Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Martinus Ariya Seta
Dosen Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Hobi membaca dan jalan-jalan. Saat ini sedang menempuh studi doktoral dalam bidang Pendidikan Agama di Julius Maximilians Universität Würzburg

"Wiedervereinigung": Perayaan Tanpa Ritual

Kompas.com - 03/10/2023, 11:13 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

TANGGAL 3 Oktober adalah hari libur nasional di Jerman. Ini adalah peringatan bersatunya Jerman Barat dan Jerman Timur yang dikenal dengan istilah Tag der Deutschen Einheit (Hari Persatuan Jerman) atau Wiedervereinigung (Bersatunya Kembali).

Sebagian besar hari libur nasional di Jerman berlatar belakang perayaan religius agama Kristen. Wiedervereinigung adalah salah satu dari dua hari libur nasional yang berkaitan dengan peristiwa politik.

Tanggal 1 Mei di Jerman diperingati sebagai der Tag der Arbeit (Hari Buruh) dan menjadi hari libur nasional.

Pemilihan tanggal 3 Oktober

Pada mulanya, salah satu opsi hari peringatan nasional adalah tanggal 9 November. Peristiwa runtuhnya tembok Berlin pada 9 November 1989, adalah alasan di balik opsi tersebut.

Namun, tanggal ini akhirnya tidak dipilih. Mengapa? Ini bukanlah tanggal baik. Paling tidak ada dua peristiwa kelam yang terjadi pada tanggal tersebut.

Pada 9 November 1923, Hitler melakukan pemberontakan di München. Pemberontakan ini gagal dan Hitler dijebloskan ke penjara.

Pada 9 November 1938, terjadi persekusi secara massal kepada orang-orang Yahudi di seluruh wilayah Jerman dan peristiwa ini dikenal dengan istilah Novemberpogrome (Pembantaian November).

Pertimbangan politik ingatan melatarbelakangi penolakan terhadap opsi 9 November. Barangkali ada ketakutan terhadap penghapusan atau kelupaan terhadap masa lalu Jerman yang kelam.

Ini adalah bagian dari pengakuan rasa bersalah terhadap masa lalu sekaligus bentuk empati terhadap pihak-pihak yang menjadi korban.

Tanggal 3 November akhirnya dipilih sebagai peringatan nasional. Latar belakangnya adalah peristiwa administrasi hukum.

Pada 31 Agustus 1990, pihak BRD (Bundesrepublik Deutschland) atau Jerman Barat dan pihak DDR (Deutsch Demokratische Republik) atau Jerman Timur menyepakati Einigungsvertrag (Perjanjian Penyatuan).

Pihak BRD diwakili oleh Menteri Dalam Negeri Wolfgang Schäuble dan pihak DDR diwakili oleh Sekretaris Negara Günther Krause.

Tanggal 3 Oktober 1990, disepakati sebagai tanggal berlakunya Einigungsvertrag. Isi kesepakatan tersebut adalah meleburnya DDR ke dalam BRD.

Sejak 3 Oktober 1990, eksistensi DDR secara hukum sudah tidak ada lagi. Istilah BRD tidak lagi merujuk pada Jerman Barat, tetapi entitas Jerman bersatu. Itulah kenapa kemudian tanggal 3 Oktober ditetapkan sebagai hari libur nasional.

Perayaan tanpa ritual

Tidak ada gegap gembita perayaan Wiedervereinigung. Semuanya nampak biasa-biasa saja sebagaimana hari Minggu. Bendera Jerman memang dikibarkan. Tetapi, tidak ada parade ataupun pawai.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

AS Siap Larang Visa Pemukim Israel yang Lakukan Kekerasan pada Warga Palestina

AS Siap Larang Visa Pemukim Israel yang Lakukan Kekerasan pada Warga Palestina

Global
Israel Beri Isyarat Lancarkan Serangan Darat ke Gaza Selatan

Israel Beri Isyarat Lancarkan Serangan Darat ke Gaza Selatan

Global
Rangkuman Hari ke-646 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Percepat Pembangunan Benteng di Timur | Hongaria Tak Dukung Ukraina Masuk Uni Eropa

Rangkuman Hari ke-646 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Percepat Pembangunan Benteng di Timur | Hongaria Tak Dukung Ukraina Masuk Uni Eropa

Global
Israel Beri Tahu Negara-negara Arab Terkait Proposal Rencana Gaza ke Depan

Israel Beri Tahu Negara-negara Arab Terkait Proposal Rencana Gaza ke Depan

Global
Israel Bertekad Habis-habisan Memburu 3 Komandan Tertinggi Hamas

Israel Bertekad Habis-habisan Memburu 3 Komandan Tertinggi Hamas

Global
Perpanjangan Gencatan Senjata Gagal, Israel Kembali Bombardir Gaza, 184 Orang Tewas

Perpanjangan Gencatan Senjata Gagal, Israel Kembali Bombardir Gaza, 184 Orang Tewas

Global
[POPULER GLOBAL] Israel Lanjutkan Perang | Israel Sengaja Gempur Gaza

[POPULER GLOBAL] Israel Lanjutkan Perang | Israel Sengaja Gempur Gaza

Global
Nenek Ini Mengaku 50 Tahun Hidup Hanya dengan Minum Air, Tak Pernah Makan

Nenek Ini Mengaku 50 Tahun Hidup Hanya dengan Minum Air, Tak Pernah Makan

Global
Gencatan Senjata di Gaza Berakhir, 60 Orang Lebih Tewas, PBB Sesalkan Pertempuan Berlanjut

Gencatan Senjata di Gaza Berakhir, 60 Orang Lebih Tewas, PBB Sesalkan Pertempuan Berlanjut

Global
Israel Terbitkan Peta Zona Evakuasi Gaza, Tunjukkan Lokasi Aman untuk Warga Mengungsi

Israel Terbitkan Peta Zona Evakuasi Gaza, Tunjukkan Lokasi Aman untuk Warga Mengungsi

Global
Masyarakat Internasional Didesak Bergerak Cepat Hentikan Kekerasan di Gaza

Masyarakat Internasional Didesak Bergerak Cepat Hentikan Kekerasan di Gaza

Global
Malaysia Undang Xi Jinping untuk Berkunjung, Ada Maksud Apa?

Malaysia Undang Xi Jinping untuk Berkunjung, Ada Maksud Apa?

Global
Petugas Kebersihan AS Memilah 20 Ton Sampah demi Menemukan Cincin Pernikahan yang Hilang

Petugas Kebersihan AS Memilah 20 Ton Sampah demi Menemukan Cincin Pernikahan yang Hilang

Global
Israel Minta Penduduk Khan Younis Pindah ke Rafah, tapi di Sana Diserang Juga

Israel Minta Penduduk Khan Younis Pindah ke Rafah, tapi di Sana Diserang Juga

Global
Gencatan Senjata Berakhir, Israel Serang Gaza Lagi

Gencatan Senjata Berakhir, Israel Serang Gaza Lagi

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com