Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Semua Uji Coba Kerja 4 Hari Kerja Seminggu Sukses, Ini Penyebab yang Gagal

Kompas.com - 25/04/2023, 21:06 WIB
BBC News Indonesia,
Aditya Jaya Iswara

Tim Redaksi

LONDON, KOMPAS.com - Di Inggris, baru-baru ini diadakan uji coba bekerja empat hari seminggu. Nyaris semua perusahaan yang ikut berpartisipasi dalam uji coba tersebut memutuskan untuk melanjutkan mengurangi jam kerja--tapi tidak semuanya melakukan itu. Apa alasan mereka?

Data dari proyek uji coba pertama empat hari kerja dalam seminggu yang dilakukan dalam skala besar di Inggris diluncurkan pada Februari--dan hasilnya sangat positif.

Dari lebih dari 60 perusahaan yang berpartisipasi dalam uji coba, mulai dari kantor agen pemasaran hingga perusahaan keuangan, layanan pendidikan hingga toko ikan dan keripik, 92 persen pemberi kerja mengatakan bahwa mereka akan melanjutkan minggu kerja yang lebih singkat. Sebanyak 30 persen di antaranya menjadikan perubahan ini permanen.

Baca juga: Uji Coba Kerja 4 Hari Seminggu dengan Gaji Sama, Sukses di Islandia

Di antara nyaris 3.000 karyawan, 71 persen mengatakan tingkat kelelahan mereka berkurang; juga ada peningkatan kesehatan fisik dan kesejahteraan.

Dalam banyak kasus, perusahaan yang berpartisipasi dalam uji coba yang diselenggarakan oleh organisasi nirlaba 4 Day Week Global ini, melaporkan bahwa para pekerja dapat menghabiskan lebih banyak waktu dengan keluarga mereka, melakukan hobi, dan lebih memperhatikan diri sendiri. 

“Staf kami bekerja sangat keras setelah pandemi dan biaya hidup meningkat,” jelas Alison Dunn, kepala eksekutif saluran bantuan saran konsumen Citizens Advice di Gateshead. 

“Kelelahan telah menjadi masalah, jadi bekerja empat hari seminggu telah memberi mereka ruang untuk bersantai: ada orang-orang yang menghabiskan hari libur ekstra dengan anak-anak mereka, berjalan-jalan di hutan, dan menghasilkan uang dari hobi mereka.” 

Para pemilik perusahaan dalam uji coba ini juga mengatakan berkurangnya hari kerja dalam seminggu telah meningkatkan produktivitas dan hasil. 

“Ketika orang-orang menikmati hari libur tambahan, itu menciptakan keseimbangan kehidupan kerja yang lebih baik. Ini pada akhirnya membuat orang lebih bahagia dan tidak terlalu stres,” kata Claire Daniels, CEO agen pemasaran digital Trio Media yang berbasis di Leeds.

“Dan orang-orang yang lebih bahagia bekerja lebih baik.”

Namun, terlepas dari hasil yang menarik perhatian ini, uji coba tersebut tidak berhasil untuk semua perusahaan.

Beberapa perusahaan memilih mundur dari percobaan; yang lain belum mengambil langkah untuk mengadopsi format tersebut secara penuh waktu. 

Bahkan perusahaan yang memutuskan mengurangi jam kerja pun harus menghadapi tantangan baru yang timbul dari jam kerja yang dipersingkat. 

Meskipun ini hanya mencerminkan sebagian kecil dari peserta uji coba, itu berarti empat hari kerja dalam seminggu bukanlah solusi untuk semua bisnis.

Baca juga: Studi Inggris: Kerja 4 Hari Seminggu Lebih Produktif

"Kami tidak mampu memberi staf satu hari libur ekstra setiap minggu"

Pada Juni 2022, perusahaan pemasok alat-alat teknik dan industri milik Mark Roderick, Allcap, bergabung dengan uji coba minggu kerja empat hari di Inggris. 

Setelah beroperasi dengan kecepatan penuh selama pandemi, direktur pelaksana perusahaan yang berbasis di Gloucester ini berharap bahwa program percontohan enam bulan berarti dapat menawarkan hari istirahat ekstra kepada 40 orang di timnya.

“Kami melakukannya terlalu cepat,” kata Roderick. “Kami terlambat bergabung dengan program ini, dan tahu bahwa mengimplementasikannya di lima lokasi akan menjadi tantangan terendiri. Tetapi kami ingin dapat memberikan waktu istirahat kepada staf kami selama musim panas.”

Alih-alih menawarkan tiga hari libur akhir pekan seperti kebanyakan dari 61 perusahaan dalam skema tersebut, karyawan Allcap akan mendapatkan satu hari libur ekstra setiap dua minggu sekali. 

“Kami adalah bisnis perdagangan--pelanggan selalu menelepon untuk manufaktur dan komponen konstruksi,” kata Roderick.

“Karyawan kami sudah lebih dulu berkurang, jadi kami tidak dapat memberi staf satu hari libur tambahan setiap pekan.”

Tetapi bahkan dengan model empat hari kerja dalam seminggu ini, Roderick mengatakan perusahaannya dengan cepat mengalami masalah. 

“Alih-alih 10 hari kerja normal, kami menemukan bahwa karyawan akan mengalami sembilan hari kerja ekstrem--begitu mereka mendapatkan hari libur yang dijadwalkan, mereka kelelahan. Setelah kami memperhitungkan liburan dan sakit, kami juga kesulitan mencari karyawan pengganti pada hari libur mereka.”

Akibatnya, Allcap membatalkan uji cobanya dua bulan lebih awal di tiga lokasi perdagangan utamanya (gudang dan pusat manufakturnya memiliki sumber daya untuk mengkompensasi empat hari kerja seminggu).  

Di samping masalah kepegawaian, Roderick mengatakan sifat industrinya telah membuat bekerja empat hari seminggu lebih sulit untuk diterapkan. 

“Jika Anda bergerak di bidang layanan profesional, Anda sering mendapatkan pekerjaan berbasis proyek yang memberikan fleksibilitas lebih besar dalam memenuhi tenggat waktu. Di sini, kami punya mesin penggilingan, konter perdagangan, dan pengiriman sepanjang waktu – bekerja dari rumah tidak mungkin dilakukan, jadi Anda memerlukan jumlah staf minimum di lokasi, atau bisnis Anda tidak jalan.”

Seperti yang ditemukan Allcap, memiliki tiga hari akhir pekan bisa berarti empat hari lainnya para karyawan bekerja lebih intens.

“Tanpa memiliki hari kelima untuk mengejar pekerjaan, umumnya ada lebih banyak tekanan untuk memiliki akhir pekan yang lebih lama,” kata Laura White, manajer proyek dan penelitian di badan amal Waterwise yang berbasis di London.

Dan untuk bisnis yang mempertahankan jam buka reguler, hari libur ketiga untuk staf biasanya membutuhkan pekerja yang bekerja dalam shift--dan selanjutnya meningkatkan beban kerja. 

“Kami menemukan bahwa ketika tiba giliran seseorang untuk hari libur mereka, tanggung jawab diberikan kepada seorang kolega, dan akhirnya mereka punya lebih banyak beban,” kata Roderick. 

“Ketidakhadiran seseorang akan menjadi beban untuk manajemen, jadi kami harus fokus melakukan tugas sehari-hari – proyek jangka panjang dan membuat strategi gagal.”

Baca juga: Ini 3 Manfaat Kerja 4 Hari Seminggu, Menyenangkan Pekerja dan Perusahaan

Ketika empat hari kerja tak berhasil

Untuk beberapa perusahaan, terutama bisnis yang berhadapan dengan pelanggan, menciptakan cukup banyak kelonggaran dalam jadwal selama empat hari seminggu berarti menambah biaya perekrutan. 

Dunn mengatakan, Citizens Advice di Gateshead berinvestasi setara dengan tiga karyawan penuh waktu tambahan sehingga 45 staf di pusat kontak mereka dapat bergabung dalam uji coba empat hari kerja ini. 

“Kami tidak menginginkan situasi di mana seseorang akan dikecualikan dari kesempatan tersebut,” tambahnya.

Perusahaan yang menghadapi pelanggan juga menemukan tantangan yang lebih besar dalam mempertahankan empat hari kerja dalam seminggu. 

“Beberapa karyawan dapat lembur berjam-jam selama seminggu untuk mengejar ketinggalan agar mendapatkan hari libur ekstra,” kata Dunn. 

Demikian pula, tuntutan pekerjaan membuat para pekerja ini kurang fleksibel pada hari ketiga mereka libur, kata Dunn. 

“Hari-hari tersibuk di contact center biasanya Senin dan Jumat, artinya tidak mungkin bagi mereka untuk mengambil libur di akhir pekan. Efek lanjutannya adalah hanya tersisa tiga hari bagi staf untuk mengambil hari libur ekstra mereka.”

Perusahaan yang berhadapan dengan pelanggan mungkin mengalami kesulitan beradaptasi dengan kerja empat hari seminggu.GETTY IMAGES via BBC INDONESIA Perusahaan yang berhadapan dengan pelanggan mungkin mengalami kesulitan beradaptasi dengan kerja empat hari seminggu.
Alih-alih mengadopsi atau menolak secara langsung, Dunn justru memperpanjang uji coba empat hari kerja seminggu dari Citizens Advice hingga Mei. 

Dia mengatakan kecuali target bisa dipenuhi oleh tim pusat kontak, kecil kemungkinan minggu kerja yang lebih pendek akan dibuat permanen di bagian bisnis mana pun. 

“Kami memiliki 220 karyawan: Tidak mungkin kami mengizinkan empat hari kerja untuk beberapa orang dan tidak untuk yang lain.”

Baca juga: Skotlandia Didesak Perluas Uji Coba Waktu Kerja Empat Hari Seminggu

Prospek jangka panjang 

Waterwise dan Trio Media juga memperpanjang uji coba mereka. 

“Enam bulan terasa kurang lama untuk membuat keputusan permanen,” kata Daniels, dari perusahaan Trio.

“Kami ingin melihat bagaimana rasanya selama setahun penuh, dan memastikan produktivitas tetap tinggi.”

Beberapa bisnis lain dalam skema tersebut memilih untuk tidak menggunakan empat hari tetap dalam seminggu, dan sebagai gantinya menawarkan lebih banyak fleksibilitas secara umum. 

Dalam satu kasus, Jo Burns-Russell, CEO agensi kreatif Amplitude yang berbasis di Northampton, telah menjadikan empat hari kerja seminggu sebagai opsi: karyawan sekarang bekerja secara fleksibel, pengurangan 35 jam seminggu yang dapat dibagi menjadi empat atau lima hari. 

“Setelah uji coba, semua orang ingin melakukan minggu kerja yang lebih pendek secara berbeda,” katanya. 

“Daripada menentukan hari libur, lebih baik membiarkan orang memilih apa yang terbaik untuk mereka. Sebagai perusahaan dengan tim beranggotakan 12 orang, ini bekerja dengan baik.”

Alih-alih pendekatan empat hari tetap, Abigail Marks, profesor pekerjaan masa depan di Sekolah Bisnis Universitas Newcastle, percaya bahwa model minggu kerja yang dipersingkat dan fleksibilitas ini dapat memberikan keuntungan terbesar bagi tenaga kerja. 

“Tanpa mengurangi intensitas beban kerja dan mengatasi kerja lembur secara lebih luas, empat hari seminggu berisiko besar meningkatkan beban kerja yang sudah intens,” katanya. 

“Hari kerja enam jam mungkin lebih efektif daripada empat hari seminggu.” 

Dan meskipun tidak 100 persen perusahaan dalam uji coba mengimplementasikan model tersebut, keberhasilan umum dari uji coba empat hari seminggu menunjukkan lebih banyak pemberi kerja yang mengakui bahwa jam kerja tradisional dari jam 09.00 sampai 17.00 sudah tak lagi efektif, kata Marks. 

Baca juga: Inggris Mulai Uji Coba Terbesar di Dunia, Kerja Empat Hari Seminggu Tak Potong Gaji

“Ini adalah eksperimen berbeda di dunia kerja pasca-pandemi. Ini menunjukkan bahwa orang-orang menyadari bahwa budaya jam kerja yang panjang tidak sehat atau berkelanjutan.”

Untuk saat ini, empat hari kerja seminggu mungkin merupakan eksperimen yang layak dipertahankan secara permanen untuk beberapa perusahaan, tapi mungkin tidak realistis untuk semua bisnis.

Roderick dari Allcap mengatakan jika dia bisa, dia akan memperkenalkan kembali empat hari seminggu di perusahaannya. 

Bahkan pekerja yang kewalahan menghargai hari libur ekstra mereka. 

“Meskipun semua orang dapat melihat apa yang terjadi dan selalu sibuk, mereka tetap kecewa ketika kami menangguhkan uji coba kami,” tambah Roderick. 

“Jika kami dapat merekrut lebih banyak staf tanpa harus mengeluarkan penambahan gaji besar-besaran, kami akan melakukannya besok. Kami terlalu kekurangan staf untuk membuatnya bekerja.”

Baca juga: Sri Lanka Izinkan PNS Kerja Empat Hari Seminggu, Sisa Waktunya Diminta untuk Bertani

Versi bahasa Inggris artikel ini dengan judul Four-day workweek trial: The firms where it didn’t work dapat Anda baca di BBC Worklife.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com