Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jumlah Penderita Obesitas di Seluruh Dunia Lebih dari 1 Miliar

Kompas.com - 01/03/2024, 11:55 WIB
Albertus Adit

Penulis

Sumber Sky News

KOMPAS.com - Jumlah penderita obesitas di seluruh dunia kini mencapai lebih dari satu miliar orang. Hal itu berdasarkan penelitian yang dipublikasikan jurnal The Lancet.

Data pada 2022 hingga tahun terakhir yang dimasukkan dalam analisis itu menyebut ada 879 juta orang dewasa dan 159 juta anak-anak mengalami obesitas atau kelebihan berat badan.

Di Inggris, sekitar 16,8 juta orang hidup dengan obesitas yang mencakup delapan juta perempuan, 7,4 juta laki-laki, menurut penelitian tersebut.

Baca juga: Gedung Putih Umumkan Rencana Miliaran Dollar AS Atasi Obesitas dan Kelaparan

Studi tersebut dilakukan oleh NCD Risk Factor Collaboration, jaringan ilmuwan kesehatan di seluruh dunia yang bekerja sama dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Sebagaimana diberitakan Sky News pada Jumat (1/3/2024), data menunjukkan bahwa secara global, angka obesitas di kalangan anak-anak dan remaja meningkat empat kali lipat dari 1990-2022, sementara angka obesitas di kalangan orang dewasa meningkat lebih dari dua kali lipat.

Sementara itu, penelitian ini juga mengungkapkan bahwa tingkat anak-anak dan remaja yang mengalami kekurangan berat badan menurun pada periode yang sama dan penurunannya lebih dari separuh di antara orang dewasa di seluruh dunia.

Hal ini menjadikan obesitas sebagai bentuk malnutrisi paling umum di banyak negara, menurut para peneliti.

"Sangat memprihatinkan bahwa epidemi obesitas yang terjadi di kalangan orang dewasa di sebagian besar dunia pada 1990 kini tercermin pada anak-anak usia sekolah dan remaja," terang penulis senior Profesor Majid Ezzati, dari Imperial College London.

Pada saat yang sama, ratusan juta orang masih terkena dampak kekurangan gizi, khususnya di beberapa wilayah termiskin di dunia.

"Agar berhasil mengatasi kedua bentuk malnutrisi ini, penting bagi kita untuk secara signifikan meningkatkan ketersediaan dan keterjangkauan makanan sehat dan bergizi," ungkap dia.

Baca juga: Brasov Luncurkan Produk Two Way Cake, Hadir dalam 3 Varian Sesuai Kulit Orang Indonesia

Secara global, angka obesitas meningkat lebih dari dua kali lipat pada perempuan, hampir tiga kali lipat pada laki-laki, dan lebih dari empat kali lipat pada anak perempuan dan laki-laki, dari 1990-2022.

Data juga menunjukkan bahwa secara global, pada 2022, sekitar 532 juta orang mengalami kekurangan berat badan, termasuk 183 juta perempuan, 164 juta laki-laki, 77 juta perempuan, dan 108 juta laki-laki.

Dijelaskan bahwa para peneliti menggunakan indeks massa tubuh (BMI), yang dihitung berdasarkan berat dan tinggi badan seseorang, untuk memahami bagaimana tingkat obesitas dan kekurangan berat badan telah berubah di seluruh dunia selama tiga dekade.

Tim mengumpulkan data dari lebih dari 3.000 studi populasi dengan sebanyak 222 juta orang.

Para peneliti mengatakan bahwa meskipun BMI adalah ukuran yang tidak sempurna untuk menentukan tingkat lemak tubuh, namun hal ini tercatat secara luas dalam survei berbasis populasi.

Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal WHO, mengatakan, studi baru ini menyoroti pentingnya mencegah dan mengelola obesitas sejak awal hingga dewasa, melalui pola makan, aktivitas fisik, dan perawatan yang memadai sesuai kebutuhan.

Baca juga: Dubes Palestina untuk PBB Minta Dewan Keamanan Kutuk Penembakan 112 Warga Gaza

"Kembali ke jalur yang benar untuk memenuhi target global dalam mengekang obesitas memerlukan upaya pemerintah dan masyarakat, didukung oleh kebijakan berbasis bukti dari WHO dan badan kesehatan masyarakat nasional," terangnya.

Dampak obesitas

Sementara itu Profesor Simon Kenny, Direktur Klinis Nasional NHS Inggris untuk anak-anak dan remaja, mengatakan bahwa dari angka-angka ini akan mengkhawatirkan baik bagi orang tua maupun bagi NHS.

Obesitas mempengaruhi setiap sistem organ manusia, sehingga pada usia muda dapat berdampak besar pada:

  • kehidupan anak
  • meningkatkan risiko diabetes tipe 2
  • kanker
  • masalah kesehatan mental dan banyak penyakit lainnya, yang dapat menyebabkan hidup lebih pendek dan tidak bahagia

NHS berkomitmen untuk membantu sebanyak mungkin generasi muda dan keluarga yang terkena dampak masalah berat badan ekstrem melalui jaringan baru kami yang terdiri dari 30 klinik spesialis.

Baca juga: Sebulan Habis Rp 11 Juta Beli Makan Delivery, Berat Badan Pria Ini Tambah 100 Kg

"NHS tidak dapat menyelesaikan masalah ini sendirian serta tindakan bersama yang berkelanjutan dari industri dan masyarakat luas diperlukan jika kita ingin menghindari bom waktu kesehatan di masa depan," tegas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

AS Hancurkan Sebagian Jembatan Baltimore yang Ambruk untuk Bebaskan Kapal Terjebak

AS Hancurkan Sebagian Jembatan Baltimore yang Ambruk untuk Bebaskan Kapal Terjebak

Global
Pedemo Israel Cegat Truk Bantuan ke Gaza, Banting Makanan sampai Berserakan

Pedemo Israel Cegat Truk Bantuan ke Gaza, Banting Makanan sampai Berserakan

Global
[POPULER GLOBAL] Lampu Lalin Unta | Thailand SIta 1 Ton Meth Kristal

[POPULER GLOBAL] Lampu Lalin Unta | Thailand SIta 1 Ton Meth Kristal

Global
Rangkuman Hari Ke-810 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran 30 Kota | Apartemen Roboh

Rangkuman Hari Ke-810 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran 30 Kota | Apartemen Roboh

Global
Ukraina Serang Fasilitas Energi Rusia Dekat Perbatasan

Ukraina Serang Fasilitas Energi Rusia Dekat Perbatasan

Global
Kampanye Keselamatan Lalu Lintas, Perancis Gaungkan Slogan 'Berkendaralah Seperti Perempuan'

Kampanye Keselamatan Lalu Lintas, Perancis Gaungkan Slogan "Berkendaralah Seperti Perempuan"

Global
Rusia Gempur 30 Kota dan Desa di Ukraina, 5.762 Orang Mengungsi

Rusia Gempur 30 Kota dan Desa di Ukraina, 5.762 Orang Mengungsi

Global
Demonstrasi Pro-Palestina di Kampus-Kampus AS Bergulir ke Acara Wisuda

Demonstrasi Pro-Palestina di Kampus-Kampus AS Bergulir ke Acara Wisuda

Global
Afghanistan Kembali Dilanda Banjir Bandang, Korban Tewas 300 Lebih

Afghanistan Kembali Dilanda Banjir Bandang, Korban Tewas 300 Lebih

Global
Nasib Migran dan Pengungsi Afrika Sub-Sahara yang Terjebak di Tunisia

Nasib Migran dan Pengungsi Afrika Sub-Sahara yang Terjebak di Tunisia

Internasional
Hezbollah Klaim Serangan yang Lukai 4 Tentara Israel

Hezbollah Klaim Serangan yang Lukai 4 Tentara Israel

Global
Momen Polisi New York Tak Sengaja Semprotkan Merica ke Muka Sendiri Saat Bubarkan Protes Pro-Palestina

Momen Polisi New York Tak Sengaja Semprotkan Merica ke Muka Sendiri Saat Bubarkan Protes Pro-Palestina

Global
Manusia Pertama Penerima Transplantasi Ginjal Babi, Meninggal

Manusia Pertama Penerima Transplantasi Ginjal Babi, Meninggal

Global
Saat Anak-anak Gaza Tetap Bersemangat Belajar di Tengah Perang yang Menghancurkan...

Saat Anak-anak Gaza Tetap Bersemangat Belajar di Tengah Perang yang Menghancurkan...

Global
9 Mei, Hari Rusia Memperingati Kemenangan Soviet atas Nazi Jerman

9 Mei, Hari Rusia Memperingati Kemenangan Soviet atas Nazi Jerman

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com