Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kesaksian Pilot Japan Airlines Sebelum Tabrakan di Bandara Haneda Tokyo

Kompas.com - 04/01/2024, 15:46 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

TOKYO, KOMPAS.com - Pilot pesawat Japan Airlines JAL516 mengaku tidak ada kontak visual atau tidak melihat pesawat Penjaga Pantai (Coast Guard) dan kemudian bertabrakan di bandara Haneda, Tokyo, Jepang, Selasa (2/1/2024).

Pesawat Japan Airlines terbakar tetapi semua 379 penumpang dan awaknya selamat, sedangkan lima dari enam kru Penjaga Pantai tewas.

Juru bicara JAL pada Kamis (4/1/2024) menyampaikan kepada kantor berita AFP, ketiga pilot yang bertugas juga tidak dapat melihat api dari kokpit ketika kebakaran terjadi. Mereka baru tahu dari awak kabin.

Baca juga: Penyebab Japan Airlines Tabrakan dan Terbakar Akhirnya Terungkap

Disebutkan bahwa tidak ada kontak visual oleh para pilot dengan pesawat lain. Hanya salah satu dari mereka yang melihat sebuah obyek tepat sebelum tabrakan.

"Setelah pesawat mendarat dan kira-kira saat roda depan menyentuh atau hendak menyentuh darat--selama beberapa detik itu mereka bilang merasakan tabrakan," lanjut juru bicara JAL.

Ketua pramugari yang merupakan salah satu dari sembilan awak kemudian melapor ke kokpit bahwa pesawat terbakar, sehingga awak kabin perlu izin membuka pintu darurat, menurut laporan stasiun tv NHK.

Saat itu kabin dipenuhi asap dan semakin panas. Bayi-bayi menangis dan orang-orang memohon pintu dibuka.

Di salah satu video yang beredar terdengar anak muda berteriak, "Tolong biarkan kami keluar. Tolong. Tolong buka. Buka saja. Ya Tuhan."

Ada delapan pintu darurat di Japan Airlines JAL516, tetapi evakuasi dimulai dari dua perosotan di depan pesawat akibat kebakaran.

Kemudian di belakang, anggota kru membuka pintu keluar sendiri karena interkom rusak sehingga tidak bisa meminta bantuan kokpit.

Baca juga: Japan Airlines Terbakar, Begini Cara Kru Selamatkan 379 Orang Hanya dalam 90 Detik

Evakuasi sesuai prosedur

Bangkai pesawat Japan Airlines JAL516 yang terbakar di bandara internasional Haneda, Tokyo, Jepang, Rabu (3/1/2024). Pesawat Japan Airlines tabrakan dengan pesawat Penjaga Pantai (Coast Guard) di landasan pacu pada Selasa (2/1/2024). Semua 379 orang di pesawat JAL selamat, tetapi lima kru Penjaga Pantai tewas.AFP/RICHARD A. BROOKS Bangkai pesawat Japan Airlines JAL516 yang terbakar di bandara internasional Haneda, Tokyo, Jepang, Rabu (3/1/2024). Pesawat Japan Airlines tabrakan dengan pesawat Penjaga Pantai (Coast Guard) di landasan pacu pada Selasa (2/1/2024). Semua 379 orang di pesawat JAL selamat, tetapi lima kru Penjaga Pantai tewas.
Butuh 18 menit untuk mengevakuasi semua orang di pesawat. Pilot menjadi manusia terakhir yang menginjakkan kaki di landasan pada pukul 18.05 waktu setempat.

Tak lama setelahnya pesawat Japan Airlines dilalap si jago merah dan puluhan mobil pemadam kebakaran berusaha memadamkannya. Proses pemadaman memakan waktu delapan jam.

“Sejujurnya, saya pikir kami tidak akan selamat,” kata seorang perempuan kepada NHK.

JAL mengungkapkan, hanya dua penumpang yang mengalami luka fisik seperti memar atau anggota tubuh terkilir.

“Para penumpang sepertinya mengikuti instruksi sesuai prosedur,” ujar Terence Fan, pakar industri penerbangan dari Singapore Management University, kepada AFP.

Baca juga: Semua 379 Penumpang Japan Airlines Selamat, Mantan Pilot: Kita Baru Saksikan Keajaiban

Kebingungan di landasan

Bangkai pesawat Japan Airlines JAL516 yang terbakar di bandara internasional Haneda, Tokyo, Jepang, Rabu (3/1/2024). Pesawat Japan Airlines tabrakan dengan pesawat Penjaga Pantai (Coast Guard) di landasan pacu pada Selasa (2/1/2024). Semua 379 orang di pesawat JAL selamat, tetapi lima kru Penjaga Pantai tewas.AFP/RICHARD A. BROOKS Bangkai pesawat Japan Airlines JAL516 yang terbakar di bandara internasional Haneda, Tokyo, Jepang, Rabu (3/1/2024). Pesawat Japan Airlines tabrakan dengan pesawat Penjaga Pantai (Coast Guard) di landasan pacu pada Selasa (2/1/2024). Semua 379 orang di pesawat JAL selamat, tetapi lima kru Penjaga Pantai tewas.
Penyelidik dari Jepang, Perancis, Inggris, dan Kanada sedang menyelidiki kecelakaan pada Kamis (4/1/2024), dan sisa-sisa kedua pesawat yang hangus masih berserakan di salah satu dari empat landasan pacu Haneda.

Perekam penerbangan dan suara dari pesawat penjaga pantai ditemukan, tetapi dari JAL tidak ditemukan perekam suaranya.

Kementerian Perhubungan Jepang merilis transkrip komunikasi pengendali penerbangan, yang menunjukkan mereka menyetujui pendaratan penerbangan JAL.

Namun, transkrip menunjukkan bahwa pesawat penjaga pantai diperintahkan pergi ke suatu tempat di dekat landasan pacu.

Sebelumnya, NHK melaporkan bahwa pilotnya, Genki Miyamoto (39) tak lama setelah kecelakaan itu bilang dia mendapat izin untuk lepas landas.

JAL memperkirakan kerugian 15 miliar yen (Rp 1,6 triliun) untuk pesawat yang terbakat itu dan harus ditanggung asuransi, lalu kini sedang menghitung kerugian terhadap pendapatan perusahaan.

Jepang belum pernah mengalami kecelakaan pesawat komersial yang parah selama puluhan tahun.

Pada 1985, pesawat jet jumbo JAL yang terbang dari Tokyo ke Osaka jatuh, menewaskan 520 penumpang dan awak. Salah satu kecelakaan paling mematikan di dunia yang melibatkan satu penerbangan.

Adapun kecelakaan penerbangan sipil terburuk di dunia juga terjadi di darat ketika dua Boeing 747 bertabrakan di Bandara Los Rodeos di pulau Tenerife, Spanyol, pada 1977, menewaskan 583 orang.

Baca juga: Pesawat yang Tabrakan dengan Japan Airlines Sedang Bersiap Terbang Kirim Bantuan Gempa

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com