Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS-Filipina Mulai Latihan Militer Gabungan Terbesar, 18.000 Tentara Dilibatkan, Sasar Laut China Selatan

Kompas.com - 12/04/2023, 06:24 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP

MANILA, KOMPAS.com - Amerika Serikat dan Filipina meluncurkan latihan militer gabungan terbesar mereka pada Selasa (11/2/2023).

Sebanyak hampir 18.000 tentara mengambil bagian dalam latihan tahunan yang dijuluki Balikatan atau "bahu bahu" dalam bahasa Tagalog tersebut.

Latihan diadakan ketika kedua sekutu lama itu berusaha melawan keagresifan China yang semakin meningkat di kawasan Indo-Pasifik.

Baca juga: Jepang Kerahkah Jet Saat Kapal Induk China Mendekat

AS berjanji membela Filipina di Laut China Selatan yang penuh sengketa.

Dilansir dari AFP, latihan kali ini untuk pertama kalinya akan mencakup latihan tembakan langsung di Laut China Selatan, yang hampir seluruhnya diklaim oleh China.

Latihan perang yang akan berfokus pada peningkatan pertahanan maritim dan pesisir itu nyatanya dilakukan setelah China baru saja mengakhiri latihan militer selama tiga hari di sekeliling Selat Taiwan.

Dalam latihan tersebut, China salah satunya melakukan simulasi serangan presisi terhadap Taiwan.

Berlangsung hingga 28 April

Latihan Filipina dan Amerika Serikat kali ini dilaporkan akan berlangsung hingga 28 April 2023.

Sebelumnya, AS dan Filipina telah mencapai kesepakatan baru yang akan membuat empat pangkalan militer tambahan digunakan oleh pasukan AS, termasuk satu di dekat Laut China Selatan yang disengketakan dan satu lagi tidak jauh dari Taiwan.

Baca juga: China: Kesepakatan Pangkalan Militer Filipina-AS Bahayakan Perdamaian Regional

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan, Amerika Serikat menegaskan komitmen tak tergoyahkan untuk mendukung Filipina melawan segala intimidasi atau paksaan, termasuk di Laut China Selatan.

Sementara itu, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin menyampaikan, AS dan Filipina merencanakan latihan baru di Laut China Selatan akhir tahun ini yang akan melibatkan negara-negara lain.

Ditanya apakah Filipina khawatir dengan reaksi China, Sekretaris Pertahanan Nasional Filipina Carlito Galvez berkata, "Kami tidak mengharapkan reaksi kekerasan mengingat latihan ini dimaksudkan untuk pertahanan kolektif kami".

Berita tentang akses pangkalan yang diperluas sendiri telah mendorong China untuk menuduh Amerika Serikat membahayakan perdamaian dan stabilitas regional.

"Negara-negara di bagian dunia ini harus menjunjung tinggi kemerdekaan strategis dan dengan tegas melawan mentalitas Perang Dingin dan konfrontasi blok," kata Duta Besar China untuk Manila, Huang Xilian, pekan lalu.

Baca juga: Taiwan Deteksi 91 Jet dan 12 Kapal Perang China, Rusia Dukung Beijing

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com