WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Pasukan Ukraina hanya berhasil memukul mundur tentara Rusia yang berada di Ukraina timur setelah pertempuran selama beberapa minggu dan mengalami kerugian besar dalam hal pasukan dan peralatan.
Menurut para pejabat AS, serangan balasan yang didukung oleh Barat yang dimulai dengan harapan besar menghadapi masa-masa sulit dengan musim gugur yang semakin dekat.
Hujan dan lumpur musim gugur akan membuat kerja keras semakin berat.
Baca juga: Erdogan: Barat Harus Tepati Janji soal Ekspor Biji-bijian Ukraina
"Ada kemajuan yang menggembirakan," kata Seth Jones, wakil presiden senior dan direktur program keamanan internasional di Pusat Studi Strategis dan Internasional.
"Ini adalah awal Agustus. Kenyataannya adalah bahwa tidak jelas berapa banyak yang dapat direbut kembali oleh Ukraina dalam jangka waktu yang singkat," tambahnya, dilansir dari USA Today.
Serangan balasan dimulai pada awal musim panas di tengah ekspektasi yang tinggi.
AS dan sekutu-sekutu barat telah melatih lebih dari 60.000 tentara dalam taktik NATO yang menekankan pada sinkronisasi serangan di antara unit-unit tempur darat, artileri, dan kekuatan udara.
Pentagon menyediakan puluhan pengangkut personel lapis baja, dan sekutu lainnya mengirimkan tank dan peralatan modern.
Visi untuk meraih kemenangan dengan cepat sebagian didasarkan pada pengalaman musim gugur lalu ketika pasukan Ukraina merebut kembali petak-petak wilayah Ukraina utara saat pasukan Rusia mundur dengan kacau.
Perang, yang diluncurkan sebagai invasi ilegal dan tidak beralasan pada Februari 2022 oleh Presiden Rusia Vladimir Putin, telah sangat berdarah dan mahal.
Baca juga: Rudal Rusia Hantam Apartemen Kota Pokrovsk Ukraina, 7 Orang Tewas
Lebih dari 9.300 warga sipil Ukraina telah terbunuh dan 16.600 lainnya terluka, menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Perkiraan jumlah korban dari pihak Rusia dan Ukraina bervariasi. Korban Rusia mencapai sekitar 200.000 tentara, 40.000 di antaranya terbunuh, demikian perkiraan para pejabat AS pada musim semi ini.
Dokumen rahasia AS yang diduga dibocorkan oleh seorang penerbang AS menunjukkan sekitar 125.000 korban pasukan Ukraina, sekitar 17.000 di antaranya terbunuh dalam pertempuran.
Pentagon telah mengirimkan atau menjanjikan lebih dari 44 miliar dolar AS dalam bentuk bantuan militer ke Ukraina.
Bagi Putin, perang ini merupakan kesalahan strategis.
Tekad Ukraina memupuskan harapannya untuk meraih kemenangan dalam hitungan hari atau minggu.
Pertempuran ini memperlihatkan kekurangan dalam kepemimpinan, pelatihan, dan peralatan militer Rusia.
Alih-alih memecah belah NATO, aliansi ini malah menambahkan Finlandia ke dalam barisannya, dan, bersamaan dengan itu, menambah 800 mil perbatasannya dengan Rusia.
Baca juga: Moskwa Tuduh Ukraina Hasut Lansia Rusia Bakar Kantor Perekrutan Militer
Swedia kini siap menjadi negara ke-32 NATO. Namun, untuk memecah kebuntuan dan memajukan kemajuan Ukraina, para pejabat Barat mengatakan bahwa Ukraina membutuhkan lebih banyak bantuan dalam serangan balasannya, termasuk jet tempur canggih untuk menembus pertahanan Rusia di wilayah yang diduduki.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.