Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Virdika Rizky Utama
Peneliti PARA Syndicate

Peneliti PARA Syndicate dan Mahasiswa Pascasarjana Ilmu Politik, Shanghai Jiao Tong University.

Menganalisis Implikasi Pemilu Taiwan terhadap Indonesia

Kompas.com - 12/01/2024, 10:40 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

MENJELANG pemilihan umum Taiwan pada 13 Januari 2024, peristiwa ini memiliki dampak besar tidak hanya bagi Taiwan, tetapi juga untuk negara-negara lain, termasuk Indonesia.

Pemilu ini penting karena dapat memengaruhi keseimbangan geopolitik dan geoekonomi di kawasan.

Bagi Indonesia, yang sedang menyesuaikan diri dengan situasi regional tidak menentu, sangat penting untuk memahami dan merespons hasil pemilu nanti.

Pemilu di Taiwan adalah ujian untuk demokrasi dan identitas negara tersebut. Para kandidat dari partai-partai seperti Democratic Progressive Party (DPP), Kuomintang (KMT), dan Taiwan People’s Party (TPP) akan memengaruhi masa depan Taiwan.

Pemilihan ini mencerminkan perbedaan pendapat di Taiwan tentang identitas nasional dan hubungannya dengan Tiongkok. TPP, dengan pendekatan 'jalan ketiga', mungkin mengubah politik Taiwan.

Amerika Serikat melihat Taiwan sebagai wilayah strategis di Asia-Pasifik dan sebagai bagian dari persaingannya dengan Tiongkok.

Taiwan dengan teknologi dan semikonduktor membuatnya penting bagi ekonomi dan keamanan AS.

Sikap AS terhadap pemilu di Taiwan akan dipengaruhi keinginannya untuk menjaga keadaan saat ini dan mencegah konflik sambil meningkatkan kemampuan Taiwan dalam menanggapi Tiongkok.

Baru-baru ini, AS meningkatkan bantuan pertahanan ke Taiwan, yang menambah ketegangan dengan Tiongkok. Ini termasuk penjualan senjata dan pelatihan militer, seperti yang terlihat dalam Undang-Undang Otorisasi Pertahanan Nasional AS.

Taiwan merespons dengan mengirim batalion untuk pelatihan di AS, yang meningkatkan kerja sama militer AS-Taiwan dan menambah ketegangan di kawasan.

China melihat pemilihan Taiwan dengan kekhawatiran, lewat agenda reunifikasi di bawah kepemimpinan Xi Jinping.

Pidato Tahun Baru Xi Jinping menunjukkan sikap keras terhadap Taiwan. China dapat memberikan tekanan militer, ekonomi, dan diplomatik yang besar terhadap Taiwan, terutama setelah pemilu.

Presiden Taiwan menegaskan keputusan masa depan Taiwan harus mencerminkan keinginan rakyatnya.

Pemilihan umum di Taiwan tidak hanya merupakan peristiwa politik yang terpisah bagi Indonesia. Sebagai negara besar di Asia Tenggara dan anggota utama ASEAN, Indonesia perlu waspada terhadap dampak pemilu tersebut terhadap stabilitas dan ekonomi kawasan sekitarnya.

Situasi di Selat Taiwan, yang sangat dinamis dan strategis, berdampak langsung pada kepentingan Indonesia. Eskalasi ketegangan setelah pemilu bisa mengganggu stabilitas regional.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com