Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wakil Pemimpin Hamas Tewas di Lebanon, Apakah Perang di Gaza Akan Meluas?

Kompas.com - 07/01/2024, 20:00 WIB
BBC News Indonesia,
Aditya Jaya Iswara

Tim Redaksi

BEIRUT, KOMPAS.com - Bayangan gelap yang membayangi Timur Tengah dan sekitarnya sejak pertikaian antara Israel dan Gaza bermula, tampaknya semakin panjang dan gelap setelah pembunuhan wakil pemimpin senior Hamas, Saleh Al Arouri, di Lebanon.

Arouri, wakil pemimpin Hamas, tewas terbunuh oleh serangan drone di Beirut selatan.

Dia adalah tokoh kunci di Brigade Ezzedine Al Qassam--kelompok sayap militer Hamas--dan orang dekat pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh.

Baca juga: Siapa Saleh Al Arouri, Wakil Pemimpin Hamas yang Tewas di Lebanon?

Dia berada di Lebanon sebagai perantara antara Hamas dengan Hezbollah--kelompok bersenjata di Lebanon.

Bahkan sebelum pertikaian antara Israel dan Hamas bermula pada 7 Oktober lalu, pemimpin Hezbollah di Lebanon, Hassan Nasrallah, telah memperingatkan bahwa serangan apa pun di wilayah Lebanon akan memicu sebuah “respons yang kuat”.

Namun, Hezbollah dan sekutunya di Iran memahami bahwa bentuk dari balasan mereka, di tengah kemelut pertikaian yang terjadi saat ini, dapat mengubah bentuk dari perang yang saat ini terjadi--dan nasib Hezbollah.

Bukan rahasia lagi bahwa hanya masalah waktu kapan pemimpin Hamas yang berada di luar Palestina akan menjadi target pembunuhan.

Israel akan “beroperasi melawan pemimpin Hamas di mana pun mereka berada”. Itulah peringatan Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu, pada November.

Beberapa bulan sebelumnya, dia secara terang-terangan menyebut Arouri.

Israel biasanya tidak mengonfirmasi atau membantah suatu pembunuhan, tapi konflik yang telah terjadi lama ini tak hanya rangkaian pembunuhan berencana, tetapi juga sejarah yang berisi retaliasi dan pembalasan dendam.

Israel kini bersiap akan aksi balasan. Pemimpin Hamas dan sekutunya telah menyerukan pembalasan dari jalanan Tepi Barat dan sekitarnya.

Warga Palestina membawa spanduk dengan foto Arouri di tengah pemakaman Ahmad Hammoud, pejabat Hamas yang tewas terbunuh bersama Arouri.REUTERS via BBC INDONESIA Warga Palestina membawa spanduk dengan foto Arouri di tengah pemakaman Ahmad Hammoud, pejabat Hamas yang tewas terbunuh bersama Arouri.
Hezbollah dan Hamas perlu melakukan sesuatu, dan terlihat melakukannya.

Pernyataan pertama Hezbollah adalah menyerukan semua pihak untuk bersabar.

Sebelum peristiwa pembunuhan Saleh Al Arouri, kelompok dengan kekuatan militer dan politik yang bersenjata lengkap ini telah mencoba membatasi keterlibatannya dalam perang kata-kata.

Hezbollah juga membatasi serangan mereka di perbatasan dengan Israel untuk menghindari keterlibatan Lebanon dalam konflik yang memakan biaya besar.

Pembunuhan pejabat Hamas--yang merupakan penghubung penting antara Hezbollah dan Iran--di salah satu basis mereka di pinggiran selatan Beirut, telah mengejutkan Hezbollah dan kemungkinan akan mengubah perhitungan mereka dalam peta konflik yang terjadi saat ini.

Kendati begitu, mereka harus mempertimbangkan untuk memilih serangan-serangan yang spektakuler, atau pertempuran jangka panjang.

Dukungan Hezbollah di sepanjang perbatasan selatan Lebanon yang bergejolak sangat kuat.

Namun, di Beirut dan sekitarnya, kenangan akan perang Israel-Lebanon pada tahun 2006 masih membekas di negara yang kini belum pulih dari berbagai krisis yang terjadi di dalam negeri.

Bukan rahasia lagi bahwa tokoh-tokoh senior Israel telah lama berusaha memaksimalkan peluang ini untuk memberantas ancaman Hezbollah terhadap komunitas mereka di utara.

Baca juga: Siapa Hezbollah dan Kenapa Terlibat Perang Israel-Hamas?

Saleh Al Arouri tewas terbunuh dalam sebuah serangan di Beirut, Lebanon.REUTERS via BBC INDONESIA Saleh Al Arouri tewas terbunuh dalam sebuah serangan di Beirut, Lebanon.
Pembalasan dan perhitungan

Permusuhan di wilayah ini sejauh ini terus berlanjut--namun dapat diatasi--seiring pasukan Israel dikerahkan di Gaza dan Tepi Barat.

Sekutu Israel, Amerika Serikat, telah beberapa kali memperingatkan tentang risiko memicu perang dengan Hezbollah, yang bisa menimbulkan dampak yang luas.

Krisis terbaru yang dipicu oleh pembunuhan Arouri dan enam anggota Hamas lain--termasuk dua komandan militer Hamas--terjadi ketika tensi sedang memanas di front lain, termasuk yang terjadi di Laut Merah, lokasi di mana kelompok milisi Houthi yang didukung Iran menyerang kapal-kapal yang diduga terkait dengan Israel.

Pemimpin Hezbollah di Lebanon, Hassan Nasrallah (kanan) bertemu dengan wakil pemimpin Hamas, Saleh Al Arouri (paling kiri) pada 25 Oktober 2023.REUTERS via BBC INDONESIA Pemimpin Hezbollah di Lebanon, Hassan Nasrallah (kanan) bertemu dengan wakil pemimpin Hamas, Saleh Al Arouri (paling kiri) pada 25 Oktober 2023.
Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, baru-baru ini berbicara tentang tujuh negara yang saat ini menyerang Israel, termasuk Yaman, Lebanon, Suriah dan Irak.

Kini muncul seruan yang lebih keras untuk menahan diri, dari negara-negara Barat hingga politisi Lebanon dan pasukan penjaga perdamaian PBB, di tengah meningkatnya kekhawatiran akan perang yang lebih luas.

Tapi Israel telah menentukan tujuannya secara pasti sejak awal.

Tujuan perang ini adalah “menghancurkan Hamas“. Itu berarti menyasar infrastruktur, pemimpin militer dan politik serta keuangan kelompok itu.

Hampir tiga bulan perang berlangsung, Israel mengaku masih jauh dari tujuannya.

Banyak musuh Israel, begitu juga sekutunya, mempertanyakan apakah Hamas dapat dihancurkan melalui kekuatan militer yang menyebabkan kematian warga sipil dalam jumlah yang sangat besar, dan bencana kemanusiaan yang mengerikan yang menimbulkan rasa sakit yang mendalam serta kemarahan yang mendalam.

Dalang dari serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober silam, termasuk Yahya Sinwar, diyakini masih bersembunyi di suatu tempat di Gaza, terlepas dari upaya Israel untuk memburu mereka.

Sejumlah personel Hezbollah berdiri di depan deretan peluncur roket milik kelompok tersebut. Hezbollah diperkirakan punya 150.000 roket dan rudal.AFP via BBC INDONESIA Sejumlah personel Hezbollah berdiri di depan deretan peluncur roket milik kelompok tersebut. Hezbollah diperkirakan punya 150.000 roket dan rudal.
Kematian Arouri di Lebanon akan mengalihkan perhatian ke Turkiye dan Qatar, lokasi para pemimpin Hamas yang lain bermarkas.

Itu juga membebani warga Israel yang kerabatnya masih disandera di suatu tempat di Gaza oleh Hamas.

Salah satu akibat dari pembunuhan Saleh Al Arouri adalah ditundanya pembicaraan di Kairo terkait pertukaran sandera Israel dengan warga Palestina yang ditahan Israel.

Perdana Menteri Netanyahu berkukuh bahwa "hanya tekanan yang akan berhasil".

Israel kini semakin memperketat kebijakannya.

Baca juga: Siapa Saja Para Pemimpin Hamas?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com