Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menimbang Peluang China Lakukan Blokade Militer ke Taiwan

Kompas.com - 21/02/2024, 21:00 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

Su memperkirakan, tekanan militer dari China akan "menjadi semakin normal dan lebih rutin," dibandingkan 2022.

Amanda Hsiao, analis senior China di wadah pemikir International Crisis Group, juga menganggap "ancaman yang paling nyata saat ini bukan invasi pendaratan oleh China, melainkan provokasi harian," di laut dan udara.

Baca juga: Kenapa China dan Taiwan Bermusuhan?

Di bawah ancaman blokade militer

Dalam sebuah laporan yang dirilis pada Januari silam, Center for Strategic and International Studies (CSIS) memperkirakan dalam lima tahun ke depan ada kemungkinan lebih besar bagi China untuk melancarkan blokade laut dan udara terhadap Taiwan, ketimbang invasi darat.

Laporan itu beranjak dari wawancara dengan lebih dari 80 pakar militer di Taiwan dan Amerika Serikat pada akhir 2023 silam.

Lee Hsi-ming, pensiunan admiral Taiwan dan salah seorang partisipan survei, meyakini blokade sebagai "ancaman yang sangat besar bagi Taiwan," katanya kepada DW.

"Saya harus mengakui bahwa kami tidak punya kapabilitas konvensional atau asimetris yang bisa mencegah atau menggagalkan operasi semacam itu," imbuhnya.

Sebagian analis miiliter juga mengamini betapa blokade laut dan udara sebagai opsi paling aman bagi China.

"Jika Beijing mendeklarasikan perang terhadap Taiwan, satu-satunya hal yang dipedulikan oleh Presiden Xi Jinping adalah risiko kegagalan," tandas Lee.

"China sadar kemungkinannya kecil bahwa invasi darat berskala besar akan bisa berlangsung lancar."

Baca juga: Apa Itu ADIZ dan Garis Tengah Selat Taiwan, 2 Lokasi Konflik dengan China

Kepentingan domestik AS

Sudah begitu, laporan CSIS turut mencatat keraguan analis di kedua negara terhadap kesediaan Pemerintah AS untuk menurunkan kekuatan tempurnya dalam skenario blokade China.

Ketidakpastian meningkat terutama menjelang pemilu kepresidenan di AS. Ketika Presiden Joe Biden dari Partai Demokrat menjanjikan intervensi militer, calon presiden Partai Republik belum mengadopsi komitmen yang sama.

Namun begitu, Hsiao dari CSIS meyakini Trump akan mampu menawarkan perlindungan yang lebih kuat bagi Taiwan.

Namun, pandangannya itu disanggah Elbridge Colby, bekas asisten menteri pertahanan AS.

"Pemerintahan Partai Republik di masa depan pastinya akan lebih memprioritaskan China," kata Elbridge Colby, merujuk pada hubungan ekonomi dan perdagangan.

Menurutnya, keterlibatan militer AS akan banyak bergantung kepada keinginan kuat Taiwan untuk mempertahankan diri.

"Amerika pada akhirnya hanya akan menolong mereka yang membantu dirinya sendiri," kata dia.

Baca juga: Akhir dari Perang Saudara China dan Sejarah Berdirinya Taiwan

Artikel ini pernah dimuat di DW Indonesia dengan judul Cina Berpotensi Lancarkan Blokade Militer terhadap Taiwan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Baku Tembak Meningkat di Rafah, 82 Warga Palestina Terbunuh 24 Jam Terakhir

Baku Tembak Meningkat di Rafah, 82 Warga Palestina Terbunuh 24 Jam Terakhir

Global
Penyebab Gelombang Panas di Filipina dan Negara Asia

Penyebab Gelombang Panas di Filipina dan Negara Asia

Global
Komandan Hezbollah Tewas dalam Serangan Israel di Lebanon

Komandan Hezbollah Tewas dalam Serangan Israel di Lebanon

Global
Mengenal Peristiwa Nakba, Hilangnya Tanah Air Palestina

Mengenal Peristiwa Nakba, Hilangnya Tanah Air Palestina

Internasional
AS Peringatkan Georgia: Jangan Jadi Musuh Barat, Jangan Ikuti Rusia

AS Peringatkan Georgia: Jangan Jadi Musuh Barat, Jangan Ikuti Rusia

Global
Apa Itu UU ‘Agen Asing’ Georgia dan Mengapa Eropa Sangat Khawatir?

Apa Itu UU ‘Agen Asing’ Georgia dan Mengapa Eropa Sangat Khawatir?

Internasional
Anarki Laut China Selatan dan Urgensi Strategi 'Zero Conflict'

Anarki Laut China Selatan dan Urgensi Strategi "Zero Conflict"

Global
Italia Buru 142 Tersangka Anggota Mafia 'Ndrangheta

Italia Buru 142 Tersangka Anggota Mafia 'Ndrangheta

Global
Rangkuman Hari Ke-811 Serangan Rusia ke Ukraina: 280 Warga Sri Lanka Ikut Perang | Menhan Baru Rusia Ungkap Prioritasnya

Rangkuman Hari Ke-811 Serangan Rusia ke Ukraina: 280 Warga Sri Lanka Ikut Perang | Menhan Baru Rusia Ungkap Prioritasnya

Global
AS: Boeing Bisa Dituntut atas Jatuhnya Lion Air dan Ethiopian Airlines

AS: Boeing Bisa Dituntut atas Jatuhnya Lion Air dan Ethiopian Airlines

Global
Mengapa Presiden Putin Ganti Menteri Pertahanannya?

Mengapa Presiden Putin Ganti Menteri Pertahanannya?

Internasional
Konflik Gaza Dominasi Kampanye Pilpres AS, Isu Ukraina Memudar

Konflik Gaza Dominasi Kampanye Pilpres AS, Isu Ukraina Memudar

Global
Taiwan Deteksi 45 Pesawat China Terbang Dekati Wilayahnya, Terbanyak Sejauh Ini

Taiwan Deteksi 45 Pesawat China Terbang Dekati Wilayahnya, Terbanyak Sejauh Ini

Global
AS Siap Kirim Senjata Lagi ke Israel, Kali Ini Senilai Rp 16,1 Triliun

AS Siap Kirim Senjata Lagi ke Israel, Kali Ini Senilai Rp 16,1 Triliun

Global
Dituding Israel Tak Izinkan Bantuan Masuk ke Gaza, Mesir: Kalian Putar Balikkan Fakta 

Dituding Israel Tak Izinkan Bantuan Masuk ke Gaza, Mesir: Kalian Putar Balikkan Fakta 

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com