Presiden Recep Tayyip Erdogan pada Jumat mengaku masih berharap bahwa Presiden Rusia Putin akan mengunjungi Turkiye pada Agustus ini ketika Ankara tengah berupaya untuk menetapkan kembali kesepakatan yang memungkinkan Ukraina mengekspor biji-bijiannya melalui Laut Hitam.
"Belum ada tanggal pasti, tapi menteri luar negeri dan kepala intelijen saya sedang mengadakan pembicaraan," kata Erdogan kepada wartawan setelah salat Jumat di masjid Istanbul.
"Saya yakin kunjungan ini akan dilakukan pada bulan Agustus," katanya.
Serangan drone Ukraina terhadap kapal pendarat Rusia di pangkalan angkatan laut Novorossiysk di Rusia selatan berjalan sukses.
Hal itu dikatakan oleh seorang sumber keamanan Ukraina kepada AFP pada Jumat.
Menjawab pertanyaan apakah Ukraina membidik kapal pendarat Olenegorsky Gornyak, sumber itu mengatakan, "ya, kapal perang khusus ini yang menjadi sasaran serangan".
Badan pengawas nuklir PBB (IAES) pada Jumat mengatakan, tidak menemukan ranjau atau bahan peledak di atap dan ruang turbin PLTN Zaporizhzhia yang dikuasai Rusia di Ukraina setelah mengunjungi lokasi tersebut.
Fasilitas atom terbesar di Eropa itu telah jatuh ke tangan pasukan Rusia tak lama setelah invasi Ukraina pada Februari 2022.
Kyiv dan Moskwa sejak itu saling menuduh merencanakan insiden di pabrik itu.
Militer Ukraina mengeklaim bahwa benda eksternal yang mirip dengan alat peledak ditempatkan di atap luar reaktor ketiga dan keempat di lokasi tersebut.
Rusia pada Jumat menyerahkan hukuman 19 tahun penjara kepada pemimpin oposisi Alexei Navalny atas tuduhan ekstremisme.
Navalny mengatakan putusan itu sebagai upaya Kremlin untuk menghilangkan niat bagi penduduk Rusia untuk melawan negara.
Hukuman berat terhadap Navalny, yang telah memobilisasi protes terbesar terhadap Presiden Vladimir Putin, terjadi di tengah tindakan keras bersejarah terhadap suara-suara yang berbeda pendapat saat serangan Moskwa ke Ukraina memasuki tahun keduanya.
Dalam sebuah pernyataan yang diposting di Facebook, Navalny, yang dijatuhi hukuman 19 tahun, mendesak warga Rusia untuk terus berjuang.
Kepala Hak Asasi Manusia PBB, Volker Turk, pada Jumat mengecam putusan pengadilan Rusia yang menjatuhkan hukuman penjara terhadap pemimpin oposisi Alexei Navalny hingga 19 tahun penjara.