Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gaza Banjir, Penderitaan Warga Bertambah

Kompas.com - 14/12/2023, 11:42 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber Al Jazeera

GAZA, KOMPAS.com - Hujan deras disertai angin dan banjir yang merendam kamp pengungsi di Jalur Gaza menambah penderitaan warga.

Al Jazeera pada Rabu (13/12/2023) melaporkan, air menggenang di tenda-tenda Rafah, daerah berpasir yang dipenuhi sampah.

Orang-orang membawa ember pasir untuk menutupi genangan air di dalam dan sekitar tenda mereka, serta menggantungkan pakaian yg basah.

Baca juga: Kelaparan di Gaza Meningkat, PBB: Bisa Picu Warga Eksodus ke Mesir

Beberapa keluarga mendapat tenda yang layak, tetapi ada pula yang hanya memiliki terpal atau plastik tipis transparan untuk melindungi barang-barang.

Banyak juga tenda yang tidak beralas sehingga orang-orang bermalam dengan meringkuk di atas pasir basah.

Aziza Al Shabrawi contohnya. Ia berusaha keras mengeluarkan air hujan dari tenda keluarganya, sambil menunjuk pada kedua anaknya yang hidup dalam kondisi genting.

“Putraku sakit karena kedinginan dan putriku bertelanjang kaki. Kami seperti pengemis,” kata ibu berusia 38 tahun itu. “Tak ada yang peduli, dan tak ada yang membantu.”

Sementara itu Yasmin Mhani mengatakan, dia terbangun saat malam dan mendapati anaknya yang berusia tujuh bulan basah kuyup.

Keluarganya yang beranggotakan lima orang berbagi satu selimut setelah rumahnya hancur oleh serangan udara Israel. Mereka kehilangan salah satu anak serta seluruh harta benda.

“Rumah kami hancur, anak kami tewas dan saya tetap menghadapi semuanya. Ini tempat kelima yang harus kami tuju, mengungsi dari satu tempat ke tempat lain, hanya dengan mengenakan kaus oblong,” katanya sambil menggantungkan pakaian basah di luar tendanya.

Baca juga: Alasan AS Veto Resolusi PBB soal Gencatan Senjata di Gaza

Video di media sosial menunjukkan orang-orang berjalan melalui jalanan yang terendam banjir sambil membawa anggota keluarga mereka yang tewas, dibungkus dengan kain kafan putih. Hujan lebat dan angin kencang mempersulit proses pemakaman.

Koresponden Al Jazeera Tareq Abu Azzoum yang melaporkan dari Al Mawasi di Gaza selatan mengatakan, curah hujan menimbulkan tantangan baru bagi sebagian besar warga Palestina.

“Ini sangat mengkhawatirkan bagi mereka yang mengungsi dari rumah dan mengikuti perintah pasukan pendudukan Israel untuk melarikan diri ke selatan,” katanya.

“Masyarakat di sini menghadapi situasi yang dramatis dan memburuk karena berpindah dari tinggal di rumah beton ke tenda-tenda yang tidak memiliki segala macam kebutuhan dasar.”

Puluhan ribu warga Palestina di Gaza mengungsi ke selatan dengan cara apa pun, baik menaiki mobil, truk, kereta kuda, atau berjalan kaki, membuat Rafah menjadi lautan tenda dan tempat berlindung sementara yang terbuat dari kayu dan terpal plastik.

Baca juga: Bakteri Shigella Menyerang Tentara Israel di Gaza

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com