Dia juga jengkel karena McCarthy telah mencapai kesepakatan dengan Biden mengenai pendanaan lebih lanjut untuk Ukraina meskipun pendanaan tersebut berasal dari rancangan undang-undang darurat 45 hari yang dikenal sebagai Resolusi Berkelanjutan.
Banyak anggota Partai Republik yang menentang gagasan memecat McCarthy, karena tidak ada rencana jelas tentang bagaimana menghadapi kemungkinan pemecatannya.
Itulah motivasi mereka pada menit-menit terakhir untuk mengajukan pemungutan suara dan membatalkan prosesnya.
Namun, hal tersebut juga gagal dengan perolehan suara 208 berbanding 218, dengan 11 anggota Partai Republik memberikan suara menentang penundaan tersebut.
Ketika McCarthy diangkat pada Januari lalu, dia membutuhkan 15 putaran pemungutan suara sebelum mengambil peran tersebut. Dia sekarang menjadi pemimpin DPR pertama yang lanjut dalam masa jabatan ketua.
Menggulingkan politisi California itu berpotensi akan membuat DPR berada dalam kekacauan total karena tidak ada anggota Partai Republik yang menyatakan kesediaannya untuk mengambil keputusan.
Baca juga: Biden dan Ketua DPR AS Akhirnya Capai Kesepakatan soal Plafon Utang
Artikel ini pernah dimuat di DW Indonesia dengan judul Pertama dalam Sejarah, Ketua DPR AS Kevin McCarthy Dipecat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.