Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertempuran di Sudan Mereda Saat Peringatan Idul Fitri

Kompas.com - 22/04/2023, 10:29 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP

KHARTOUM, KOMPAS.com - Pertempuran jalanan antara pasukan dua jenderal yang tengah berebut kekuasaan dilaporkan mereda di beberapa bagian ibu kota Sudan, Khartoum pada Jumat (21/4/2023) malam.

Lebih dari 400 orang tewas dan ribuan lainnya terluka sejak pertempuran di Sudan meletus pekan lalu pada Sabtu (15/4/2023).

Pertempuran itu melibatkan pasukan yang setia kepada panglima militer Abdel Fattah al-Burhan dan wakilnya, Mohamed Hamdan Daglo.

Baca juga: KBRI di Khartoum Catat 1.209 WNI Tinggal di Sudan, Evakuasi Dipersiapkan

Mohamed Hamdan Daglo adalah pemimpin Pasukan Dukungan Cepat (RSF) paramiliter yang kuat dan secara umum dikenal sebagai Hemeti.

Dikutip dari AFP, Militer Sudan mengumumkan pada Jumat bahwa mereka telah menyetujui gencatan senjata selama tiga hari untuk memungkinkan warga merayakan Idul Fitri dan mengizinkan aliran layanan kemanusiaan.

Dalam sebuah pernyataan yang diunggah secara online, Daglo juga mengaku telah membahas krisis saat ini dengan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres.

Pembahasan itu berfokus pada gencatan senjata kemanusiaan, penyediaan jalur aman, dan melindungi pekerja kemanusiaan.

Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken menyambut baik pengumuman militer Sudan maupun RSF.

"Namun jelas bahwa pertempuran terus berlanjut dan ada ketidakpercayaan yang serius antara kedua kekuatan," kata Blinken.

Baca juga: Grup Wagner Diduga Terlibat dalam Konflik Sudan, Ini Kiprahnya

Dia pun mendesak kedua belah pihak untuk menghentikan pertempuran dan mengizinkan akses kemanusiaan penuh dan tanpa hambatan.

AFP melaporkan, saksi mata di beberapa wilayah Khartoum melaporkan jeda yang jarang terjadi dalam pertempuran pada Jumat malam, setelah ledakan mengguncang kota selama tujuh hari berturut-turut.

"Idul Fitri dimaksudkan untuk dihabiskan dengan permen dan kue-kue, dengan anak-anak yang bahagia, dan orang-orang menyapa kerabat. Bukan sebaliknya, ada tembakan dan bau darah di sekitar kami," kata penduduk Sami al-Nour kepada AFP.

Tentara dan paramiliter bertempur di jalanan yang sengit di distrik Khartoum yang berpenduduk padat.

Saksi mata melaporkan terjadi ledakan di dekat markas tentara di kota berpenduduk lima juta orang itu.

Pada Jumat malam, Militer Sudan menuduh RSF melanggar gencatan senjata, termasuk dengan mengebom secara sembarangan bandara dan istana presiden.

Dua gencatan senjata pada awal pekan ini pun dilaporkan gagal bertahan.

Baca juga: Konflik Sudan Terus Berkecamuk, Kirim Bantuan Hampir Tidak Mungkin, RS Kritis

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com