembunuh."

Navalny, pengkritik paling keras Presiden Vladimir Putin di Rusia, meninggal pada usia 47 tahun di sebuah penjara di Kutub Utara pada 16 Februari lalu, yang memicu tuduhan dari para pendukungnya bahwa ia telah dibunuh.

Kremlin membantah keterlibatan negara dalam kematiannya.

Pihak berwenang telah melarang gerakannya sebagai ekstremis dan menganggap para pendukungnya sebagai pengacau yang didukung AS untuk mengobarkan revolusi.

Pemakamannya dilakukan dua minggu sebelum pemilihan presiden ketika Putin, pemimpin tertinggi Rusia selama lebih dari 20 tahun dan bertanggung jawab atas semua tuas negara, diperkirakan akan dengan mudah memenangkan masa jabatan enam tahun lagi.

Penjagaan ketat dilakukan di Gereja Ikon Bunda Maria, sebuah bangunan berkubah putih yang megah di tenggara Moskwa, tempat misa diadakan.

Baca juga: Jenazah Pemimpin Oposisi Rusia Alexei Navalny Diserahkan ke Ibunya

Orang-orang yang membawa bunga datang lebih awal untuk mencoba masuk dan para pelayat mengantre dengan tertib sambil menunggu kebaktian dimulai.

"Kita semua di sini bersama-sama. Tak ada yang takut," kata seorang pria, yang tak menyebutkan namanya, kepada reporter surat kabar Novaya Gazeta.

Baca juga: Ibunda Navalny Diultimatum Rusia Terkait Pemakaman Putranya

"Saya di sini untuk mendukung keluarganya dan menunjukkan bahwa mereka tidak sendirian," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Global
Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Internasional
Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Global
AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Global
Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Internasional
AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

Global
6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

Global
Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Global
Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Global
Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Global
[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

Global
Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Global
Polisi Bubarkan Demo Mahasiswa Pro-Palestina di Amsterdam dan Berlin

Polisi Bubarkan Demo Mahasiswa Pro-Palestina di Amsterdam dan Berlin

Global
OPCW: Tuduhan Penggunaan Senjata Kimia di Ukraina Tidak Cukup Bukti

OPCW: Tuduhan Penggunaan Senjata Kimia di Ukraina Tidak Cukup Bukti

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com