Pengamat pertanian Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI), Khudori, mengatakan kebijakan India tentu juga akan berdampak ke Indonesia.
Menurutnya, kebijakan India merupakan rangkaian kebijakan lanjutan dari tahun sebelumnya. Tahun lalu, India juga mengenakan bea keluar 20 persen untuk beras patahan.
"Rangkaian kebijakan ini tentu berdampak ke pasar beras di pasar dunia. Jika Vietnam memberlakukan hal serupa, harga beras kemungkinan akan terkerek naik," terang Khudori kepada Kontan.co.id, Kamis (20/7).
Baca juga: Kenapa Harga Beras di Indonesia Paling Mahal Se-Asia Tenggara? Ini Penjelasan Bank Dunia
Menurut Khudori, seharusnya Indonesia tidak perlu khawatir tatkala pemerintah telah menjalin kontrak beli satu juta ton beras dengan India dan mendatangkannya saat Indonesia sewaktu-waktu membutuhkan.
Dengan kepastian kontrak tersebut, menjadi salah satu antisipasi jika El-Nino berdampak besar terhadap penurunan produksi beras dalam negeri.
Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia mengimpor beras sebanyak 429.207 ton sepanjang 2022, meningkat 5% dibanding tahun sebelumnya.
Pada 2022 India menjadi negara asal impor beras terbesar, diikuti Pakistan, Vietnam, Thailand, dan Myanmar.
Presiden Jokowi menyatakan impor harus dilakukan dengan cepat, karena tahun ini ada potensi El Nino yang bisa mengganggu produksi beras.
"Jangan sampai, nanti pas sudah musim kering panjang kita bingung mau beli beras, karena barangnya enggak ada," kata Jokowi, disiarkan akun YouTube Sekretariat Presiden, 6 April lalu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.