Hal ini akan membuat Tiongkok membutuhkan sumber daya ekstra jika hendak melakukan invasi untuk mengatasi perlawanan yang diberikan, terlebih jika invasi menjadi bersifat berlarut dan indesisif.
Pada tingkatan taktis dan operasional, invasi terhadap Taiwan lebih sulit dibandingkan upaya Rusia di Ukraina.
Hal ini merujuk kepada kondisi geografis yang ada bahwa kedua negara terpisahkan oleh selat yang menjadi rintangan alami bagi Tiongkok untuk melaksanakan operasi militer.
Operasi gabungan yang terlatih dan berpengalaman dibutuhkan untuk dapat menyelesaikan misi militer tersebut.
Kemampuan angkatan perang Tiongkok (People’s Liberation Army) cukup dipertanyakan dalam hal ini, apalagi terakhir kali mereka berperang pada 1979 melawan Vietnam.
Tiongkok saat ini sedang mengalami tantangan domestik. Dalam dekade terakhir, pertumbuhan ekonomi telah mengalami perlambatan dan dalam tren menurun, meskipun sempat naik pada 2021.
Belanja konsumen rumahan, sektor properti, dan pengangguran menjadi kontributor pada perlambatan tersebut. Kemakmuran menjadi aspek fundamental bagi perkembangan Tiongkok.
Kevin Rudd menyatakan, salah satu misi dari Partai Komunis Tiongkok adalah untuk menghilangkan kemiskinan, menaikkan standar hidup nasional menuju tingkat negara maju, dan menumbuhkan pendapatan pemerintah untuk mengompensasi peningkatan pengeluaran kesejahteraan sosial di bidang pendidikan, kesehatan, dan perawatan penduduk usia lanjut.
Pemerintah otokrasi memiliki peran yang signifikan dalam menyelesaikan isu tersebut. Ketidakmampuan untuk memformulasikan kebijakan yang mampu menghadirkan solusi bagi masalah tersebut akan memengaruhi taraf hidup masyarakat Tiongkok.
Permasalahan tentang kebutuhan dasar dapat menimbulkan ketidakpuasan rakyat terhadap keberlangsungan pemerintahan Xi Jinping yang otoriter. Hal ini dapat berdampak terhadap keamanan posisinya sebagai orang nomor satu di Tiongkok.
Dengan demikian, pelaksanaan invasi terhadap Taiwan akan menjadi hal kontraproduktif di tengah permasalah domestik yang belum terselesaikan.
Memulai suatu perang hanya akan menunjukkan suatu upaya mengalihkan isu domestik daripada menyelesaikannya, bahkan cenderung mengkomplikasi permasalah tersebut.
Reunifikasi secara damai kemudian mengintegrasikan kekuatan ekonomi Taiwan tentu akan meningkatkan kekuatan ekonomi Tiongkok dan menjadi jalan yang lebih menguntungkan jika memungkinkan.
Terlebih, Taiwan memonopoli lebih dari 90 pesen pasar semikonduktor dunia. Angka yang amat menggiurkan bagi Tiongkok.
Dampak dari invasi mampu menggagalkan visi Tiongkok pada 2049 sebagai kekuatan hegemoni dunia.