Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Netanyahu Disumpah Jadi PM Israel, Bentuk Pemerintahan Sayap Kanan Sangat Konservatif

Kompas.com - 30/12/2022, 15:01 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

TEL AVIV, KOMPAS.com – Benjamin Netanyahu disumpah sebagai Perdana Menteri Israel pada Kamis (29/12/2022) dan membentuk pemerintahan sayap kanan yang sangat konservatif.

Netanyahu berjanji untuk memperluas pemukiman Yahudi di Tepi Barat yang diduduki dan menerapkan beberapa kebijakan lain yang mendapat kritik baik dari dalam maupun luar negeri.

Sebelumnya, dia berulangkali mencoba meredam kekhawatiran publik sejak aliansi politiknya yang berhaluan kanan memperoleh kursi mayoritas di parlemen dalam pemilu 1 November.

Baca juga: Veteran Angkatan Udara Israel Sebut Pemerintahan Baru Netanyahu Berbahaya

Beberapa sekutu Netanyahu dalam aliansinya saat ini adalah partai Religious Zionism dan Jewish Power, yang dengan keras menentang negara Palestina.

Di masa lalu, petinggi kedua partai tersebut menentang sistem peradilan Israel, minoritas Arab, dan hak-hak LGBT.

Netanyahu telah berulang kali berjanji untuk mempromosikan toleransi dan mengejar perdamaian.

Di depan parlemen, dia menyampaikan bahwa mengakhiri konflik Israel-Arab adalah prioritas utamanya.

Baca juga: Benjamin Netanyahu Kembali Berkuasa di Israel, Bentuk Pemerintahan Baru Paling Konservatif dalam Sejarah

Prioritas tersebut dibarengi dengan rencana menggagalkan program nuklir Iran dan membangun kapasitas militer Israel.

Terlepas dari aliansinya dengan komposisi sayap kanan yang sangat konservatif, Amir Ohana terpilih sebagai ketua parlemen.

Dilansir dari Reuters, Ohana adalah seorang loyalis Netanyahu yang secara terbuka menyatakan diri sebagai gay.

Bagi warga Palestina, Pemerintah Israel yang dipimpin Netanyahu saat ini akan membuat situasi di kawasan tersebut semakin suram.

Baca juga: Netanyahu Pikir Perdamaian Israel-Saudi Bisa Akhiri Konflik Arab-Israel

Partai Likud yang dipimpin Netanyahu mengatakan dalam pedomannya bahwa perluasan pemukiman Yahudi di Tepi Barat merupakan hak eksklusif dan tidak dapat disangkal.

Sebagian besar negara-negara di dunia menganggap permukiman yang dibangun di Tepi Barat yang diduduki merupakan tindakan ilegal.

“Pedoman ini merupakan eskalasi yang berbahaya dan akan berdampak bagi kawasan,” kata Juru Bicara Presiden Palestina Mahmoud Abbas Nabil Abu Rudeineh.

Tahun ini, Tepi Barat mengalami periode kekerasan terburuknya sejak 2015. Sepanjang tahun ini, pasukan Israel melakukan serangkaian penyerbuan yang keras.

Baca juga: Netanyahu Amankan Mayoritas Parlemen Israel, Makin Dekat Bentuk Pemerintahan Baru

Abbas mengkritik pemerintahan baru di Israel. Dia menyebut Pemerintah Israel saat ini memiliki moto ekstremisme dan apartheid.

Sementara itu, Presiden AS Joe Biden menyampaikan bahwa berharap dapat bekerja sama dengan Netanyahu untuk mengatasi ancaman regional dan untuk mempromosikan perdamaian regional, termasuk dengan Palestina.

“Amerika Serikat akan terus mendukung solusi dua negara dan menentang kebijakan yang membahayakan kelangsungannya atau bertentangan dengan kepentingan dan nilai bersama kita,” kata Biden.

Baca juga: Netanyahu Menang Pemilu Israel, Menlu AS Langsung Telepon Presiden Palestina

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters

Terkini Lainnya

Giliran Jepang Akan Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

Giliran Jepang Akan Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

Global
Pemukim Yahudi Incar Tanah di Tepi Pantai Gaza: Ini Tuhan Berikan kepada Kami

Pemukim Yahudi Incar Tanah di Tepi Pantai Gaza: Ini Tuhan Berikan kepada Kami

Global
Rangkuman Hari Ke-764 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Desak Mike Johnson | Rusia Klaim Punya Bukti Ukraina Terlibat Penembakan Konser

Rangkuman Hari Ke-764 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Desak Mike Johnson | Rusia Klaim Punya Bukti Ukraina Terlibat Penembakan Konser

Global
Mahasiswi Indonesia di Jerman Meninggal Dunia dalam Kecelakaan Bus 

Mahasiswi Indonesia di Jerman Meninggal Dunia dalam Kecelakaan Bus 

Global
Pejabat AS Sedang Debatkan Kentang Termasuk Sayuran atau Bukan

Pejabat AS Sedang Debatkan Kentang Termasuk Sayuran atau Bukan

Global
Kekerasan Geng di Haiti Tewaskan 1.500 Orang dalam 3 Bulan

Kekerasan Geng di Haiti Tewaskan 1.500 Orang dalam 3 Bulan

Global
Bus Terjun ke Jurang di Afrika Selatan, 45 Orang Tewas, Hanya Gadis 8 Tahun yang Selamat

Bus Terjun ke Jurang di Afrika Selatan, 45 Orang Tewas, Hanya Gadis 8 Tahun yang Selamat

Global
Rusia Klaim Punya Bukti Pelaku Penembakan Konser Moskwa Terkait dengan Ukraina

Rusia Klaim Punya Bukti Pelaku Penembakan Konser Moskwa Terkait dengan Ukraina

Global
Mahkamah Internasional Perintahkan Israel Pastikan Bantuan Kemanusiaan Sampai Gaza 

Mahkamah Internasional Perintahkan Israel Pastikan Bantuan Kemanusiaan Sampai Gaza 

Global
[POPULER GLOBAL] Korban Suplemen di Jepang Bertambah | Padmarajan 238 Kali Kalah di Pemilu

[POPULER GLOBAL] Korban Suplemen di Jepang Bertambah | Padmarajan 238 Kali Kalah di Pemilu

Global
Atas Usul Indonesia, UNESCO Akui Idul Fitri dan Idul Adha Jadi Hari Besar Keagamaan

Atas Usul Indonesia, UNESCO Akui Idul Fitri dan Idul Adha Jadi Hari Besar Keagamaan

Global
Dampak Penembakan Konser Moskwa, Etnis Tajik Alami Rasialisme di Rusia

Dampak Penembakan Konser Moskwa, Etnis Tajik Alami Rasialisme di Rusia

Global
Putin Tak Berencana Kunjungi Keluarga Korban Penembakan Konser Moskwa

Putin Tak Berencana Kunjungi Keluarga Korban Penembakan Konser Moskwa

Global
WHO Soroti Peningkatan Cyberbullying, Pengaruhi 1 dari 6 Anak Sekolah

WHO Soroti Peningkatan Cyberbullying, Pengaruhi 1 dari 6 Anak Sekolah

Global
TikTok Larang Influencer Australia Promosikan Produk Kantong Nikotin

TikTok Larang Influencer Australia Promosikan Produk Kantong Nikotin

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com