Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Gaza Mati-matian Mencari Makanan dan Air

Kompas.com - 05/01/2024, 18:07 WIB
Albertus Adit

Penulis

Sumber AP News

GAZA, KOMPAS.com - Banyak warga di Gaza Palestina harus berjuang mati-matian mencari makanan dan air untuk bertahan hidup.

Seperti dialami oleh keluarga Abu Jarad yang kini terdampar di sudut Gaza bagian selatan.

Dia dulu tinggal di rumah yang nyaman di Gaza utara bersama 9 orang keluarganya. Tapi kini harus tinggal di tenda berukuran 16 meter persegi di atas lahan berpasir dan dipenuhi sampah.

Baca juga: Dirjen WHO: Penduduk di Gaza Alami Kelaparan Akut

Mereka tinggal bersama pengungsi lain akibat perang Israel-Hamas yang berlangsung selama tiga bulan.

Seperti diberitakan AP News pada Jumat (5/1/2024), Awatif Abu Jarad mengatakan, setiap anggota keluarga diberi tugas sehari-hari.

Mulai dari mengumpulkan ranting, menyalakan api untuk memasak, hingga menjelajahi pasar kota untuk mencari sayuran. Namun upaya terbaik mereka tidak mampu menutupi keputusasaan mereka.

Dia juga mengatakan bahwa semua warga pengungsi setiap hari harus berjuang mati-matian untuk mendapatkan makanan, air, obat-obatan, dan kamar mandi yang berfungsi.

Selain itu, mereka juga hidup dalam ketakutan akan serangan udara Israel dan meningkatnya ancaman penyakit.

Pengeboman dan invasi darat Israel ke Gaza, yang kini memasuki minggu ke-13, telah mendorong hampir seluruh warga Palestina menuju kota selatan Rafah di sepanjang perbatasan Mesir.

Daerah tersebut memiliki populasi sebelum perang sekitar 280.000 jiwa. Namun kini, meningkat menjadi lebih dari 1 juta dalam beberapa hari terakhir, menurut badan PBB untuk pengungsi Palestina.

Baca juga: Inggris Pangkas Bantuan, 1 dari 3 Anak di Afghanistan Krisis Kelaparan

Di Rafah, banyak apartemen dipenuhi orang untuk mengungsi. Di sebelah barat kota, ribuan tenda nilon bermunculan. Ribuan orang lainnya tidur di alam terbuka, meskipun cuaca musim dingin dan sering hujan.

Menurut Nouman, saudara laki-laki Awatif, dia harus tidur di lantai berlapis nilon bersama istri, saudara perempuannya, enam putri dan satu cucunya. Mereka harus tidur miring untuk menghemat ruang.

Dia mengatakan tenda itu berharga $276 atau Rp 4,2 juta. "Ini benar-benar gila," katanya.

Dalam kondisi perekonomian perang yang didorong oleh permintaan di Rafah, harga tenda keluarga yang lebih besar kini berkisar antara $800 Rp 12,4 juta hingga $1.400 Rp 21,7 juta.

Saat pagi pukul 05.00 mereka memulai dengan membuat makanan. Setelah itu mereka mencari air untuk mencuci.

Halaman:

Terkini Lainnya

AS Tegas Peringatkan Israel, Pasokan Senjata Akan Disetop jika Lanjutkan Serang Rafah

AS Tegas Peringatkan Israel, Pasokan Senjata Akan Disetop jika Lanjutkan Serang Rafah

Global
[POPULER GLOBAL] PRT Dapat Warisan Rp 43,5 Miliar | Israel Serang Rafah

[POPULER GLOBAL] PRT Dapat Warisan Rp 43,5 Miliar | Israel Serang Rafah

Global
Israel Serang Rafah: Hamas Lawan Balik, AS Hentikan Pengiriman Senjata

Israel Serang Rafah: Hamas Lawan Balik, AS Hentikan Pengiriman Senjata

Global
Militer Taiwan Siap Hadapi Apapun Langkah China saat Presiden Lai Mulai Menjabat

Militer Taiwan Siap Hadapi Apapun Langkah China saat Presiden Lai Mulai Menjabat

Global
Ada Air Terjun di Kantor, Ternyata Ini Penyebabnya

Ada Air Terjun di Kantor, Ternyata Ini Penyebabnya

Global
Pria China Bangun dari Koma 10 Tahun Berkat Perawatan Tulus Istrinya

Pria China Bangun dari Koma 10 Tahun Berkat Perawatan Tulus Istrinya

Global
Ukraina Kemungkinan Mati Listrik di Seluruh Negeri Usai Serangan Besar Rusia

Ukraina Kemungkinan Mati Listrik di Seluruh Negeri Usai Serangan Besar Rusia

Global
India Tangkap 4 Orang yang Dituduh Selundupkan Orang untuk Jadi Tentara Rusia di Ukraina

India Tangkap 4 Orang yang Dituduh Selundupkan Orang untuk Jadi Tentara Rusia di Ukraina

Global
Kepala Propaganda yang Melayani Ketiga Pemimpin Korea Utara Meninggal

Kepala Propaganda yang Melayani Ketiga Pemimpin Korea Utara Meninggal

Global
Jika Pasukan Perancis Dikirim ke Ukraina, Rusia Anggap Sasaran Sah

Jika Pasukan Perancis Dikirim ke Ukraina, Rusia Anggap Sasaran Sah

Global
Israel Buka Lagi Penyeberangan Kerem Shalom untuk Bantuan ke Gaza

Israel Buka Lagi Penyeberangan Kerem Shalom untuk Bantuan ke Gaza

Global
Di Museum Australia, Ada Toilet Khusus Perempuan

Di Museum Australia, Ada Toilet Khusus Perempuan

Global
Israel Buru Hamas dalam Serangan Besar-besaran di Rafah

Israel Buru Hamas dalam Serangan Besar-besaran di Rafah

Global
Malaysia Akan Hadiahkan Orangutan kepada Negara Pembeli Minyak Sawit, Serupa Diplomasi Panda dari China

Malaysia Akan Hadiahkan Orangutan kepada Negara Pembeli Minyak Sawit, Serupa Diplomasi Panda dari China

Global
Gerakan Tenda Mahasiswa Pro-Palestina dan Paradoks Demokrasi AS

Gerakan Tenda Mahasiswa Pro-Palestina dan Paradoks Demokrasi AS

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com