Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Wahyu Suryodarsono
Tentara Nasional Indonesia

Indonesian Air Force Officer, and International Relations Enthusiast

Astropolitik: Pertarungan Geopolitik di Luar Angkasa

Kompas.com - 30/05/2023, 10:20 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PERNAHKAH terbesit di benak Anda seperti apa pertarungan geopolitik di luar angkasa dan bagaimana perebutan pengaruh antaraktornya berlangsung?

Konflik politik ini tentunya tidak melibatkan pertarungan antara mahluk-mahluk asing (alien) dengan umat manusia layaknya di film fiksi ilmiah. Akan tetapi, hal ini faktanya terjadi, dan kepentigan yang ingin diraih antaraktornya pun sangat jelas.

Layaknya bumi, luar angkasa tak luput dari perebutan pengaruh dan kekuasaan negara-negara adidaya.

Perkembangan teknologi, diiringi dengan derasnya arus globalisasi, memunculkan determinan baru dalam politik internasional: aktivitas terkait penguasaan ruang angkasa, termasuk di dalamnya aspek kebijakan dan strategi, penguasaan teknologi, serta pemanfaatannya oleh militer suatu negara.

Penguasaan ruang angkasa saat ini dianggap memiliki nilai lebih dibanding penguasaan wilayah teritorial lainnya seperti darat, laut, dan udara.

Hal ini karena penguasaan wilayah ketinggian ataupun dataran yang lebih tinggi memberikan jaminan pencegahan dan kewaspadaan akan munculnya berbagai potensi ancaman, serta meningkatkan daya jangkau pemantauan teritorial menjadi lebih luas.

Diiringi dengan meningkatnya kapabilitas teknologi antariksa oleh berbagai negara, fenomena perebutan pengaruh di luar angkasa atau “space race”, menandai adanya perubahan orientasi kepentingan eksplorasi yang semula bersifat mendukung riset dan damai, menjadi bagian dari kekuatan militer dan “instrument of power”.

Eksplorasi ruang angkasa saat ini telah menjadi suatu dimensi aktivitas strategis sejak periode perang dingin antara Amerika Serikat dengan Uni Soviet, di mana persaingan antariksa juga turut dilakukan dengan dimotori oleh persaingan ideologi, politik, serta pertahanan dan keamanan, layaknya perlombaan senjata nuklir.

Namun, setelah runtuhnya Uni Soviet akibat kekalahannya dalam perang dingin, Amerika Serikat berhasil menjadi aktor negara yang dominan, serta menjadi “leading power” di sektor keantariksaan hingga saat ini.

Konsep perebutan pengaruh di sektor keantariksaan inilah yang kini populer dengan sebutan astropolitik, dan terminologi ini seakan menjadi pelengkap bagi perkembangan ilmu sosial, khususnya di bidang geopolitik.

Secara komprehensif, konsep ini membahas mengenai hubungan antara “state power” dengan kemampuan negara dalam mengontrol antariksa demi kepentingan dominasi.

Astropolitik atau politik keantariksaan merupakan bagian komplementer dari ilmu geopolitik, yang membahas tentang hubungan antara wilayah keantariksaan dengan teknologi, serta pengembangannya terhadap berbagai kebijakan politik, militer, maupun strategi.

Everett Dolman dalam buku “Astropolitik: Classical Geopolitics in the Space Age”, menjabarkan bahwa astropolitik adalah visi realis dari munculnya kompetisi berbagai negara terkait kebijakan antariksa, serta pengembangan dan evolusi rezim internasional tentang keterlibatan manusia di ruang angkasa.

Dolman juga membagi wilayah antariksa kedalam empat kategori. Pertama adalah apa yang ia sebut sebagai Terra, bagian bumi dan jangkauan ketinggian di atasnya hingga pesawat terbang dapat mengorbit bumi dengan sendirinya tanpa adanya dorongan dari mesin.

Kedua adalah Earth Space, merupakan batas antara ketinggian orbit terendah dengan orbit geosinkron. Di ketinggian orbit geosinkron ini, kecepatan orbit akan sama dengan kecepatan rotasi bumi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com