Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/09/2023, 11:30 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Reuters

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Dunia tidak mencapai target untuk mengurangi pemanasan global dan diperlukan lebih banyak tindakan lagi di semua bidang.

Hal ini diperingatkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperingatkan pada hari Jumat (8/9/2023), menjelang pembicaraan internasional yang sangat penting yang bertujuan untuk membendung krisis iklim.

Dilansir dari Reuters, laporan Global Stocktake, peringatan terbaru dari PBB mengenai bahaya-bahaya lingkungan, akan menjadi dasar dari pembicaraan COP28 di Dubai pada akhir tahun ini dan menyusul kebakaran hutan selama berbulan-bulan dan temperatur yang meningkat.

Baca juga: PBB: Ratusan Ribu Orang di Asia Tenggara Terjerat Penipuan Online

Laporan ini, yang merupakan puncak dari evaluasi dua tahun terhadap tujuan kesepakatan iklim Paris 2015, menyaring ribuan masukan dari para ahli, pemerintah, dan pegiat lingkungan dan akan menjadi dasar bagi diskusi global di COP28.

"Perjanjian Paris telah mendorong aksi iklim yang hampir bersifat universal dengan menetapkan tujuan dan mengirimkan sinyal kepada dunia mengenai urgensi menanggapi krisis iklim," demikian pernyataan tersebut. "Sementara aksi sedang berjalan, masih banyak lagi yang dibutuhkan di semua lini."

Hampir 200 negara sepakat pada tahun 2015 di Paris untuk membatasi kenaikan suhu bumi tidak lebih dari 2 Celcius di atas tingkat pra-industri, dan berusaha untuk menjaga kenaikan suhu bumi tetap di angka 1,5 Celcius.

Meskipun setiap negara bertanggung jawab untuk menentukan tindakan iklimnya sendiri, mereka juga sepakat untuk menyerahkan laporan kemajuan pada tahun 2023 untuk melihat apa yang harus dilakukan.

PBB mengatakan bahwa janji nasional yang ada untuk mengurangi emisi tidak cukup untuk menjaga suhu dalam ambang batas 1,5 C.

Lebih dari 20 gigaton pengurangan CO2 lebih lanjut diperlukan dalam dekade ini dan nol bersih global pada tahun 2050 untuk mencapai tujuan tersebut, demikian penilaian PBB.

Beberapa negara yang paling rentan terhadap iklim di dunia mengatakan bahwa laporan tersebut harus memacu tindakan dari para pemimpin global.

Baca juga: Jokowi Ajak PBB Usung Pembangunan yang Lebih Adil buat Negara Berkembang

"Dengan para pemimpin yang berkumpul bulan ini untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi Ambisi Iklim Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa menjelang COP28, temuan dan rekomendasi dari Laporan ini harus menjadi peringatan dan pemicu komitmen yang kuat," ujar Pa'olelei Luteru, ketua Asosiasi Negara-Negara Kepulauan Kecil.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber Reuters

Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

'Pria Tertampan Italia' Tinggalkan Karier Modeling demi Menjadi Pendeta

"Pria Tertampan Italia" Tinggalkan Karier Modeling demi Menjadi Pendeta

Global
Kabar Harimau Berkeliaran Bikin Warga Kelantan Malaysia Tak Berani Keluar Rumah Malam Hari

Kabar Harimau Berkeliaran Bikin Warga Kelantan Malaysia Tak Berani Keluar Rumah Malam Hari

Global
Iran Perintahkan AS Bayar Rp 771 Triliun atas Tewasnya Jenderal Qasem Soleimani

Iran Perintahkan AS Bayar Rp 771 Triliun atas Tewasnya Jenderal Qasem Soleimani

Global
Restoran Jepang Unik, Pengunjung Membayar untuk Ditampar Pelayan Berkimono Sebelum Makan

Restoran Jepang Unik, Pengunjung Membayar untuk Ditampar Pelayan Berkimono Sebelum Makan

Global
Sejarah Kudeta Muenchen, Kegagalan Hitler yang Jadi Awal Kebangkitan Nazi

Sejarah Kudeta Muenchen, Kegagalan Hitler yang Jadi Awal Kebangkitan Nazi

Internasional
48 Drone Rusia Rancangan Iran Serang Ukraina dari Selatan dan Crimea

48 Drone Rusia Rancangan Iran Serang Ukraina dari Selatan dan Crimea

Global
Belanda Kembalikan Artefak Era Kolonial ke Sri Lanka

Belanda Kembalikan Artefak Era Kolonial ke Sri Lanka

Global
Uni Eropa Larang Pemusnahan Pakaian Tak Terjual

Uni Eropa Larang Pemusnahan Pakaian Tak Terjual

Global
UNICEF: 1 dari 5 Anak di Negara Kaya Hidup dalam Kemiskinan

UNICEF: 1 dari 5 Anak di Negara Kaya Hidup dalam Kemiskinan

Global
Biden Tuduh Hamas Perkosa Perempuan Israel, Hamas: Itu Upaya Penyesatan Opini Publik

Biden Tuduh Hamas Perkosa Perempuan Israel, Hamas: Itu Upaya Penyesatan Opini Publik

Global
6 Desember, Hari Santo Nicholas yang Dikenal sebagai Sinterklas

6 Desember, Hari Santo Nicholas yang Dikenal sebagai Sinterklas

Internasional
PBB Terima Laporan Kekerasan Seksual Hamas pada Perempuan Israel

PBB Terima Laporan Kekerasan Seksual Hamas pada Perempuan Israel

Global
Punya Rp 882,2 Miliar di Rekening, 4 Pejabat Thailand Dipecat karena Kaya Tak Wajar

Punya Rp 882,2 Miliar di Rekening, 4 Pejabat Thailand Dipecat karena Kaya Tak Wajar

Global
BBM Langka di Yangon Myanmar, Puluhan Kendaraan Antre di SPBU

BBM Langka di Yangon Myanmar, Puluhan Kendaraan Antre di SPBU

Global
Biden: Kalau Trump Tak Maju ke Pilpres AS 2024, Saya Mungkin Juga Tidak

Biden: Kalau Trump Tak Maju ke Pilpres AS 2024, Saya Mungkin Juga Tidak

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com