BEIJING, KOMPAS.com - Partai Komunis China yang berkuasa menyerukan peningkatan langkah-langkah keamanan nasional, menyoroti risiko yang ditimbulkan oleh kemajuan kecerdasan buatan (AI).
Sebuah pertemuan yang dipimpin pemimpin partai dan Presiden Xi Jinping pada hari Selasa (30/5/2023) mendesak upaya khusus untuk menjaga keamanan politik dan meningkatkan tata kelola keamanan data internet dan kecerdasan buatan.
Xi, dikutip dari kantor berita Xinhua, menyerukan pada pertemuan tersebut untuk tetap waspada akan keadaan rumit dan menantang yang dihadapi keamanan nasional.
Baca juga: Warga Muslim China Bentrok dengan Polisi Buntut Rencana Pembongkaran Kubah Masjid
"China membutuhkan pola pembangunan baru dengan arsitektur keamanan baru,” ujar Xi.
China telah mendedikasikan sumber daya yang sangat besar untuk menekan setiap ancaman politik yang dirasakan terhadap dominasi partai, dengan pengeluaran untuk polisi dan personel keamanan melebihi yang dikhususkan untuk militer.
Meskipun tanpa henti menyensor protes langsung dan kritik online, warga terus mengungkapkan ketidakpuasan terhadap kebijakan, yang terbaru adalah tindakan penguncian yang kejam yang diberlakukan untuk memerangi penyebaran Covid-19.
China pum telah menindak sektor teknologinya dalam upaya untuk menegaskan kembali kontrol partai.
Tetapi seperti negara-negara lain, China kesulitan menemukan cara untuk mengatur teknologi yang sedang berkembang.
Kekhawatiran tentang sistem kecerdasan buatan mengakali manusia dan lepas kendali telah meningkat dengan munculnya generasi baru chatbot AI berkemampuan tinggi seperti ChatGPT.
Ilmuwan dan pemimpin industri teknologi, termasuk eksekutif tingkat tinggi di Microsoft dan Google, mengeluarkan peringatan baru Selasa tentang bahaya kecerdasan buatan bagi umat manusia.
Baca juga: [POPULER GLOBAL] Serangan Besar ke Kyiv | Pesawat China C919 Terbang Perdana
“Mengurangi risiko kepunahan AI harus menjadi prioritas global bersama risiko skala sosial lainnya seperti pandemi dan perang nuklir,” kata pernyataan itu.
Lebih dari 1.000 peneliti dan teknolog, termasuk Elon Musk, yang saat ini sedang berkunjung ke China, telah menandatangani surat yang lebih panjang awal tahun ini yang menyerukan jeda enam bulan pada pengembangan AI.
Surat itu mengatakan AI menimbulkan risiko besar bagi masyarakat dan kemanusiaan.
Baca juga: Pesawat China C919 Terbang Komersial Perdana, Siap Saingi Airbus dan Boeing
Beberapa yang terlibat dalam topik tersebut telah mengusulkan perjanjian PBB untuk mengatur teknologi tersebut.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.