Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Rusia Sibuk Rebut Ukraina, Wilayahnya Sendiri Bisa Saja Melepaskan Diri...

Kompas.com - 01/06/2023, 16:15 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Telegraph

MOSKWA, KOMPAS.com - Perlawanan Ukraina terhadap invasi Rusia seolah telah menghancurkan gagasan bahwa Rusia tak terkalahkan.

Semua orang tahu Rusia bukanlah kekaisaran yang tak terkalahkan.

Moskwa dengan susah payah menggambarkan dirinya, baik secara lahiriah maupun batiniah. Namun hal ini tampaknya sulit luar biasa.

Baca juga: AS Beri Ukraina Senjata Baru Rp 4,49 Triliun, tapi Minta Jangan untuk Serang Wilayah Rusia

Dan sama seperti Rusia yang mencoba mengeklaim Ukraina sebagai miliknya, negara-negara lain pun mengincar sebagian tanah Rusia.

Mereka, seperti dikutip dari The Telegraph, melihat peluang karena perang menunjukkan betapa lemahnya tentara Rusia.

Bangsa-bangsa yang ada dalam cengkeramn Rusia sedang menunggu waktu yang tepat untuk menggulingkan negara itu.

Kremlin disebut harus berhati-hati. Rusia memang banyak merebut wilayah melalui kekerasan.

Hal itu bisa mengundang orang lain untuk bergabung dan mengeklaim bagian dari Rusia untuk diri mereka sendiri.

Jepang adalah negara pertama yang memecah keheningan setelah invasi besar-besaran ke Ukraina tahun lalu.

Tokyo mengatakan terkait Kepulauan Kuri, menyebut bahwa mereka tidak dapat menerima Wilayah Utara belum dikembalikan sejak pendudukan ilegal Uni Soviet 77 tahun lalu.

Baca juga: Rusia Klaim Hancurkan Kapal Perang Besar Terakhir Ukraina

Pencaplokan itu menyebabkan pengusiran orang Jepang dari pulau-pulau selatan, dan sejak itu, negara-negara tersebut gagal mencapai kompromi.

Pembicaraan terhenti ketika Putin menunjukkan bahwa dia tidak mau berbagi tanah.

Kemudian China mulai menggambar peta yang menandai bagian Siberia dan wilayah Timur Jauh Rusia sebagai aslinya China.

Sebagian besar tanah China dianeksasi Rusia pada abad ke-19. Tidak dapat mengeklaim wilayah ini kembali dengan cara damai, Beijing telah melakukan ekspansi ekonomi di sekitar Baikal dan secara aktif membeli dan menyewakan tanah di dekat perbatasan.

Baca juga: Rangkuman Hari Ke-461 Serangan Rusia ke Ukraina: Moskwa-Kyiv Sama-sama Dihantam Drone, Afrika Selatan Didesak Tangkap Putin

Di Polandia, ada narasi yang menyatakan bahwa Rusia menduduki wilayah Kaliningrad pada tahun 1945, dan Warsawa berhak mengeklaimnya.

Turki, Azerbaijan, Kazakhstan, dan bahkan Ukraina juga dapat mempertaruhkan kepentingan untuk memperebutkan tanah Rusia.

Pejuang Rusia yang menyusup ke wilayah Belgorod di bawah bendera Ukraina berfungsi sebagai pengingat bagi Putin bahwa orang lain juga dapat merebut kembali wilayah primordial mereka.

Pemerintah Ukraina percaya bahwa ambisi imperialistik Rusia harus diakhiri dengan keadilan bagi semua orang.

Ia telah mengakui Kepulauan Kuril dan Republik Chechnya Ichkeria sebagai yang diduduki sementara oleh Rusia dan mendukung politisi minoritas nasional Rusia yang diasingkan.

Baca juga: Jarang Terjadi, Rusia Serang Kyiv dengan Rudal Saat Siang Hari

Ukraina menegaskan bahwa untuk mencapai perdamaian yang berkepanjangan di Eropa Timur, pasukan Moskwa tidak hanya harus meninggalkan Crimea dan Donbass tetapi juga Transnistria, Abkhazia, Nagorno-Karabakh.

Ini adalah mimpi idealis, hampir tidak mungkin, karena Putin tidak akan menyerahkan satu inci tanah pun secara gratis.

Baca juga: Diplomat Uni Eropa: Rusia Tak Akan Negosiasi, Hanya Ingin Menang

Tetap saja, Rusia harus bijaksana untuk mengawasinya. Mungkin pada akhirnya mereka bisa saja menuai apa yang telah ditaburnya, karena tanah Rusia terbukti terlalu menggoda bagi tetangganya dan warganya yang tertindas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

WHO: Tak Ada Pasokan Medis Masuk ke Gaza Selama 10 Hari

WHO: Tak Ada Pasokan Medis Masuk ke Gaza Selama 10 Hari

Global
PM Slovakia Jalani Operasi Baru, Kondisinya Masih Cukup Serius

PM Slovakia Jalani Operasi Baru, Kondisinya Masih Cukup Serius

Global
Warga Sipil Israel Kembali Berulah, Truk Bantuan di Tepi Barat Dibakar

Warga Sipil Israel Kembali Berulah, Truk Bantuan di Tepi Barat Dibakar

Global
13 Negara Ini Desak Israel agar Menahan Diri dari Invasinya ke Rafah

13 Negara Ini Desak Israel agar Menahan Diri dari Invasinya ke Rafah

Global
Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Global
Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Global
Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Internasional
Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Global
Siapa 'Si Lalat' Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Siapa "Si Lalat" Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Internasional
Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Global
2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

Global
AS Sebut Dermaga Terapungnya Mulai Dipakai untuk Kirim Bantuan ke Gaza

AS Sebut Dermaga Terapungnya Mulai Dipakai untuk Kirim Bantuan ke Gaza

Global
Suara Tembakan di Dekat Kedutaan Israel, Polisi Swedia Menahan Beberapa Orang

Suara Tembakan di Dekat Kedutaan Israel, Polisi Swedia Menahan Beberapa Orang

Global
Kharkiv Jadi Kota Kedua Ukraina yang Sering Diserang Drone Rusia

Kharkiv Jadi Kota Kedua Ukraina yang Sering Diserang Drone Rusia

Global
China Disebut Berencana Kembangkan Reaktor Nuklir Terapung di Laut China Selatan

China Disebut Berencana Kembangkan Reaktor Nuklir Terapung di Laut China Selatan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com