Trump berpendapat, dia berhak menyimpan dokumen-dokumen tersebut sebagai mantan presiden dan pada 3 Agustus 2023 mengaku tidak bersalah.
Reuters melaporkan, dalam dakwaan terbaru Trump dituduh mencoba menghapus rekaman kamera keamanan di Mar-A-Lago untuk mencegahnya diberikan kepada FBI dan dewan juri.
Juga didakwa dalam kasus ini adalah ajudan pribadi lama Trump, Waltine "Walt" Nauta dan Carlos De Oliveira, manajer properti Mar-A-Lago.
Baca juga: Karena Bikin Susah, Trump Diminta Tetangganya Pindah dari Mar-a-Lago
Jaksa Fani Willis di Kota Atlanta menyelidiki peran Trump dalam upaya membalikkan kekalahan dari Biden dengan selisih 11.779 suara di negara bagian Georgia.
Dikutip dari VOA Indonesia, dalam rekaman percakapan beberapa hari menjelang penetapan kemenangan Biden oleh Kongres, Trump memohon ketua pemilihan di Georgia yaitu Brad Raffensperger dan pejabat pemilihan lainnya mencarikan 11.780 suara untuknya, satu lebih banyak dari yang dibutuhkan untuk menyalip Biden.
Penasihat khusus Jack Smith yang ditunjuk Jaksa Agung Merrick Garland dan Jaksa Fani Willis memanggil sejumlah mantan pejabat kabinet Trump untuk bersaksi di depan dewan juri.
Mereka diminta bersaksi mengenai percakapan dengan Trump dalam minggu-minggu setelah pilpres AS 2020, upayanya membalikkan hasil pemilihan, dan untuk tetap berkuasa.
Mantan Wakil Presiden Mike Pence—wapres saat Trump menjabat—juga diminta bersaksi terkait percobaan Trump menunda penghitungan suara elektoral (electoral college) pada 6 Januari 2021.
Trump pada Agustus 2023 menyerahkan diri ke penjata di Kota Atlanta, Georgia, tetapi mengaku tidak bersalah.
Di penjara tersebut ia melakukan sesi foto mugshot, menjadi mantan Presiden AS pertama yang melakukannya.
Ia dibebaskan dengan jaminan 200.000 dollar AS (sekitar Rp 3 miliar) dan diberi nomor tahanan "PO1135809" oleh Penjara Fulton County.
Baca juga: Rp 108,5 Miliar Terkumpul oleh Tim Kampanye sejak Foto Mugshot Trump Dirilis
James mengatakan, Trump melebih-lebihkan kekayaan bersihnya sebanyak 2,23 miliar dollar AS (sekitar Rp 34,6 triliun) dalam laporan keuangan yang diberikan kepada bank dan perusahaan asuransi.
James mengeklaim bahwa Trump melakukan ini untuk mengamankan dan mempertahankan pinjaman dan asuransi dengan persyaratan yang lebih menguntungkan.
Beberapa aset Trump yang menurut James nilainya dilebih-lebihkan antara lain adalah rumah Mar-a-lago milik Trump di Florida, sejumlah gedung perkantoran dan lapangan golf, serta apartemen penthouse di Trump Tower.