Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rangkuman Hari Ke-624 Serangan Rusia ke Ukraina: Ukraina Ogah Berunding | Hubungan Militer Rusia-Korea Utara Berkembang

Kompas.com - 10/11/2023, 10:28 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP

KYIV, KOMPAS.com – Masih ada beberapa hal baru yang terjadi mewarnai perang Rusia-Ukraina hari ke-624 pada Kamis (9/11/2023).

Ini termasuk, Ukraina mengkritik seruan agar Kyiv mengadakan perundingan dengan Rusia, menyusul laporan bahwa sekutu-sekutunya mendorong perundingan setelah serangan balasan Ukraina yang mengecewakan.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken memperingatkan bahwa hubungan militer antara Korea Utara dan Rusia semakin berkembang dan berbahaya.

Baca juga: Rangkuman Hari Ke-623 Serangan Rusia ke Ukraina: Hakim ICC Diburu | G7 Kecam Korut

Untuk lebih lengkapnya, berikut rangkuman serangan Rusia ke Ukraina hari ke-624 yang dapat Anda simak:

AS: hubungan militer Korea Utara dan Rusia berkembang dan berbahaya

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pada Kamis memperingatkan bahwa hubungan militer antara Korea Utara dan Rusia semakin berkembang dan berbahaya.

Amerika Serikat, Korea Selatan, dan Jepang dalam beberapa pekan terakhir berulang kali mengkritik Korea Utara karena membantu Rusia melancarkan perangnya di Ukraina.

Korea Selatan mengatakan Korea Utara mendapatkan teknologi luar angkasa dengan imbalan senjata dan amunisi.

Blinken berada di Seoul setelah menghadiri pertemuan para menteri luar negeri G7 di Jepang, dan bertemu dengan Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol serta pejabat tinggi lainnya pada Kamis.

"(Amerika Serikat dan Korea Selatan) sama-sama merasakan keprihatinan yang mendalam mengenai kerja sama militer DPRK (Korea Utara) yang semakin berkembang dan berbahaya dengan Rusia”, kata Blinken dalam konferensi pers di Seoul, dikutip dari AFP.

Ukraina ungkap alasan tolak seruan perundingan dengan Rusia

Ukraina pada Kamis mengkritik seruan agar Kyiv mengadakan perundingan dengan Rusia, menyusul laporan bahwa sekutu-sekutunya mendorong perundingan setelah serangan balasan Ukraina yang mengecewakan.

“Mereka yang berpendapat bahwa Ukraina harus bernegosiasi dengan Rusia sekarang adalah mereka yang tidak mendapat informasi atau disesatkan,” kata Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba melalui media sosial.

“Atau mereka memihak Rusia dan ingin (Presiden Rusia Vladimir) Putin mengambil jeda sebelum melakukan agresi yang lebih besar,” tambahnya.

Baca juga: Rangkuman Hari Ke-622 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Nyapres Lagi | Avdiivka Bersiap Diserang

Ekspor maritim Ukraina terus berlanjut meskipun ada serangan rudal

Kapal-kapal terus singgah di pelabuhan Laut Hitam di bagian selatan Ukraina pada Kamis, sehari setelah Kyiv mengatakan sebuah rudal Rusia menewaskan satu orang ketika menghantam sebuah kapal sipil.

Utusan kemanusiaan PBB di Ukraina mengutuk serangan pada Kamis, yang menghantam kapal berbendera Liberia saat memasuki pelabuhan Pivdennyi Ukraina di wilayah Odessa.

Wakil Perdana Menteri Oleksandr Kubrakov dalam sebuah postingan di media sosial, mengatakan enam kapal yang memuat 231.000 ton produk pertanian meninggalkan tiga pelabuhan di wilayah Odessa pada hari Kamis.

Halaman:

Terkini Lainnya

AS Tegas Peringatkan Israel, Pasokan Senjata Akan Disetop jika Lanjutkan Serang Rafah

AS Tegas Peringatkan Israel, Pasokan Senjata Akan Disetop jika Lanjutkan Serang Rafah

Global
[POPULER GLOBAL] PRT Dapat Warisan Rp 43,5 Miliar | Israel Serang Rafah

[POPULER GLOBAL] PRT Dapat Warisan Rp 43,5 Miliar | Israel Serang Rafah

Global
Israel Serang Rafah: Hamas Lawan Balik, AS Hentikan Pengiriman Senjata

Israel Serang Rafah: Hamas Lawan Balik, AS Hentikan Pengiriman Senjata

Global
Militer Taiwan Siap Hadapi Apapun Langkah China saat Presiden Lai Mulai Menjabat

Militer Taiwan Siap Hadapi Apapun Langkah China saat Presiden Lai Mulai Menjabat

Global
Ada Air Terjun di Kantor, Ternyata Ini Penyebabnya

Ada Air Terjun di Kantor, Ternyata Ini Penyebabnya

Global
Pria China Bangun dari Koma 10 Tahun Berkat Perawatan Tulus Istrinya

Pria China Bangun dari Koma 10 Tahun Berkat Perawatan Tulus Istrinya

Global
Ukraina Kemungkinan Mati Listrik di Seluruh Negeri Usai Serangan Besar Rusia

Ukraina Kemungkinan Mati Listrik di Seluruh Negeri Usai Serangan Besar Rusia

Global
India Tangkap 4 Orang yang Dituduh Selundupkan Orang untuk Jadi Tentara Rusia di Ukraina

India Tangkap 4 Orang yang Dituduh Selundupkan Orang untuk Jadi Tentara Rusia di Ukraina

Global
Kepala Propaganda yang Melayani Ketiga Pemimpin Korea Utara Meninggal

Kepala Propaganda yang Melayani Ketiga Pemimpin Korea Utara Meninggal

Global
Jika Pasukan Perancis Dikirim ke Ukraina, Rusia Anggap Sasaran Sah

Jika Pasukan Perancis Dikirim ke Ukraina, Rusia Anggap Sasaran Sah

Global
Israel Buka Lagi Penyeberangan Kerem Shalom untuk Bantuan ke Gaza

Israel Buka Lagi Penyeberangan Kerem Shalom untuk Bantuan ke Gaza

Global
Di Museum Australia, Ada Toilet Khusus Perempuan

Di Museum Australia, Ada Toilet Khusus Perempuan

Global
Israel Buru Hamas dalam Serangan Besar-besaran di Rafah

Israel Buru Hamas dalam Serangan Besar-besaran di Rafah

Global
Malaysia Akan Hadiahkan Orangutan kepada Negara Pembeli Minyak Sawit, Serupa Diplomasi Panda dari China

Malaysia Akan Hadiahkan Orangutan kepada Negara Pembeli Minyak Sawit, Serupa Diplomasi Panda dari China

Global
Gerakan Tenda Mahasiswa Pro-Palestina dan Paradoks Demokrasi AS

Gerakan Tenda Mahasiswa Pro-Palestina dan Paradoks Demokrasi AS

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com