Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah Aliansi Pertahanan seperti NATO Diperlukan di Asia Tenggara?

Kompas.com - 09/01/2024, 20:40 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

Penulis: Julian Ryall (Tokyo)/DW Indonesia

KOMPAS.com - Sekelompok politisi konservatif AS mengusulkan rancangan undang-undang ke Kongres yang akan membentuk panel pencari fakta sebagai langkah pertama dalam pembentukan aliansi pertahanan semacam NATO versi Indo-Pasifik.

Aliansi itu dimaksudkan sebagai jawaban atas meningkatnya ancaman agresi China dan Korea Utara.

Gagasan itu diajukan oleh Perwakilan Partai Republik Mike Lawler dari New York. "Musuh kita – China, Rusia, Iran dan Korea Utara... telah membentuk aliansi… untuk mengganggu dan mengacaukan stabilitas dunia,” katanya dalam sebuah pernyataan yang dirilis kantornya pada awal Desember.

Baca juga: Alasan Kenapa Laut China Selatan Terus Diperebutkan Selama 2023

"Perjanjian keamanan kolektif berpotensi mencegah agresi dan melindungi kekuatan demokrasi di Indo-Pasifik,” tambah pernyataan itu.

"Sangat penting bagi negara-negara demokrasi di kawasan ini dan dunia untuk bekerja sama demi memerangi ancaman yang meningkat ini.”

Tantangan terhadap perdamaian dan stabilitas

Berbagai peristiwa yang terjadi baru-baru ini memang memperlihatkan tantangan yang semakin besar terhadap perdamaian dan stabilitas di kawasan Asia Tenggara dan Pasifik barat.

China melanjutkan kampanye tekanannya terhadap Taiwan menjelang pemilihan umum di negara pulau itu pada 13 Januari mendatang.

China juga mengerahkan kekuatan angkatan lautnya untuk mengadang angkatan laut Filipina di sekitar pulau kecil di Laut China Selatan yang disengketakan dan diklaim Beijing sebagai miliknya.

Pada 14 Desember, dua pesawat militer China dan empat pesawat militer Rusia memasuki Zona Identifikasi Pertahanan Udara Korea Selatan tanpa peringatan, sehingga Korsel mengerahkan pesawat tempurnya untuk mengadang. Jepang juga sempat mengerahkan jet tempurnya di atas laut Jepang.

Lalu pada Minggu (17/12/2023), Korea Utara menembakkan rudal balistik jarak jauh dari peluncur bergerak di luar Pyongyang.

Rudal jarak jauh itu kemudian jatuh di laut Jepang, di luar zona ekonomi eksklusif Jepang. Rudal tersebut merupakan rudal jarak jauh kelima yang diluncurkan Korea Utara sepanjang tahun ini.

Meskipun berbagai peristiwa dan beragam ancaman itu, para analis mengatakan sangat kecil kemungkinan negara-negara di Indo-Pasifik akan membentuk aliansi militer semacam NATO.

"Pembicaraan mengenai hal ini sudah sering terjadi sejak Perang Dingin, namun menurut saya hal ini tidak akan lebih dari sekadar gagasan,” kata Ryo Hinata-Yamaguchi, asisten profesor hubungan internasional di Universitas Tokyo, Jepang.

"Salah satu penyebabnya adalah kurangnya kepercayaan di antara banyak pemerintahan di kawasan ini.., sementara negara-negara lain tidak melihat perlunya lembaga formal seperti NATO di sini,” katanya kepada DW.

Baca juga: Penyebab Konflik Laut China Selatan dan Solusi ASEAN Cegah Sengketa

Halaman:

Terkini Lainnya

Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Global
China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

Global
AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

Global
9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

Global
Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Global
ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com