Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/06/2023, 16:45 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Reuters

SEOUL, KOMPAS.com - Menjelang pelepasan air limbah yang terkontaminasi yang direncanakan Jepang dari pembangkit nuklir Fukushima yang hancur di musim panas, beberapa pembeli Korea Selatan membeli garam dan makanan laut dalam jumlah besar.

Bahan-bahan itu akan disimpan di rumah dan pengecer menimbunnya karena takut kekurangan pasokan.

Otoritas perikanan Korea Selatan telah berjanji untuk meningkatkan upaya memantau tambak garam alami untuk setiap kenaikan zat radioaktif dan mempertahankan larangan makanan laut dari perairan dekat Fukushima.

Baca juga: Jepang Berencana Buang Air Olahan Limbah Nuklir Fukushima ke Samudra Pasifik, Ini Reaksi Negara-negara Pasifik

Namun, dilansir dari Reuters, upaya mereka tidak menghentikan beberapa orang untuk membeli lebih banyak dari yang mereka butuhkan.

Banyak yang khawatir tentang potensi bahaya kesehatan yang berasal dari langkah Jepang tersebut.

"Saya khawatir pelepasan air limbah tidak hanya mencemari (laut) dan menyebabkan masalah kesehatan, tetapi juga menaikkan harga garam dan makanan laut," kata Park Young-sil, seorang wanita berusia 67 tahun saat berbelanja di pasar tradisional di Seoul.

Sementara Seoul dan Tokyo telah mengambil langkah-langkah dalam beberapa bulan terakhir untuk memperbaiki hubungan yang dirusak oleh perselisihan bersejarah, rencana Jepang untuk melepaskan lebih dari satu juta ton air yang terkontaminasi dari pembangkit listrik Fukushima yang hancur tetap diperdebatkan oleh negara tetangga terdekatnya itu.

Lebih dari 85 persrn publik Korea Selatan menentang rencana Jepang, menurut survei bulan lalu oleh lembaga survei Research View.

Tujuh dari 10 orang mengatakan mereka akan mengkonsumsi lebih sedikit makanan laut jika pembuangan air limbah terus berlanjut.

Hyun Yong-gil, seorang pemilik toko grosir garam di Seoul, mengatakan penjualan meningkat 40 hingga 50 persen dalam beberapa hari terakhir meski harga juga naik.

Baca juga: Air Limbah Radioaktif PLTN Fukushima Akan Dibuang ke Laut, Presiden Korsel Angkat Suara

"Akhir-akhir ini kami mendapatkan lebih banyak pelanggan dari biasanya dan banyak dari mereka tampaknya khawatir dengan rencana pelepasan air limbah," katanya.

Harga garam laut naik hampir 27 perdrn pada minggu pertama Juni dari dua bulan lalu, menurut Kementerian Kelautan dan Perikanan Korea Selatan.

Tetapi kementerian mengaitkan kenaikan harga lebih karena cuaca buruk dalam beberapa bulan terakhir dan penurunan produksi, bukan karena pembelian panik.

Baca juga: Kondisi PLTN Fukushima Kini, 12 Tahun Usai Gempa dan Tsunami Jepang 2011

“Dengan musim hujan yang panjang selama musim semi, telah terjadi peningkatan kecemasan di kalangan produsen,” kata kementerian tersebut dalam sebuah pernyataan.

Garam laut menjadi topik hangat di situs web belanja online yang dijalankan oleh Federasi Koperasi Perikanan Nasional negara itu pada hari Jumat.

Unggahan di media sosial yang membicarakan tentang membeli garam dalam jumlah banyak dan mengajak masyarakat untuk melakukan hal yang sama juga menjadi viral.

"Kami telah membeli rumput laut dan ikan teri dan sekantong besar garam selama tiga tahun," kata salah satu tweet viral di Korea.

Volume pesanan dan permintaan untuk membeli garam telah meningkat akhir-akhir ini, menurut cabang lokal dari Federasi Koperasi Pertanian Nasional yang dikenal sebagai Nonghyup di Kabupaten Sinan, sebuah wilayah yang terkenal dengan penghasil garam laut.

Baca juga: Jepang Akan Lepaskan Satu Juta Ton Air dari Pembangkit Nuklir Fukushima

Saham produsen garam dan makanan laut telah menguat di Korea Selatan dalam beberapa hari terakhir.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber Reuters

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com