Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 11/04/2023, 12:13 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber Reuters

TEL AVIV, KOMPAS.com - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Senin (10/4/2023), mengatakan dirinya akan mempertahankan posisi Yoav Gallant sebagai Menteri Pertahanan Israel, mengingat krisis keamanan yang meningkat di negara tersebut.

Pernyataan tersebut membalikkan keputusan pemecatan Gallant, yang memicu demonstrasi dan meningkatkan kewaspadaan di luar negeri.

Netanyahu mengaku telah menyelesaikan perselisihannya dengan Gallant terkait seruannya bulan lalu untuk menghentikan rencana perombakan sistem peradilan yang telah memecah belah pemerintah.

Baca juga: Erdogan: Turkiye Tak Tinggal Diam jika Israel Ubah Status Quo Al-Aqsa

Gallant menganggap rencana perombakan tersebut akan menimbulkan ancaman keamanan terhadap Israel.

Pekan lalu Netanyahu mengumumkan akan menunda pemecatan tersebut.

“Saya telah memutuskan untuk melupakan perbedaan di antara kami,” ujar Netanyahu dalam konferensi pers pada Senin.

Dia mengatakan dirinya dan Gallant telah bekerja sama erat selama dua minggu terakhir ini.

Seorang wisatawan asal Italia tewas dan lima lainnya mengalami luka-luka ketika sebuah mobil menabrak kerumunan pejalan kaki di Tel Aviv pada Jumat (7/4/2023).

Insiden tersebut terjadi hanya berselang beberapa jam setelah terjadinya penembakan terhadap dua kakak beradik asal Israel dan ibu mereka saat berkendara di Tepi Barat.

Kedua serangan itu dan serangan lintas perbatasan di Gaza dan Lebanon, telah menambah ketegangan antara Israel-Palestina pasca serangan yang dilakukan oleh polisi Israel di Masjid Al-Aqsa pada Rabu (5/4/2023) dini hari.

Baca juga: Pemimpin Hezbollah dan Hamas Bertemu di Beirut, Bahas Kesiapan Lawan Israel

Ketegangan itu berpotensi semakin meluas ketika Israel menanggapi rentetan roket dengan menghantam sasaran yang terkait dengan kelompok Hamas di wilayah Gaza dan bagian selatan Lebanon. Pertempuran itu terhenti pada hari Jumat lalu.

Sebuah jajak pendapat yang dilakukan Channel 13 News Israel pada hari Minggu (9/4/2023) menunjukkan Partai Likud, pimpinan Netanyahu, akan kehilangan lebih dari sepertiga kursi jika pemilu diadakan saat ini.

Netanyahu juga diprediksi akan gagal mendapatkan suara mayoritas dengan mitra koalisi sayap kanannya.

“Saya tidak terganggu oleh jajak pendapat itu,” tegas Netanyahu kepada wartawan.

Lebih jauh. Netanyahu mengatakan, hubungan dengan Amerika Serikat, yang tampak tegang karena rencana perombakan sistem peradilan, tetap lebih kuat dibanding sebelumnya.

Dia pun menyebut, kedua negara memiliki kerja sama keamanan dan intelijen yang solid.

Netanyahu juga membahas soal belum adanya undangan dari Gedung Putih untuk melakukan lawatan resmi setelah dia kembali menjabat sebagai perdana menteri.

“Tentunya akan ada lawatan, jangan khawatir,” ujar Netanyahu.

Pemerintah Netanyahu seperti diketahui telah menangguhkan undang-undang tentang perombakan sistem peradilan itu untuk memungkinkan adanya kompromi dengan pihak-pihak yang menentang rencana tersebut, menyusul gerakan demonstrasi yang meluas yang terjadi dalam beberapa minggu terakhir.

Baca juga: Pimpin Misa Paskah, Paus Fransiskus Ungkap Keprihatinan atas Kekerasan Baru Israel-Palestina

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya

Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Kosovo Tuding Serbia Berencana Caplok Wilayah Utaranya

Kosovo Tuding Serbia Berencana Caplok Wilayah Utaranya

Global
Media Asing: Indonesia Bantah Kabut Asap Akibat Kebakaran Hutan Sampai ke Malaysia

Media Asing: Indonesia Bantah Kabut Asap Akibat Kebakaran Hutan Sampai ke Malaysia

Global
Berjalan di Eskalator Sekarang Dilarang di Nagoya Jepang

Berjalan di Eskalator Sekarang Dilarang di Nagoya Jepang

Global
Perusahaan Energi Italia Umumkan Temuan Cadangan Gas Besar di Kalimantan Timur

Perusahaan Energi Italia Umumkan Temuan Cadangan Gas Besar di Kalimantan Timur

Global
Katalin Kariko dan Drew Weissman Raih Nobel Kedokteran 2023

Katalin Kariko dan Drew Weissman Raih Nobel Kedokteran 2023

Global
Kematian akibat Demam Berdarah di Bangladesh Capai 1.006 Orang, Jadi Wabah Terburuk

Kematian akibat Demam Berdarah di Bangladesh Capai 1.006 Orang, Jadi Wabah Terburuk

Global
Dokter di Pakistan Ini Gandeng Montir Motor Lakukan 328 Transplantasi Ginjal Ilegal

Dokter di Pakistan Ini Gandeng Montir Motor Lakukan 328 Transplantasi Ginjal Ilegal

Global
Hakim New York: Trump Lebih-lebihkan Nilai Properti untuk Kesepakatan Bisnis

Hakim New York: Trump Lebih-lebihkan Nilai Properti untuk Kesepakatan Bisnis

Global
Markas Besar Polisi di Ismailia Mesir Kebakaran, 38 Orang Terluka

Markas Besar Polisi di Ismailia Mesir Kebakaran, 38 Orang Terluka

Global
Hindari 'Government Shutdown', Biden Tanda Tangani UU Jangka Pendek

Hindari "Government Shutdown", Biden Tanda Tangani UU Jangka Pendek

Global
Rangkuman Hari Ke-585 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan AS Tak Pasti | Drone Gempur Perbatasan

Rangkuman Hari Ke-585 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan AS Tak Pasti | Drone Gempur Perbatasan

Global
Udara Singapura Bisa Ikut Memburuk akibat Kebakaran Hutan di Sumatera

Udara Singapura Bisa Ikut Memburuk akibat Kebakaran Hutan di Sumatera

Global
AS Hindari 'Government Shutdown', Bantuan ke Ukraina Kini Tak Pasti

AS Hindari "Government Shutdown", Bantuan ke Ukraina Kini Tak Pasti

Global
Mengenal Apa Itu 'Government Shutdown' dan Dampaknya di AS bila Terjadi

Mengenal Apa Itu "Government Shutdown" dan Dampaknya di AS bila Terjadi

Global
Turkiye Serang Basis Milisi PKK di Irak Usai Bom Bunuh Diri Guncang Ankara

Turkiye Serang Basis Milisi PKK di Irak Usai Bom Bunuh Diri Guncang Ankara

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com