Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Drone Serang Akademi Militer Suriah, Sedikitnya 100 Orang Dilaporkan Tewas

Kompas.com - 06/10/2023, 14:28 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber Reuters

BEIRUT, KOMPAS.com - Sedikitnya 100 orang dilaporkan tewas dalam sebuah serangan di sebuah akademi militer di Suriah pada Kamis (5/10/2023).

Drone dikabarkan mengebom tempat itu hanya berselang beberapa menit setelah Menteri Pertahanan Suriah Ali Mahmoud Abbas meninggalkan upacara wisuda di sana.

Ini adalah salah satu serangan paling berdarah yang pernah terjadi terhadap instalasi militer Suriah, dan belum pernah terjadi sebelumnya dalam penggunaan drone bersenjata di negara yang telah mengalami perang saudara selama 12 tahun itu.

Baca juga: Jet Tempur AS Tembak Jatuh Pesawat Tak Berawak Turkiye di Suriah

Sebagaimana dikutip dari Reuters, Kementerian Pertahanan Suriah mengungkap, warga sipil dan personil militer menjadi korban tewas dalam serangan terhadap akademi militer di provinsi tengah Homs.

Dikatakan, kelompok-kelompok "teroris" telah menggunakan pesawat tak berawak dalam melakukan serangan kali ini.

Pernyataan tersebut tidak menyebutkan organisasi dan tidak ada kelompok yang segera mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.

Atas insiden ini, Kementerian Pertahanan Suriah dan Kementerian Luar Negeri Suriah bersumpah untuk merespons dengan kekuatan penuh.

Pasukan pemerintah Suriah dilaporkan telah melakukan serangan bom besar-besaran di wilayah yang dikuasai oposisi di Idlib sepanjang hari.

Setelah kehadiran Menteri Pertahanan

Menurut sumber keamanan Suriah dan sumber keamanan di aliansi regional yang mendukung pemerintah Damaskus melawan kelompok-kelompok oposisi, Menteri Pertahanan Suriah menghadiri upacara wisuda tersebut, namun meninggalkannya beberapa menit sebelum serangan terjadi.

Baca juga: Serangan Udara Rusia Dilaporkan Tewaskan 8 Orang di Suriah

"Setelah upacara, orang-orang keluar ke halaman dan bahan peledak meledak. Kami tidak tahu dari mana asalnya, dan mayat-mayat bergelimpangan di tanah," ujar seorang pria Suriah yang telah membantu menyiapkan dekorasi di akademi untuk acara tersebut, dikutip dari Reuters.

 

Rekaman yang dibagikan kepada Reuters melalui aplikasi pesan WhatsApp menunjukkan orang-orang tergeletak di genangan darah di sebuah halaman yang luas. Beberapa di antaranya dilaporkan tampak mengenakan pakaian militer dan yang lainnya mengenakan pakaian sipil.

Beberapa jasad bahkan terlihat masih membara dan yang lainnya masih terbakar.

Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia mengatakan lebih dari 100 orang tewas dan 125 lainnya terluka. Seorang pejabat aliansi yang mendukung pemerintah Suriah mengatakan jumlah korban sekitar 100 orang.

Menteri Kesehatan Suriah Hassan Al-Ghobash memberikan jumlah korban yang lebih rendah.

Dia mengatakan kepada TV pemerintah bahwa 80 orang telah terbunuh, termasuk enam wanita dan enam anak-anak, namun mengatakan sekitar 240 orang terluka.

Konflik Suriah dimulai dengan protes terhadap Presiden Bashar al-Assad pada tahun 2011, namun kemudian berkembang menjadi perang habis-habisan yang telah menewaskan ratusan ribu orang dan membuat jutaan orang mengungsi.

Baca juga: Afraa, Bayi yang Lahir di Bawah Reruntuhan Gempa Suriah, Kini Hidup Sehat

Tentara Suriah telah hancur lebur akibat pertempuran, dan sangat bergantung pada dukungan militer dari Rusia dan Iran serta para pejuang yang didukung Teheran dari Lebanon, Irak, dan negara-negara lain.

Assad berhasil merebut kembali sebagian besar wilayah Suriah, namun sebagian besar wilayah di bagian utara yang berbatasan dengan Turkiye masih dikuasai oleh kelompok-kelompok oposisi bersenjata, termasuk para pejuang jihadis garis keras.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com