Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

"Wiedervereinigung": Perayaan Tanpa Ritual

Sebagian besar hari libur nasional di Jerman berlatar belakang perayaan religius agama Kristen. Wiedervereinigung adalah salah satu dari dua hari libur nasional yang berkaitan dengan peristiwa politik.

Tanggal 1 Mei di Jerman diperingati sebagai der Tag der Arbeit (Hari Buruh) dan menjadi hari libur nasional.

Pemilihan tanggal 3 Oktober

Pada mulanya, salah satu opsi hari peringatan nasional adalah tanggal 9 November. Peristiwa runtuhnya tembok Berlin pada 9 November 1989, adalah alasan di balik opsi tersebut.

Namun, tanggal ini akhirnya tidak dipilih. Mengapa? Ini bukanlah tanggal baik. Paling tidak ada dua peristiwa kelam yang terjadi pada tanggal tersebut.

Pada 9 November 1923, Hitler melakukan pemberontakan di München. Pemberontakan ini gagal dan Hitler dijebloskan ke penjara.

Pada 9 November 1938, terjadi persekusi secara massal kepada orang-orang Yahudi di seluruh wilayah Jerman dan peristiwa ini dikenal dengan istilah Novemberpogrome (Pembantaian November).

Pertimbangan politik ingatan melatarbelakangi penolakan terhadap opsi 9 November. Barangkali ada ketakutan terhadap penghapusan atau kelupaan terhadap masa lalu Jerman yang kelam.

Ini adalah bagian dari pengakuan rasa bersalah terhadap masa lalu sekaligus bentuk empati terhadap pihak-pihak yang menjadi korban.

Tanggal 3 November akhirnya dipilih sebagai peringatan nasional. Latar belakangnya adalah peristiwa administrasi hukum.

Pada 31 Agustus 1990, pihak BRD (Bundesrepublik Deutschland) atau Jerman Barat dan pihak DDR (Deutsch Demokratische Republik) atau Jerman Timur menyepakati Einigungsvertrag (Perjanjian Penyatuan).

Pihak BRD diwakili oleh Menteri Dalam Negeri Wolfgang Schäuble dan pihak DDR diwakili oleh Sekretaris Negara Günther Krause.

Tanggal 3 Oktober 1990, disepakati sebagai tanggal berlakunya Einigungsvertrag. Isi kesepakatan tersebut adalah meleburnya DDR ke dalam BRD.

Sejak 3 Oktober 1990, eksistensi DDR secara hukum sudah tidak ada lagi. Istilah BRD tidak lagi merujuk pada Jerman Barat, tetapi entitas Jerman bersatu. Itulah kenapa kemudian tanggal 3 Oktober ditetapkan sebagai hari libur nasional.

Perayaan tanpa ritual

Tidak ada gegap gembita perayaan Wiedervereinigung. Semuanya nampak biasa-biasa saja sebagaimana hari Minggu. Bendera Jerman memang dikibarkan. Tetapi, tidak ada parade ataupun pawai.

Dapat dikatakan, tidak ada ritual yang dilakukan secara massal untuk menyambut dan merayakan Wiedervereinigung.

Hampir di sebagian besar negara-negara di dunia, hari libur nasional dirayakan untuk membangkitkan ingatan kolektif masa lalu dan juga merawat ikatan kolektif.

Politik ingatan adalah falsafah di balik peringatan hari nasional. Pagelaran ritual secara masif adalah pernak-pernik penting dari hari peringatan nasional.

Bangsa Jerman tampaknya tidak menginvestasikan Wiedervereinigung untuk merawat ingatan dan ikatan kolektif sebagai bangsa. Tidak ada ritual dalam penyambutan Wiedervereinigung.

Barangkali, masih ada trauma besar untuk membangun kembali ikatan kolektif dalam bingkai nasionalisme.

Istilah nasionalisme di Jerman memiliki konotasi negatif. Ini terkait dengan sejarah masa lalu bangsa Jerman. Nasionalisme bangsa Jerman bertipe etnonasionalisme.

Ikatan emosi sebagai satu bangsa dibangun berdasarkan kesamaan etnis dan ras. Nasionalisme semacam ini sangat diskriminatif karena mengimpikan masyarakat yang homogen.

Ketika menelisik pertanyaan, "Apakah yang menjadi identitas Jerman?“ Ada berbagai macam versi jawaban.

Sebagian pihak mengatakan, Eropa sebagai identitas Jerman. Identitas Eropa terlalu abstrak. Identitas yang abstrak tidak memili daya pikat kuat.

Selain itu, identitas Eropa juga memiliki konotasi negatif bagi sebagian kalangan. Uni Eropa dianggap sebagai institusi yang menggerogoti dan mengancam kedaulatan negara-negara anggotanya.

Sebagian pihak menganggap Kristen kultural adalah identitas Jerman. Data 2022 menunjukkan jumlah penganut agama Kristen Katolik mencapai 25 persen, Kristen Protestan 23 persen.

Jumlah penduduk Jerman yang menyatakan diri tidak beragama mencapai sekitar 44 persen. Presentase orang yang tidak beragama jauh lebih tinggi daripada penganut agama Kristen.

Istilah Kristen kultural tidak merujuk pada kesalehan religius atau ikatan terhadap institusi agama. Ini hanya sekadar pengakuan terhadap jejak-jejak peninggalan agama Kristen yang masih terasa hingga saat ini.

Ini adalah semacam nostalgia masa lalu tanpa ikatan emosional religius. Pengaruh agama Kristen di Eropa sudah tergerus oleh ideologi liberalisme. Sebagian pihak cenderung mengaitkan identitas Jerman dengan nilai-nilai liberalisme.

Identitas adalah proyeksi. Hanya saja tidak ada kesepakatan terkait hal tersebut. Bangsa Jerman lebih memikirkan untuk membangun sistem yang menjamin kebebasan individu dan kesejahteraan ekonomi.

Membangun dan merawat ikatan solidaritas sebagai satu bangsa tampaknya tidak begitu diperhatikan. Itulah kenapa Wiedervereinigung dirayakan tanpa ritual.

Cita rasanya mirip hari libur biasa. Seperti halnya hari Minggu, jalanan begitu sepi pada pagi hari. Geliat kehidupan di kota baru terasa menjelang siang hari. Tidak ada yang berbeda.

Wiedervereinigung adalah perayaan tanpa ritual kolektif. Jerman tampaknya sangat optimistis dan percaya diri dengan keadaan geopolitik di wilayah Eropa.

Identitas kolektif biasanya dibangkitkan dengan isu ancaman geopolitik dari pihak luar.

Setelah Perang Dunia II, membangun perdamaian dan stabilitas kawasan adalah fokus perhatian dari negara-negara yang tergabung dalam Uni Eropa. Perang Dunia II memberikan efek jera terkait opsi perang militer di daratan Eropa.

Akan tetapi, optimisme perdamaian ini tiba-tiba terusik dengan pecahnya perang Ukraina-Rusia.

Di daratan Eropa, terjadinya perang bukanlah sebuah kemustahilan. Sepertinya, perang Ukraina-Rusia menjadi antitesis dari optimisme kedamaian Eropa.

Apakah ini dapat menjadi usikan untuk kembali memikirkan investasi terhadap identitas kolektif bangsa Jerman?

Ini adalah gibah tentang negeri orang. Bagaimanapun juga Wiedervereinigung adalah prestasi perjuangan bangsa Jerman yang harus diapresiasi. Liebe Grüße zum Tag der deutschen Einheit.

https://www.kompas.com/global/read/2023/10/03/111326570/wiedervereinigung-perayaan-tanpa-ritual

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke