Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/06/2023, 15:15 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Xinhua

BEIJING, KOMPAS.com - Pemimpin China Xi Jinping dan pejabat tinggi telah menyerukan pengawasan negara yang lebih besar terhadap kecerdasan buatan sebagai bagian dari pekerjaan untuk melawan apa yang disebut badai berbahaya yang dihadapi negara tersebut.

Presiden dan pejabat Partai Komunis yang berkuasa lainnya sepakat pada pertemuan Komisi Keamanan Nasional untuk meningkatkan tata kelola keamanan data jaringan dan kecerdasan buatan.

“Kita harus bersiap untuk skenario terburuk yang ekstrim, dan bersiap untuk menghadapi ujian besar berupa angin kencang, air berombak, dan bahkan badai berbahaya,” begitu bunyi salah satu pernyataan dalam pertemuan yang dikutip kantor berita resmi Xinhua.

Baca juga: PBB Prihatin Kurangnya Perempuan di Pucuk Pemerintahan China

Xi lebih lanjut mengatakan bahwa kompleksitas dan tingkat keparahan masalah keamanan nasional yang dihadapi China meningkat secara dramatis.

China dalam beberapa bulan terakhir meningkatkan kampanye luas untuk membasmi ancaman keamanan nasional yang dirasakan, membatasi akses ke data, menyerang perusahaan konsultan asing dan memperkuat undang-undang kontra-spionase.

Langkah-langkah untuk memperkuat kontrol negara atas kecerdasan buatan jug diambil, dengan rancangan undang-undang yang diluncurkan bulan lalu yang mewajibkan semua produk AI menjalani penilaian keamanan sebelum dirilis.

Produk AI akan diminta untuk mencerminkan nilai-nilai sosialis inti, bunyi rancangan undang-undang tersebut, dan tidak boleh mengandung konten tentang subversi kekuasaan negara.

Beijing mengatakan deepfake, yakni gambar dan audio yang dihasilkan AI yang bisa sangat nyata, juga menghadirkan bahaya bagi keamanan nasional dan stabilitas sosial.

China juga telah mengumumkan rencana ambisius untuk menjadi pemimpin global dalam AI pada tahun 2030.

Baca juga: China Peringatkan Risiko AI, Serukan Peningkatan Keamanan Nasional

Grup konsultan McKinsey memperkirakan sektor tersebut dapat menambahkan sekitar 600 miliar dollar AS setiap tahun ke produk domestik bruto China pada saat itu.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber Xinhua

Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

 Pria Kanada Mukbang 50 Cabai Terpedas di Dunia Kurang dari 7 Menit

Pria Kanada Mukbang 50 Cabai Terpedas di Dunia Kurang dari 7 Menit

Global
Jual Rumah Tua, Agen Pemasaran Malah Pasang Tulisan 'Mungkin Berhantu' di Depan Rumah

Jual Rumah Tua, Agen Pemasaran Malah Pasang Tulisan "Mungkin Berhantu" di Depan Rumah

Global
Saat Domba-domba di Yunani Tak Sengaja Menyantap Daun Ganja Lalu Melompat Liar...

Saat Domba-domba di Yunani Tak Sengaja Menyantap Daun Ganja Lalu Melompat Liar...

Global
Australia Gelar Simposium Akademik Pertama di Dunia tentang Taylor Swift Effect

Australia Gelar Simposium Akademik Pertama di Dunia tentang Taylor Swift Effect

Global
Nasib Travis King, Tentara AS yang Kabur Setelah Diusir Korut

Nasib Travis King, Tentara AS yang Kabur Setelah Diusir Korut

Global
Israel Buka Kembali Penyeberangan Gaza, Izinkan Warga Palestina Kembali Bekerja

Israel Buka Kembali Penyeberangan Gaza, Izinkan Warga Palestina Kembali Bekerja

Global
Sosok Viktor Sokolov, Komandan Rusia yang Muncul Usai Diklaim Tewas oleh Ukraina

Sosok Viktor Sokolov, Komandan Rusia yang Muncul Usai Diklaim Tewas oleh Ukraina

Global
AS Tahan Travis King, Tentara yang Kabur ke Korea Utara

AS Tahan Travis King, Tentara yang Kabur ke Korea Utara

Global
Keuntungan AS di Balik Normalisasi Hubungan Arab Saudi dan Israel

Keuntungan AS di Balik Normalisasi Hubungan Arab Saudi dan Israel

Global
Angka Kelahiran Rendah di Korsel Bisa Jadi Peluang Pendidikan bagi Indonesia

Angka Kelahiran Rendah di Korsel Bisa Jadi Peluang Pendidikan bagi Indonesia

Global
Rangkuman Hari Ke-581 Serangan Rusia ke Ukraina: Bulgaria Kirim Rudal Tua | Evakuasi Anak-anak Zaporizhzhia

Rangkuman Hari Ke-581 Serangan Rusia ke Ukraina: Bulgaria Kirim Rudal Tua | Evakuasi Anak-anak Zaporizhzhia

Global
Jerman Selidiki Dugaan Kejahatan Perang oleh Rusia di Gostomel Ukraina

Jerman Selidiki Dugaan Kejahatan Perang oleh Rusia di Gostomel Ukraina

Global
Bulgaria Akan Kirim Senjata Era Soviet yang Sudah Tua dan Cacat ke Ukraina

Bulgaria Akan Kirim Senjata Era Soviet yang Sudah Tua dan Cacat ke Ukraina

Global
Korea Utara Masukkan Status Senjata Nuklir ke Dalam UU

Korea Utara Masukkan Status Senjata Nuklir ke Dalam UU

Global
Ledakan Besar Terjadi di Dekat Bandara Ibu Kota Uzbekistan

Ledakan Besar Terjadi di Dekat Bandara Ibu Kota Uzbekistan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com