Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapal Militer China Berlabuh di Sri Lanka, India Khawatir Dimata-matai

Kompas.com - 17/08/2022, 12:31 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

HAMBANTOTA, KOMPAS.com – Sebuah kapal militer China tiba di pelabuhan yang dibangun Beijing di Sri Lanka selatan pada Selasa (16/8/2022).

Kapal bernama Yuan Wang 5 tersebut berlayar Pelabuhan Hambantota dan disambut oleh sejumlah pejabat Sri Lanka dan China.

Kehadiran kapal tersebut dapat memicu kekhawatiran di India. Sejauh ini, New Delhi memandang meningkatnya pengaruh China di Samudra Hindia dengan kecurigaan.

Baca juga: Abaikan Peringatan AS dan India, Sri Lanka Izinkan Kapal Kontroversial China Berlabuh di Pelabuhannya

Sri Lanka menyebut bahwa Yuan Wang 5 merupakan kapal penelitian ilmiah, sebagaimana dilansir Associated Press.

Tetapi, India khawatir bahwa kapal itu dapat digunakan untuk memata-matai wilayah tersebut. Beberapa laporan media menyebut Yuan Wang 5 sebagai “kapal mata-mata”.

“Yuan Wang 5 adalah kapal pelacak yang kuat yang jangkauan udaranya signifikan, sekitar 750 km. Berarti beberapa pelabuhan di Kerala, Tamil Nadu, dan Andhra Pradesh bisa berada di radar China,” tulis surat kabar Indian Express.

Kehadiran Yuan Wang 5 dan munculnya kekhawatiran menggarisbawahi persaingan antara India dan China di Sri Lanka.

Baca juga: Setelah Tinggal di Singapura, Mantan Presiden Sri Lanka ke Thailand

Selama lebih dari satu dekade, lokasi strategis Sri Lanka di Samudra Hindia serta di salah satu rute pelayaran tersibuk telah membuat kedua negara bersaing untuk mendapatkan pengaruh di negara tersebut.

Selama bertahun-tahun, Beijing secara luas dipandang cukup unggul dengan pinjaman yang mengalir bebas dan investasi infrastrukturnya.

Tetapi, keruntuhan ekonomi Sri Lanka membuktikan peluang bagi India untuk mendapatkan pengaruh yang lebih besar. New Delhi lantas masuk dengan bantuan keuangan dan material yang besar kepada Kolombo.

Baca juga: India Protes Kunjungan Kapal Militer China ke Sri Lanka, Singgung Masalah Keamanan

Kapal China

Pekan lalu, Kementerian Luar Negeri Sri Lanka Kapal tersebut mengatakan bahwa Yuan Wang 5 memiliki izin untuk berlabuh di Hambantota hingga 22 Agustus.

Kementerian tersebut menambahkan, China setuju agar kapal itu tetap mengaktifkan sistem identifikasinya dan tidak akan melakukan kegiatan penelitian apa pun saat berada di perairan Sri Lanka.

“Mengingat dinamika geopolitik di kawasan dan kerentanan berat Sri Lanka di bidang ekonomi, Sri Lanka bermain dengan dua api di tingkat diplomatik,” kata analis hubungan internasional Ranga Kalansooriya.

Baca juga: Singapura Tak Akan Beri Perlakuan Khusus ke Mantan Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa

Associated Press melaporkan, keluarga kapal Yuan Wang berdinas untuk kekuatan rudal China dan program luar angkasa Beijing.

Laporan media resmi China sebelumnya menyebutka, sejumlah perwira Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) berada di rantai komando kapal kelas Yuan Wang, meski juga ada masyarakat sipil sebagai kru kapal.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin menepis kekhawatiran tentang kapal itu dalam sebuah briefing pada Selasa.

“Saya ingin menegaskan kembali bahwa penelitian ilmiah kelautan yang dilakukan oleh kapal penelitian Yuan Wang 5 sesuai dengan hukum internasional dan praktik umum internasional, dan tidak akan memengaruhi keamanan dan kepentingan ekonomi negara mana pun,” ujar Wang.

Baca juga: Sri Lanka Butuh Bantuan Mendesak untuk Beri Makanan ke Anak-anak

Berita video "Kapal Militer China Berlabuh di Pelabuhan Sri Lanka, Timbulkan Kekhawatiran India" dapat disimak di bawah ini


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com