Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Iga Diaska Pradipta
Tentara Nasional Indonesia

Analis Pertahanan, Geopolitik, dan Hubungan Internasional

Akankah Tiongkok Melakukan Invasi terhadap Taiwan?

Kompas.com - 19/01/2024, 12:58 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Perang selalu membawa efek yang menyengsarakan bagi pihak manapun yang terlibat, baik menang maupun kalah.

Riset oleh OECD menunjukkan angka rata-rata 22 tahun yang dibutuhkan untuk negara melakukan recovery ekonomi. Beberapa negara lebih cepat, beberapa lebih lambat, dan ada yang tidak dapat melakukan recovery. Hal ini menandakan seberapa parah dampak suatu perang terhadap pihak yang terlibat.

Dengan mempertimbangkan waktu yang dimiliki Tiongkok menuju satu abad pertamanya hanya 25 tahun, hal ini sangat berisiko bagi Tiongkok untuk memulai operasi militer.

Taruhannya begitu tinggi jika dibandingkan dengan hasil yang kemungkinan dapat diperoleh. Pelaksanaan invasi lebih mengarah kepada judi/pertaruhan dibandingkan perencanaan dengan kalkulasi yang matang.

Terlebih, kekuatan militer Tiongkok saat ini masih berada di belakang Amerika Serikat yang menjadi penjamin keamanan bagi Taiwan.

Alternatif bagi Tiongkok

Merujuk kembali kepada analisa grand strategy, maka invasi sebagai ways dan means tidak selaras dengan tujuan akhir (ends) rejuvenasi nasional yang hendak dicapai di tahun 2049.

Masih terdapat banyak alternatif yang dapat dilakukan untuk menempuh reunifikasi dengan Taiwan. Indirect Strategy yang tidak menggunakan kekuatan militer akan menjadi pilihan.

Proposal “satu negara, dua atau tiga sistem” akan selalu terbuka. Operasi informasi dan propaganda untuk membentuk opini publik dan mengubah perilaku warga Taiwan agar mau bergabung dengan Tiongkok Daratan juga terus dilakukan.

Intimidasi militer juga terlihat lebih sering akhir-akhir ini. Latihan militer dan patroli aktif di sekeliling pulau Formosa acap dilakukan.

Tentu, keberadaan pemimpin Taiwan yang lebih pro-unifikasi daripada kemerdekaan merupakan peluang yang ditunggu-tunggu oleh Tiongkok pula.

Pada akhirnya, meskipun intimidasi militer oleh Tiongkok semakin nyata dan sering terjadi, namun cukup banyak pertimbangan yang meyakinkan bahwa penggunaan kekuatan militer untuk invasi cenderung untuk dihindari.

Sangat krusial untuk memahami grand strategy yang dimiliki oleh Tiongkok guna mendapatkan analisa yang obyektif terkait ends, ways, dan means yang akan digunakan.

Hal ini akan memungkinkan para pengambil kebijakan untuk mengambil keputusan yang rasional dan masuk akal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com