Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Krisis Sri Lanka Terkini: Harga BBM Turun, Antrean SPBU Berkurang Jadi Hitungan Jam

Kompas.com - 17/10/2022, 21:06 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

COLOMBO, KOMPAS.com - Sri Lanka yang dilanda krisis menurunkan harga bahan bakar pada Senin (17/10/2022), menjadi pemotongan kedua dalam beberapa minggu.

Kementerian Energi Sri Lanka mengatakan, harga bensin akan dikurangi 40 rupee (Rp 1.680) menjadi 370 rupee (sekitar Rp 15.000) per liter mulai Senin (17/10/2022) malam waktu setempat setelah penurunan 10 persen pada awal bulan ini.

Namun, harga BBM Sri Lanka saat ini masih dua kali lipat dari sebelum krisis tahun lalu, sementara solar 3,5 kali lebih tinggi dari harga Desember 2021.

Baca juga: Nasib Naas Nelayan Sri Lanka: Tak Ada Minyak Tanah, Tak Bisa Melaut, Tak Dapat Ikan

Awal tahun ini pengendara butuh waktu berminggu-minggu untuk mendapatkan bahan bakar, berujung pada protes panjang yang memaksa presiden Gotabaya Rajapaksa meninggalkan negara itu pada Juli lalu mundur.

Antrean di SPBU sekarang berkurang menjadi hitungan jam dalam beberapa minggu terakhir, tetapi BBM masih dijatah secara ketat karena kekurangan dollar yang dibutuhkan untuk membayar impor penting.

Angkutan umum juga terhenti karena kurangnya solar, tetapi sekarang layanannya hampir kembali normal meskipun banyak tarif naik berlipat ganda, sama dengan melonjaknya harga untuk layanan dan barang lain.

Selain pandemi Covid-19 dan perang di Ukraina, krisis Sri Lanka yang terburuk sejak kemerdekaan mereka ini juga sebagian disebabkan oleh pemotongan pajak tajam yang diumumkan oleh Gotabaya Rajapaksa setelah berkuasa pada November 2019.

Baca juga:

Krisis Sri Lanka membuat pemerintah gagal membayar utang luar negeri 51 miliar dollar AS (Rp 788,11 triliun) pada April 2022.

Pengganti Gotabaya Rajapaksa, Ranil Wickremesinghe, membatalkan beberapa pemotongan pajak dan menerapkan kebijakan pendapatan baru.

Dana Moneter Internasional (IMF) untuk sementara menyetujui dana talangan empat tahun senilai 2,9 miliar dollar AS (Rp 44,81 triliun) guna meringankan krisis Sri Lanka.

Baca juga: Krisis Sri Lanka: Kegagalan Manajemen dan Tata Kelola Keuangan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Terkini Lainnya

Serangan Roket dan Drone Rusia, 2 Warga Ukraina Tewas

Serangan Roket dan Drone Rusia, 2 Warga Ukraina Tewas

Global
Gencatan Senjata di Gaza Masih Bergantung Israel

Gencatan Senjata di Gaza Masih Bergantung Israel

Global
Balita Ini Sebut Ada Monster di Dinding Kamar, Ternyata Sarang 50.000 Lebah

Balita Ini Sebut Ada Monster di Dinding Kamar, Ternyata Sarang 50.000 Lebah

Global
Serang Wilayah Ukraina, Pesawat Tempur Rusia Ditembak Jatuh

Serang Wilayah Ukraina, Pesawat Tempur Rusia Ditembak Jatuh

Global
Remaja 16 Tahun di Australia Ditembak di Tempat setelah Lakukan Serangan Pisau

Remaja 16 Tahun di Australia Ditembak di Tempat setelah Lakukan Serangan Pisau

Global
Sempat Jadi Korban AI, Warren Buffett Beri Pesan Serius

Sempat Jadi Korban AI, Warren Buffett Beri Pesan Serius

Global
Kompetisi Band Metal Kembali Digelar di Jeddah

Kompetisi Band Metal Kembali Digelar di Jeddah

Global
Di KTT OKI Gambia, Menlu Retno: Negara Anggota OKI Berutang Kemerdekaan kepada Rakyat Palestina

Di KTT OKI Gambia, Menlu Retno: Negara Anggota OKI Berutang Kemerdekaan kepada Rakyat Palestina

Global
Warga Palestina Berharap Perang Berakhir, Tapi Pesimis Gencatan Senjata Cepat Terwujud

Warga Palestina Berharap Perang Berakhir, Tapi Pesimis Gencatan Senjata Cepat Terwujud

Global
Politikus Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Kali Ketiga

Politikus Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Kali Ketiga

Global
Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Global
Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Global
Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Global
China Luncurkan Chang'e-6 ke Sisi Jauh Bulan, Ini Misinya

China Luncurkan Chang'e-6 ke Sisi Jauh Bulan, Ini Misinya

Global
Rangkuman Terjadinya Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa di 8 Negara

Rangkuman Terjadinya Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa di 8 Negara

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com