8 Februari: Perekonomian Sri Lanka diperkirakan akan tumbuh lagi mulai akhir tahun ini dan pemerintah berharap negara itu akan keluar dari krisis ekonomi pada tahun 2026, kata presiden, ketika ratusan orang memprotes kenaikan pajak penghasilan hingga 36 persen di tengah inflasi tinggi.
Baca juga: Sri Lanka Setop Rekrutmen PNS karena Krisis Ekonomi
16 Februari: Negara menaikkan harga listrik sebesar 66 persen.
21 Februari: Data pemerintah menunjukkan Indeks Harga Konsumen Nasional Sri Lanka turun dari tahun ke tahun menjadi 53,2 persen di bulan Januari, setelah naik 59,2 persen di bulan Desember.
8 Maret: Bank Ekspor-Impor China memberi tahu Sri Lanka bahwa pihaknya akan mencoba untuk menyelesaikan dalam beberapa bulan mendatang bagaimana memperlakukan utang yang harus dibayar oleh negara yang dilanda krisis, menurut sebuah surat yang dilihat oleh Reuters, yang juga menegaskan kembali moratorium utang yang jatuh tempo pada tahun 2022 dan 2023.
Baca juga: Krisis Sri Lanka Terkini: Harga BBM Turun, Antrean SPBU Berkurang Jadi Hitungan Jam
20 Maret: IMF mengatakan dewan eksekutifnya menyetujui bailout hampir 3 miliar dollar AS untuk Sri Lanka. Keputusan tersebut akan memungkinkan pencairan segera sekitar 333 juta dollar AS.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.